SCHOOL SISTER

-

Menimbang Kerjasama SIT Insantama dengan Sekolah dan Kampus di Luar Negeri

Alhamdulillah… Luar biasa… Allahu Akbar… Yes!!! Alhamdulillah, selalu penuh syukur atas nikmat Allah SWT dari dulu, sekarang hingga nanti. Luar biasa, selalu merasa luar biasa, pantang putus asa, dan selalu haus akan prestasi karena kita adalah Muslim Terbaik. Allahu Akbar, karena semua ini terjadi ataz izin Allah yang Maha Besar. Yes, menjadi pamungkas agar keyakinan kita semakin kuat.

Penyelenggaraan LKMA sudah memasuki tahun ke-5. Yap, jamaknya sebuah program pelatihan, ada saja kisah-kisah yang tak terceritakan di dalamnya. Kisah itu seringkali menjadi bagian yang mengharu biru dan sungguh unforgetable. Entah itu untuk pesertanya, pembinanya atau juga orang lain yang konsen terhadapnya.

Kisah harian yang dialami delegasi SMAIT Insantama yang terdiri atas siswa kelas 12, Pembina dan Pendamping (Yayasan, Guru dan Wakil Orangtua Siswa) sudah tersaji dalam Kabar Reportase Harian di blog spesial yang dibuat dan dikelola siswa sendiri (cukup klik di google ‘LKMA 2012, 2013 dst s.d 2015). Tersaji lugas dengan gaya khas siswa cergas. Insya Allah semua bisa sangat menikmati tulisannya. Ok, back to the topic, seperti judulnya, tulisan ini hendak melihat salah satu hikmah yang menjawab salah satu tujuan program LKMA yakni tawaran kerjasama sebagai sister school.

Tawaran ini datang sebagai komentar sekaligus apresiasi yang dalam setelah melihat presentasi yang dilakukan siswa. Tepat, saat presentasi dan diskusi di KBRI Kuala Lumpur, Kamis, 14 November 2013, Prof. Rusdi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Kuala Lumpur tidak dapat menahan keharuannya setelah melihat presentasi dan berdiskusi dengan mereka, ‘inilah sesungguhnya esensi pendidikan. Inilah bagian yang sering hilang di dunia pendidikan!’ seraya menepuk saya. “Sekolah ini harus segera memiliki sister school di sini. Tahun depan saya akan pertemukan Anda dengan Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur untuk merintis jalan ke arah itu!’

Spontan saya pun menganggukkan kepala, ‘Siap Pak!’ Hmmmm, mereka sungguh luar biasa. Mereka memberi kami para pembinanya bonus yang tidak disangka-sangka. Subhanallah.

Setahun sebelumnya, 2012, saat survey LKMA di Universiti Malaya, delegasi mendapat kejutan dengan tawaran dari mereka, “mengapa anda hanya 1 minggu? Jika saja anda bisa minimal 1 bulan, maka kami akan siapkan semuanya termasuk pendanaannya. Mereka akan menjadi mahasiswa kami selama 1 bulan!” Sungguh di luar dugaan kami semua. Ternyata, kunjungan LKMA termasuk dalam jenis kunjungan yang menunjang pencapaian key performance indicator rencana strategis mereka!

Singkat cerita, atas tampilan siswa yang luar biasa di atas ratarata siswa SMA pada umumnya, baik teknik presentasinya, kemampuan bahasanya, komunikasinya dan terutama proses fundraising-nya yang mengharu biru. Tawaran agar siswa mau menjadi mahasiswa di universitas yang dikunjungi juga mengalir deras. Saya jadi ingat kesan dari Mr. Mohd. Anuar Yusop, Executive Director of Association of Muslim Professionals of Singapore yang pernah dikunjungi saat LKMA 2013, menitipkan pesan yang amat kuat, ‘Your School has done very well… and we’re feeling happy to meet you, Guys…This is what we can proud of. Hope you will be the next leader in the future.”

Prospek membentuk hubungan kerjasama institusional dalam wadah sister school menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji dan ditindaklanjuti, mengingat perkembangan pesat yang dialami SIT Insantama hingga hari ini membuka peluang tersebut.

Setidaknya ada 3 hal yang menjadi syaratnya : (1) Dimilikinya sistem dan program pendidikan yang mapan sesuai dengan standar nasional bahkan internasional, (2) Dimilikinya fasilitas pendidikan yang memadai, (3) Dimilikinya SDM pelaksana pendidikan, baik tenaga kependidikan maupun tenaga non kependidikan yang handal. Alhamdulillah, ketiganya sudah dimiliki oleh Insantama.

Di luar ke-3 syarat tadi, Insantama juga punya kelebihan lain, yakni keberadaan siswanya yang tidak hanya dari Aceh sampai Papua, tetapi juga datang dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Qatar, Maladewa dll. Karenanya, dengan sejumlah syarat yang sudah dimiliki ini, Insantama tinggal berbenah dengan menguatkan fungsi kerjasama internasionalnya di bawah sebuah direktorat yang sudah ada.

Ada sejumlah program yang bisa dijalankan yakni Program Pertukaran Pelajar dan terlibat sebagai peserta aktif dalam kegiatan-kegiatan LDK1, LDK2, LKMM hingga LKMA, Program Pertukaran Guru, Riset Bersama, Forum Ilmiah Bersama, Pesantren Kilat dan lain-lain. Tentu saja, semua kerjasama ini sangat mungkin dilakukan jika terdapat kesamaan visi dan misi kelembagaan. Jadi, tunggu apa lagi?[]