Kajian Malam Jum’at IBS; Memupuk Habit Ramadhan
Penulis: Mila Sari
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan di bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
“Itulah do’a yang pantas kita lantunkan di bulan yang mulia ini, agar kita senantiasa beroleh berkah dari Allah Swt dan mengharap dapat merasakan manisnya iman serta manisnya beribadah di bulan Ramadhan, semata untuk menggapai derajat ketakwaan pada Allah Yang Esa.” Ucap ustadz Rahmat Kurnia mengawali kajian Kamis malam kali ini.
Alhamdulillah, IBS (Insantama Boarding School) Insantama kembali mengadakan kajian malam Jum’at, kali ini dengan tema yang sangat spesial, yakni “Memupuk Habit Ramadhan.” Tema ini dianggap penting untuk dibahas agar kita lebih bersiap-sedia dan bergembira menyambut kedatangan bulan suci yang dinantikan umat muslim sedunia.
Seperti biasa, agenda ini dilangsungkan seba’da isya hingga 45 menit ke depan, bertempat di masjid pendidikan Insantama lantai dua dan diikuti oleh semua santri IBS, baik ikhwan maupun akhwat, SMP dan SMA.
Di awal, ustadz Rahmat Kurnia mengajarkan kepada semua santri yang hadir lantunan do’a di bulan Rajab dan bersama-sama menghafalkan.
“Para ananda sekalian, kita harus selalu meningkatkan semua kebaikan karena keberkahan itu adalah bertambahnya kebaikan dalam diri.” Ungkap beliau
Beliau juga menjelaskan bahwa, ada dua hal yang butuh pembiasaan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, yaitu keadaan bathinnya atau jiwa yang taat dan ketaatan yang tampak secara zahir.
“Anak-anak sekalian, secara bathin atau jiwa, habit Ramadhan dapat terlihat dalam semangat kita untuk menunaikan kewajiban meraih takwa. Terikat dengan aturan Allah Swt karena selalu merasa diawasi oleh Allah Swt, sehingga kita akan selalu senantiasa menahan diri dari tidak makan dan minum padahal hukum asalnya boleh, kemudian kita juga akan berbuka pada waktu adzan sesuai ketentuan. Selain itu, kita juga akan berupaya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa serta menjaga panca indera agar tidak berbuat maksiat. Melatih sabar karena puasa itu merupakan setengah dari kesabaran dan yang terakhir, menahan hawa nafsu dan godaan setan.” Jelas beliau secara gamblang pada semua peserta yang hadir
“Sesungguhnya setan itu berjalan pada anak manusia dalam aliran darah maka sempitkanlah oleh kalian jalan-jalannya itu dengan lapar.” (Mutafaqqun ‘alaihi)
Ustadz Rahmat Kurnia menjelaskan kepada semua santri yang hadir, bahwa lapar yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah melakukan ibadah puasa.
“Anak-anak semua, habit Ramadhan secara zahir itu akan tampak saat bangun pagi untuk sahur, sebagai mana ketentuan nash; “Sahurlah kalian sebab di dalam sahur itu ada keberkahan” (HR. Bukhari) dan juga dalam hadits yang bunyinya: “Ya Allah, berkahilah umurku di pagi harinya” (Abu Dawud dan Ibnu Majah).” Sambung beliau dalam penjelasannya
“Selain dalam aktifitas sahur, hal ini juga tampak dalam aktifitas kita membaca Al-Qur’an hingga khatam serta tetap produktif Bekerja dan belajar sambil berpuasa. Memakmurkan masjid dan menjalin silaturahmi. Para ananda sekalian ketahuilah bahwa Perang Badar, Perang Khandaq dan Fathul Makkah itu terjadi pada bulan Ramadhan.” Jelas beliau
Semoga dengan materi malam kali ini, para ananda lebih bersemangat lagi untuk membentuk kebiasaan baik dan ketaatan dalam diri sehingga nuansa Ramadhan akan mudah diraih.[]