Deretan siswa yang berjalan rapi menarik perhatian para pejalan yang memadati trotoar pagi itu. Ratusan siswa-siswi kelas 7 SMPIT Insantama dengan seragam putih-biru (28/10) berjalan menuju halaman Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (MUNASAIN) di Kota Bogor. Petugas museum menyambut penuh senyuman atas kedatangan ananda dalam program rihlah ilmiah mapel IPS. Tidak disangka, pada hari sumpah pemuda ini terdapat kegiatan lain di museum yang dihadiri oleh Bpk Yosep Berliana, Kasi. Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bogor turut menyambut kehadiran ananda di halaman museum. Beliau berkomentar, “Belajar itu ya seperti ini, tidak harus di kelas terus” sebagai wujud rasa senang beliau melihat ananda belajar dengan berkunjung ke museum.
Awalnya museum ini dikenal dengan gedung Etnobotani Indonesia yang diresmikan oleh Bpk BJ. Habibie tahun 1982. Namun, pemerintah merubah menjadi MUNASAIN sejak 31 Agustus 2016. Tampilan display dengan desain yang modern disertai layar informasi digital dalam museum mempermudah siswa untuk menggali banyak informasi dan ilmu pengetahuan. Ketersediaan lebih dari 2000 koleksi menghadirkan kekayaan alam indonesia yang sangat beraneka ragam. Sejarah penelitian botani, berbagai jenis rempah dan obat-obatan, macam-macam kayu, permainan tradisional, dan lainnya tersaji dengan menarik untuk dicatat oleh ananda. “Senang bisa belajar di museum ini sampai bisa mencicipi rempah-rempahnya”, komentar Eri kelas 7C.
Ketertarikan ananda berlanjut saat memasuki ruang teater. Ananda mendapat tayangan film dokumenter “Lengguru The Lost World” yang memaparkan bentang alam yang sangat unik di alam papua. Daerah dengan pegunungan karst tumbukan lempeng asia dan australia. Keanekaragaman hayati sangat langka banyak ditemukan di lengguru. Binatang dalam laut yang warna-warni nan transparan, laba-laba unik di dalam gua, hingga jenis burung yang tidak ditemukan di wilayah manapun. Film dokumenter yang penuh inspirasi untuk terus mensyukuri atas keindahan yang telah Allah SWT ciptakan di dunia ini.
Rihlah ilmiah telah berlangsung lebih dari 2 jam membawa nuansa pembelajaran yang terus menghasilkan karya dan menginspirasi merasuk dalam alam sadar ananda. Memang
Pemuda tak cukup bersumpah, tetapi harus terus belajar dan berkarya dalam mendaki kehidupan agar menjadi pemimpin sejati kelak dikemudian hari.
Penulis: Iqbal Maulidi
Editor: Nur Fajarudin