Waspada Lima Hal, Selamat dan Berkah Dunia Akhirat

-

Waspada Lima Hal, Selamat dan Berkah Dunia Akhirat

Penulis: Irfah Zaidah

Lazim, sebakda berpuasa dan beribadah Ramadhan sebulan penuh, kaum muslimin dan muslimat menyelenggarakan satu moment istimewa dengan target 2 hal; (1). Hablum minallah, moment ini sebagai tanda syukur hamba kepada Allah SWT. Bersyukur, karena Allah SWT telah mengizinkan hamba-hamba-Nya melewati riyadhah Ramadhan. (2). Hablum minannaas, moment ini merupakan moment untuk saling memaafkan. Berharap Allah SWT semakin ridha serta memperkokoh jalinan ukhuwah Islamiyah.

Lazim pula, di tengah-tengah masyarakat luas moment sebagaimana terdeskripsi di atas berjuluk ‘Halal bi Halal’. Namun di Insantama, acara semacam dikemas dengan ‘brand’ Liqo’ Syawal. Bi’idznillah Sabtu, 14 Mei 2022 terlaksana penuh hikmah dan kebahagiaan, ceremonial di MPI (Masjid Pendidikan Insantama) dan ramah-tamah dengan games dan persembahan dari tiap unit SIT Insantama. Pun ada fotobooth ‘cantik’ di sudut plaza depan gedung SDIT Insantama.

Mau disebut ‘Halal bi Halal’ atau pun ‘Liqo’ Syawal’, pada hakikatnya 2 hal ini ‘setali 3 uang’ alias sama saja bimakna wahid; Shilaturahmi. Bertemunya hamba-hamba Allah SWT dengan wajah berseri, senyum manis bak ‘bulan sabit’ tersungging di bibir, mata berbinar memancarkan keceriaan, hati yang lembut dan luluh untuk saling memaafkan, dan tangan-tangan yang siap menjabat untuk merontokkan dosa-dosa.

“Istilah ‘Halal bi Halal’ pertamakali dicetuskan oleh ulama kharismatik; KH. Wahab Chasbullah”. Papar Ustadz Ir. H. M. Ismail Yusanto, M.M (Ketua Yayasan Insantama Cendekia), sekilas beliau menjelaskan latar belakang sejarah dicetuskannya istilah ‘Halal bi Halal’ sejak zaman perjuangan Indonesia hingga di kemudian hari populer digunakan terus-menerus oleh bangsa ini hingga zaman kiwari.

Kehadiran keluarga besar SIT Insantama pada acara Liqo’ Syawal 1443 H ini, selain 2 hal tersebut di atas. Terutama untuk ‘mereguk’ ilmu yang disampaikan oleh Ustadz Ismail, demikian panggilan akrab civitas kepada beliau.

Acara dipandu oleh duo MC; Pak Chandra Gumelar dan Pak Sodik Permana mulai dari 07.00 hingga 10.00 WIB.
‘Pucuk dicinta ulam pun tiba’ alhamdulillah Ustadz Ismail berkenan menyampaikan tausiah, 08.45 WIB. Sari pati yang diperoleh civitas yang hadir; ‘Waspada Lima Hal’

Waspada Pertama;
Jangan tertipu dunia; Dunia sementara-Akhirat selamanya

“Pada hakikatnya kita semuanya ‘on the way to Jannah’ or ‘Road to Jannah’, Ustadz Ismail mengingatkan kembali tentang sebuah hadits, bahkan seringkali beliau mengangkat hadits ini;

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’ (HR. Bukhari)

“Persiapkan diri kita masing-masing ke tempat kembali terbaik ‘Road to Jannah’ !”. Ustadz Ismail menegaskan.

Waspada Kedua;
Jangan melanggar 3 hak sesama muslim

Ustadz Ismail mengingatkan pula tentang kewajiban ‘Menjaga harta, darah dan kehormatan’ sesama muslim;

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: “….. Setiap Muslim atas Muslim yang lainnya, haram (menumpahkan) darahnya, haram (mengambil) hartanya (tanpa hak), dan (mengganggu) harga dirinya/kehormatannya”. Diriwayatkan oleh Muslim
(HR. Muslim; 2564).

Waspada Ketiga;
Jangan sampai muflis/bangkrut

“Apakah yang disebut dengan orang yang bangkrut atau ‘muflis’ di hari kiamat ?” Tanya Ustadz Ismail kepada hadirin.

“Perhatikan hadits berikut”, tukas beliau.

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit/bangkrut) itu?”

Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”

Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Waspada Keempat;
Jangan lupa untuk selalu Qanaah

Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “ Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa puas) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)

“Qana’ah ini penting sekali, agar di dalam mengerjakan apa pun kita bisa selalu amanah”. Ujar Ustadz Ismail, menggugah kesadaran siapa pun yang hadir.

Waspada Kelima;
Jangan sampai lalai dari bersikap ihsan dimana pun, kapan pun dan dalam kondisi apa pun

“Petik hikmah dari kisah Umar bin Khaththab dan kejujuran seorang gadis penjual susu”. Ustadz Ismail mengajak para hadirin untuk mengambil hikmah dari ‘keukeuh’-nya seorang gadis atas kejujurannya tak mau mencampur susu dengan air, walaupun sang ibunda mencoba untuk membujuknya.

Masyaa Allah, kehadiran keluarga besar Insantama di acara Liqo’ Syawal ini sungguh berlimpah berkah; berkah menguatnya ukhuwah dan berkah ‘re-charge’ ilmu. Semoga Allah SWT mudahkan ilmu yang telah didapat mampu dimanifestasikan dalam keseharian kita ‘Waspada Lima Hal’ dalam mempersiapkan lahirnya ‘Generasi Calon Pemimpin Ansharullah’. Allahu Akbar ![]