Wisata Edukasi Literasi ke IBF Jakarta

-

Reportase:
Klub Bahasa SDIT Insantama Adakan Kunjungan ke IBF Jakarta

“Pilihlah buku yang berkualitas, yang bisa memberikan pencerahan ataupun inspirasi buat kebaikan Antum.” Pesan Pak Nono Hartono, selaku PJ Ekspresi Klub Bahasa SDIT Insantama, sesaat sebelum keberangkatan. Pagi ini, Jum’at tanggal 28 Februari 2020, tim Ekspresi Klub Bahasa mengadakan kegiatan kunjungan wisata edukasi literasi ke Islamic Books Fair (IBF) yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Kegiatan yang diadakan setiap tahunnya ini memberikan kesempatan kepada para anggota Ekspresi Klub Bahasa (sebelumnya bernama Ekspresi Jurnalis Club) untuk hunting buku-buku Islami berkualitas dan terjangkau harganya.

Para siswa anggota Ekspresi Klub Bahasa sudah sedari pukul 05.45 WIB mulai berdatangan ke Masjid Nurul Amal yang ada di depan area Yonif 315 Garuda Gunung Batu, sebagai titik kumpul. Alhamdulillah pukul 06.20 WIB semua siswa sudah berkumpul dan diberikan arahan oleh Pak Nono. Intinya, mereka diharapkan mampu memilih buku yang benar-benar layak untuk dibaca. Tiap siswa diharuskan membeli minimal 1 buku dari uang saku maksimal Rp 100.000,- yang diperbolehkan untuk dibawa. “Jangan lupa, dari buku yang sudah Antum beli itu, Antum diharuskan mengerjakan tugas membuat resensi di form yang sudah kami siapkan. Hasil tulisan resensi yang sudah dibuat, silahkan dikumpulkan maksimal Jum’at minggu depan,” tegas Pak Nono di akhir penyampaian arahannya.

Pukul 06.45 WIB, rombongan Ekspresi Klub Bahasa meninggalkan Masjid Nurul Amal dengan menggunakan bis. Perjalanan lumayan tersendat di beberapa titik sebagai dampak efek kemacetan. Dibutuhkan ekstra kesabaran untuk menghadapi situasi seperti ini. Alhamdulillah kurang lebih 35 menit bus berhasil mengurai kemacetan dan mulus melaju menuju tol Jagorawi. Namun, di jalur mendekati Jakarta, bus kembali harus mengarungi bahtera kemacetan hingga waktu menunjukkan pukul 09.15 WIB bis berhasil masuk area JCC. Alhamdulillah…

Semua siswa dikumpulkan berbaris berdasarkan Anak Kelompok (AK) bersama Pembina Anak Kelompok (PAK) masing-masing. Setelah siap, rombongan diarahkan menuju pintu masuk JCC, tempat berlangsungnya pameran IBF. Diawali dengan proses pembayaran tiket, kegiatan berikutnya adalah pengambilan aksi foto bersama di depan spot IBF. Secara bergantian, kelompok siswa ikhwan bersama dengan guru ikhwan dan dilanjutkan dengan kelompok siswa akhwat bersama dengan guru akhwat.

Penantian panjang akhirnya tertuntaskan. Waktu hunting buku-buku Islami pun tibalah. Semua rombongan bersama dengan PAK masing-masing yang sudah tak sabar segera berhamburan masuk ke arena pameran. Alhamdulillah suasana masih terasa agak sepi, jadi anak-anak lumayan leluasa berburu bukunya. Tiap-tiap stan buku yang ada dihampiri satu per satu, berharap ada buku yang menarik untuk dimiliki. PAK dalam melakukan pendampingan selalu memberikan arahan terkait dengan buku yang dipilih siswa, layak ataukah tidak dibeli, sembari memberikan penjelasan terkait dengan buku tersebut.

