Cerdas Retorika ‘Tuk Taklukkan Dunia’

-

“Jika kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.”
(HOS. Tjokroaminoto)

Setiap orang mungkin bisa berbicara, namun tidak semua orang dapat berbicara dengan baik. Maka dari itu pada pagi yang cerah ini IBS (Islamic Boarding School) Insantama menyelenggarakan Training Retorika Dakwah khusus kelas VII dan X  (11/09/2022) berlokasi di Auditorium SIT Insantama guna mengasah kemampuan retorika calon pemimpin.

Seseorang yang menguasai skill retorika tertentu, dia akan mampu membuat para audience tertawa terpingkal-pingkal, atau dapat juga membuat para pendengarnya terharu biru hingga menangis tersedu-sedu. Demikian juga, dengan kecerdasan retorikanya dapat membuat dunia terguncang dengan dahsyatnya! Lantas bagaimana itu semua dapat terjadi dan apa kuncinya? Jawabannya sama, yakni sangat ditentukan oleh isi kepala oratornya, yaitu berupa gagasan atau pikiran yang hendak dilemparkan di hadapan segenap penontonnya.

Pada training kali ini, dipandu secara langsung oleh coach kondang ahli publik speaking, yakni ustadz Nur Fajarudin. Perlu diketahui bahwa beliau merupakan seorang scriptwriter pada project Jejak Khilafah di Nusantara (JKDN), founder sekaligus pegiat Komunitas Literasi Islam serta menjadi salah satu pengajar di SMPIT Insantama.

Nuansa training yang aktif dan enerjik terasa kental bagi seluruh peserta yang hadir. Kepiawaian coach dalam mengemas materi menjadi daya tarik tersendiri dalam training ini. Ustadz Fajar, begitu sapaannya, memberikan beberapa tips aplikatif dalam persiapan retorika dakwah yakni diawali meluruskan niat, kemudian penguasaan materi, pemahaman audien serta konsep acara yang matang. Selain itu menurut beliau salah satu kunci utama dalam sukses retorika harus percaya diri. Sebaik apapun gagasan yang disampaikan jika tidak percaya diri maka sia-sia belaka.

Pada sesi tanya jawab, terdapat pertanyaan menarik dari salah satu peserta yakni, “Mengapa bapak ingin menjadi ahli public speaker dan apa motivasinya?”, dengan lantang dan lugas beliau menjawab, “Apa yang dibicarakan bisa hilang dan yang ditulis akan abadi. Namun saya ingin dikenang sebagai pembicara yang baik, selain itu dengan cerdas retorika kita dapat menyampaikan suatu gagasan dengan tepat kepada para pendengar”.

Rupanya siang tak menyurutkan semangat peserta dalam mengikuti training. Ketika diminta untuk membuat naskah retorika on the spot serta mempraktikkannya peserta sangat antusias bahkan tak segan untuk berdiskusi langsung dengan pemateri. Beberapa diantara peserta yang maju mereka telah berhasil mengemas dengan apik retorika dakwah yang membanting dan mengunci pemahaman, sehingga mampu mengguncang dunia.
Seusai training berlangsung, salah satu peserta yakni Nabila Aufa dari kelas X merasa sangat tercerahkan menurutnya, “Hal yang keren dari training kali ini adalah walaupun materi cukup kompleks namun dapat disampaikan dengan aplikatif dan menarik, sehingga membuat para peserta antusias, fokus dan dapat mempraktikkan ilmu yang diajarkan.”

Semoga dengan adanya Training Retorika Dakwah membuat ananda semakin percaya diri dan mampu mengembangkan gagasan-gagasan hebat. Semangat Upgrade diri dengan cerdas ber-retorika wahai anandas Calon Pemimpin, karena diantara gerakan besar di dunia ini diinspirasi oleh ahli-ahli pidato.[]