Ke gunung lihat panorama
Di sana ada ular berbisa
Selamat untuk SDIT Insantama
Gelar IMD yang luar biasa
Begitulah lantunan pantun yang disampaikan oleh Ibu Sandra Berliana, SE. MM. saat memberikan sambutan pada pembukaan Insantama Market Day (IMD) yang dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Februari 2024 di pelataran depan gedung SDIT Insantama. Beliau adalah Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bogor.
Beliau sangat mengapresiasi kegiatan IMD ini. “Di kegiatan IMD ini, sekolah telah menanamkan karakter yang biasa ditemukan di dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu karakter religius dan juga sosial. Sekolah juga melaksanakan bentuk kegiatan yang sudah mengimplementasikan karakter Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yaitu jujur, sabar, dan tak kenal lelah,” ungkap Ibu Sandra di hadapan para siswa, guru, dan juga orang tua yang turut hadir.
Tidak hanya Ibu Kasi Kurikulum yang hadir mewakili Dinas Pendidikan Kota Bogor. Turut berkenan hadir adalah Bapak Herman Suherman, S.Pd, M.Pd, selaku Pengawas Pembina Gugus VI SD. Beliau terlihat ceria dan sangat mendukung kegiatan semacam IMD ini. “Sebagai penjual IMD, anak-anak akan terbangun hal-hal positifnya, seperti munculnya gagasan, inovasi, kreativitas, dan juga critical thinking,” terang beliau saat memberikan sambutannya.
Dengan semangat, beliau juga menyampaikan pandangannya, “Dengan tema yang dipilih, Berniaga Ala Rasulullah, Raih Hidup Lebih Berkah, para siswa akan benar-benar bisa menerapkan bagaimana transaksi jual beli sesuai dengan syari’ah Islam sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Kita juga bisa meneladani beberapa sifat Rasulullah Saw. untuk bisa diterapkan dalam kegiatan jual beli di IMD ini, yaitu jujur, amanah, fathanah, dan tabligh.”
Kegiatan IMD memang salah satu kegiatan yang selalu dinanti para siswa. Di kegiatan IMD ini memang sekolah memberikan kebijakan kepada para siswa yang memperbolehkan siswanya untuk membawa uang jajan. Bertolak belakang dengan aturan yang berlaku, bahwa dalam kesehariannya, siswa dilarang untuk membawa uang saku.
“Kebijakan ini dalam rangka untuk membentuk sikap para siswa agar tidak konsumtif sejak kecil. Di samping juga untuk menghindari jajanan yang tidak sehat dan kurang higienis,” kata Pak Adi Fadjar Nugroho, yang biasa dipanggil Pak Fajar, memberikan penjelasannya terkait kebijakan siswa tidak boleh membawa uang saku saat sekolah. Beliau adalah kepala SDIT Insantama.
“Ananda sudah tidak sabar menantikan IMD ini. Dari kemarin-kemarin sudah menanyakan terus, kapan IMD, Bun?” ungkap Ibu Erissa Yulindawati, yang akrab dipanggil Bu Echa, memberikan gambaran betapa Sulthan, putera ketiganya, begitu sangat mengharapkan kegiatan IMD ini segera tiba.
“Dia sudah merencanakan jenis mainan dan juga makanan minuman apa yang akan dibelinya. Sulthan juga selalu mengingatkan jangan lupa untuk disiapkan uang jajannya,” tambah Bu Echa sambil tersenyum. Puteranya yang bernama lengkap Sulthan Muhammad Hafizuddin adalah siswa kelas II B. Siswa kelas I dan II hanya boleh menjadi pembeli saja, belum diperkenankan menjadi pedagang. Panitia memberikan kebijakan, siswa yang diperbolehkan menjadi pedagang adalah siswa kelas III – VI.
Tidak hanya Sulthan, hampir semua siswa juga memberikan komentar yang sama berkaitan dengan kegiatan IMD ini. “Ana sudah tidak sabar menantikan IMD ini. Ana senang menjadi penjual. Ana sudah kedua kalinya menjadi penjual. Di IMD kemarin ana juga menjadi penjual,” ungkap ananda Inara yang bernama lengkap Inara Ainuha Alhanin saat ditanyakan terkait kegiatan IMD. Ananda Inara adalah siswa kelas III C.
Inara sangat senang menjadi penjual. “Menjadi penjual adalah keinginan ana sendiri. Ana menjual macam-macam ATK, ada slime, pensil mekanik, penyerut, penggaris, dan penghapus. Alhamdulillah jualannya hampir habis, hanya ada sisa sedikit,” terang Inara malu-malu.
Begitulah IMD, kegiatan yang selalu dinantikan para siswa. Mungkin tidak hanya siswa. Para guru dan juga orang tua pun sepertinya merasakan hal serupa. Inginnya selalu ada IMD. Wallahu a’lam bishawab… [].