Tidak hanya stan buku-buku Islami yang dipamerkan. Ada juga buku-buku berbau iptek, tema politik, buku-buku persiapan UN siswa SMA, berbagai bentuk Al Quran, termasuk juga baju Islami anak-anak, jilbab, kerudung, gamis, kaos, baju koko, dan juga pernak-pernik hiasan lainnya. Berbagai produk makanan minuman juga diperjualbelikan, mulai dari air mineral, madu, hingga kurma. Tidak hanya pameran saja, acara talk show juga dihadirkan panitia untuk memanjakan para pengunjung. Di momen pagi, acara talk show menghadirkan Kajian Fiqih Muamalah bersama Ust. Dr. Erwandi Tarmidzi, MA dengan judul Metode Istinbath Hukum Fiqih Muamalah Kontemporer.

“Alhamdulillah, akhirnya dapat bukunya,” teriak Naveed Azzam Kustaji, siswa kelas 5D itu sembari menunjukkan buku bertema sains yang telah ‘ditemukannya’. Perburuan terus berlanjut hingga waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, waktu untuk segera bersiap-siap mengambil air wudlu sebagai persiapan shalat Jum’at. “Harus lebih awal,” pesan Pak Nono. Hal ini untuk menghindari antrean panjang dari para pengunjung lainnya.

Pukul 12.50-an WIB prosesi ibadah shalat Jum’at berakhir. Para siswa diarahkan untuk melanjutkan perburuannya. Bagi siswa yang merasa kelelahan, dipersilahkan untuk beristirahat di area ‘masjid’, sambil menikmati acara talk show siang yang sudah mulai digelar pukul 13.00-an WIB. Tema berkenaan dengan launching buku baru terbitan Gema Insani Pers. Salah satunya diisi oleh pemeran Azzam dalam film Ketika Cinta Bertasbih, Cholidi Asadil Alam, dengan bukunya yang berjudul Menikah, Aku Bebas.

Pukul 14.15 WIB semua siswa dan rombongan lainnya sudah berkumpul di bis untuk persiapan pulang menuju Bogor. Setelah pengabsenan, perjalanan pulang pun dimulai. Laju bis kembali tersendat, rupanya kemacetan masih terus menghantui rombongan, bahkan kali ini terkesan lebih dahsyat bila dibandingkan dengan saat pemberangkatan. Waktu lumayan lama berteman dengan kemacetan, hingga bus sampai di tol Cibubur. Setelah itu, alhamdulillah, akhirnya bus bisa berjalan lancar.

“Ana tadi sempat bingung milih bukunya. Banyak banget pilihannya. Sebenarnya pingin semuanya, tapi duitnya tidak cukup,” jawab ananda Syahida Amalina A’la, siswa kelas 5A, saat ditanya kesannya saat berburu buku di IBF, di perjalanan pulang. Maklum, ananda adalah penghobi baca buku. Sudah banyak buku yang telah dilahapnya. Tidak heran jika kemampuan menulisnya pun sangat bisa diandalkan. Tidak hanya untuk ananda Syahida, diharapkan semua siswa yang tergabung dalam Ekspresi Klub Bahasa mempunyai hobi baca dan kemampuan menulis yang baik. Kunjungan berbau literasi ini dimungkinkan untuk bisa menambah koleksi buku-buku yang telah dimiliki para siswa. Sebuah kegiatan kunjungan yang sangat syarat manfaat.

Pukul 16.05 WIB, bus memasuki Kota Bogor. Alhamdulillah, perjalanan terasa lebih lancar menuju titik kumpul Masjid Nurul Amal. Butuh waktu kurang lebih 25 menit hingga bis sampai di area Masjid Nurul Amal. Sudah lumayan banyak orangtua yang telah menunggu putra putrinya. Namun, para siswa diarahkan untuk shalat ashar terlebih dahulu, baru diperbolehkan pulang. Terasa lega rasanya, akhirnya bisa berkumpul lagi bersama orangtua.

Sungguh, sebuah perjalanan yang menguras energi dan sangat melelahkan. Namun, insya Allah kemanfaatannya jauh terasa lebih menggunung. Semua itu dilakukan untuk menambah kemampuan berliterasi para siswa. Biarkan waktu yang ‘kan turut menguji hingga mereka siap menampilkan karya-karya terbaiknya. Insya Allah…@@@