Dunia adalah ladang menuju akhirat. Keyakinan seperti ini harus kita yakini tanpa adanya keraguan sedikitpun. Harus memahami bahwa kehidupan dunia ini sementara, sedangkan yang kekal itu adalah akhirat.
Alhamdulillah seperti biasa, kajian malam Jum’at kembali diselenggarakan di Masjid Pendidikan Insantama (MPI) lantai dua. Agenda ini diadakan pada Kamis, 1 September 2022 bakda shalat isya. Agenda ini diisi langsung oleh ustadz MR. Kurnia selaku Direktur Pendidikan SIT (Sekolah Islam Terpadu) Insantama dan diikuti oleh semua santri IBS (Islamic Boarding School) Insantama beserta para Muaddib dan Muaddibah.
Beliau menjelaskan bahwa iman itu naik dan turun, tapi bukan keimanan dan kepercayaannya akan hari kiamat yang kadang naik dan kadang turun. Tapi yang naik dan turun itu adalah dampak perbuatan kita terhadap keimanan dan kepercayaan kita itu terhadap hari kiamat. Sedang keimanan akan adanya hari kiamat, itu konstan atau tetap dan tidak boleh berkurang sedikitpun.
“Bila keimanan kadang naik, kadang turun, jangan berhenti sampai disitu. Karena iman itu naik karena ketaatan dan turun karena kecendrungan akan maksiat. Jadi anak-anakku sekalian, naik turunnya itu adalah sesuatu yang biasa karena itu sudah pernah dikabarkan oleh nabi.” Jelas beliau pada peserta yang menanyakan tentang kualitas keimanan yang tidak konstan.
“Naik turun itu adalah sesuatu yang alami dan wajar, tapi jangan sampai turun secara terus menerus karena itu akan menjadikan kita termasuk orang yang merugi. Kalau keimanan kita turun terus, akan tergolong kedalam golongan orang-orang yang celaka. Jadi, bila terasa turun, maka segera bangkitkan kembali dengan menjalankan ketaatan dan kedekatan pada Allah Swt.” Ungkap beliau dihadapan semua peserta yang hadir.
Amal dunia, haruslah diniatkan untuk akhirat. Jangan sekedar hanya untuk amal dunia saja dan hanya akan habis untuk dunia saja. Semua tentu, bila kita meniatkannya untuk ibadah pada Allah Swt. Bukan kerena ingin dikatakan baik dan dermawan oleh manusia, tapi karena memang mengharapkan rida Allah Swt, hingga perbuatan tersebut menjadi amal akhirat dan kelak kita akan mendapatkan balasan dari setiap kebaikan yang telah kita sebarkan.
“Misalkan begini anak-anak, antum punya kelebihan rezki nihh misalnya dari orang tua antum. Antum traktir teman-teman biar dinilai orang yang baik dan dermawan. Nah, prilaku seperti ini keliru, tidak akan sampai antum rasakan nanti di akhirat manfaatnya. Tapi kalau antum berikan kepada orang-orang yang membutuhkan dengan rasa ikhlas dan niatnya hanya karena ingin rida Allah saja, maka antum telah beramal di dunia ini untuk kebaikan antum di akhirat kelak. Sama-sama memberi tapi beda nanti akhirnya.” Jelas beliau.
Para peserta menyimak dengan seksama penjelasan demi penjelasan yang beliau sampaikan. Rasa antusias mereka ungkapkan dalam bentuk mengungkapkan pertanyaan di sesi tanya jawab, menambah suasana agenda kajian Jum’at malam ini semakin hidup.
Semoga dengan adanya tema kajian di malam Jum’at kali ini, semakin menambah pemahaman para santri IBS akan pentingnya memiliki sebuah keyakinan yang mantap tentang hari kiamat. Sehingga apapun aktifitas dan amal yang mereka lakukan, itu tidak hanya sekedar habis di dunia ini saja. Akan tetapi amal itu akan mereka tuai di akhirat kelak sebagai kebaikan untuk diri mereka sendiri. Selalu ikhlas beramal karena Allah Swt, walau sekecil apapun amal itu dan caranya tentu sesuai dengan apa yang sudah diajarkan menurut Islam. Karena dua hal itulah kunci diterimanya amal oleh Allah Swt sebagai amalan yang shalih, yang membuahkan kebaikan dunia, akhirat, pahala dan surga Allah Swt.[]