The Unstoppable Ghazior
Penulis: Cut Putri Cory
“Pesan untuk adik-adik kami, persiapkan diri antum semuanya, karena setelah kami lulus, kalian akan menggantikan kami untuk menaklukkan Pare dan mudah-mudahan juga bisa ke Bromo,” ujar Fatih Alif, Ketua Angkatan Ghazior saat penutupan agenda LMT 4, Kamis (10/3/2021) di Mesjid Pendidikan Insantama Bogor.
Pak Mulyono Guro yang akrab dipanggil Pak Hasan Cinta dalam pidatonya mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaannya kepada seluruh angkatan Ghazior di hadapannya. Pun begitu yang disampaikan Pak Karebet Widjadjakusuma sebelumnya.
Salah satu peserta peraih Pin Bintang, Pijar Azami, menceritakan bagaimana keseruannya sejak hari pertama di Pare. Menurutnya, apa yang dialami selama perjalanan study mereka adalah pengalaman yang seru. Dia seperti mengonfirmasi apa yang disampaikan Pak Arif dalam laporannya tentang perkembangan progresif yang dialami Ghazior.
Melalui laporan yang disampaikan Pak Arif, dapatlah dipahami bahwa perjalanan ke Pare bukanlah sekadar jalan-jalan tak bermakna. Ini tak pun hanya belajar berbahasa Inggris, tapi lebih dari itu, mereka benar-benar ditempa kepribadian dan kapasitas kepemimpinannya melalui pembiasaan bi’ah shalihah beraktivitas sejak pukul 3 pagi sampai malam.
Mereka, menurut Pak Arif, diajari bertanggungjawab sesederhana merapikan kursi tempat duduk saat mereka makan. Secara mandiri membersihkan sampah dan mewujudkan kepedulian terhadap teman, guru, dan lingkungan.
Masya Allah, di mana kita bisa mendapatkan pendidikan “semahal” ini? Inilah kemewahan ilmu yang sebenarnya. Bagaimana ketika mereka tak hanya mempelajari fiqh safar secara teori, namun mereka adalah pelaku safar yang mempraktikkan teori itu. Dan yakinlah segala sesuatu yang dijalani berbeda rasa dengan yang sekadar mempelajari teori. Inilah peran pendidikan yang paling strategis, mencetak calon pemimpin yang tak hanya menguasai apa yang tertulis rapi di dalam buku, tapi juga memahami detil kejadian di lapangan dan menguasai bagaimana mekanisme antisipasi.
Ghazior disambut di sekolah bak pahlawan yang menang berperang. Semua angkatan di bawahnya berperan aktif sejak beberapa hari sebelumnya mempersiapkan proyek video penyambutan, merangkai rekayasa situasi dan mewujudkannya dalam karya. Ya, begitulah hakikat para pemburu ilmu. Merekalah para pejuang yang menundukkan hawa nafsu, dan mematahkan semangat musuh utamanya yaitu syetan yang selalu berusaha membelokkannya dari jalan yang lurus. Ghazior, you’re unstoppable!
Mereka dalam forum itu juga diingatkan oleh Kepala Sekolah SMPIT Insantama, Pak Hasan, bahwa keberhasilan mereka dalam menjalani ujian safar kali ini belumlah usai. Pak Hasan menasehati, ada rangkaian ujian lain di depan yang harus siap dihadapi oleh para pejuang. Siap menjalani ujian apapun dan kapanpun.[]