Pesantren Wisuda 2022: Building The Future, Membangun Masa Depan Sukses Dunia dan Akhirat Termasuk Meniti Jalan Dakwah di Kampus
Penulis: Ahdati WP
Hawa dingin setia menemani ananda untuk terus menikmati materi di Wisma Ir. H. Achmad Affandi. Udara segar berhembus sepoi-sepoi ikut memberikan kekuatan bagi ananda untuk terus fokus menikmati sajian materi yang bernas. Komplek wisata Gunung Mas mempersembahkan kesegaran tersendiri buat seluruh angkatan Azimuth. Di kesempatan saat ini ananda memperoleh materi dari Ustadz Muhammad Ismail Yusanto, M.M., pengukuhan lebih dititik beratkan pada Building The Future, Membangun Masa Depan Sukses Dunia dan Akhirat Termasuk Meniti Jalan Dakwah di Kampus.
Sebelum memberikan materi tidak lupa beliau menyapa ananda, “Apa kabar antum hari ini?” tanya beliau. “Alhamdulillah – Luar Biasa – Allahu Akbar – Yes!” jawab ananda serentak dan semangat.
Setelah sapaan awal beliau melanjutkan dengan memberikan sebuah pernyataan yang membuat ananda semuanya menoleh ke beliau. “Seorang muslim harus mampu membangun masa depan.” tegas Ustadz Ismail.
“Membagun masa depan sesuatu yang selalu harus dipikirkan bukan terpikirkan. Tapi menjadi hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim, apalagi bagi antum, generasi muslim yang masih muda, insyaa Allah masih memiliki perjalanan yang begitu panjang ke depannya,” ujar Ustadz Ismail Yusanto.
Ustadz Is, biasa beliau dipanggil mengatakan, “Allah Subhanahu wata’ala, menegaskan kita harus bisa fokus menjalin masa depan. Seperti fimanNya di surat Surat Al-Hasyr Ayat 18;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya; Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
“Firman ini Allah Swt., mengisyaratkan bagi setiap muslim untuk mampu memikirkan masa depannya. Seperti apa masa depan yang akan kita hadapi semua tergantung bagaimana kita merakitnya. Ada berapakah masa depan tersebut?. Ya, ada dua masa depan, pertama masa depan jangka pendek. Kedua masa depan jangka panjang. Masa depan jangka pendek adalah kehidupan yang kiita jalani selama hidup di dunia. Sedangkan masa depan jangka panjang adalah kehidupan yang kita peroleh di akhirat. Bahagia atau tidaknya kehidupan kita di akhirat tergantung bagaimana kita merancang kehidupan di dunia. Jika kehidupan di dunia mampu kita rancang berorientasi akhirat maka kehidupan di akhirat akan berbuah lebih baik,” kata beliau.
Bagaimana cara kita memenangkan kehidupan ini? Baik masa depan jangka pendek ataupun masa depan jangka panajang. Setiap individu muslim harus memiliki kompetensi dan karakter sesuai syariat Allah Swt. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan. Memiliki kompetensi saja tidak cukup, seseorang juga harus memiliki karakter. Kompetisi akan dimenangkan oleh orang yang memiliki kompetensi. Banyak contohnya sekarang, ada banyak orang yang memiliki kompetensi tapi tidak memiliki karakter. Seperti yang terjadi di negeri kita, seperti masalah korupsi. Mereka punya kompetensi tapi tidak memiliki karekter sebagai manusia unggul. Maka untuk menghasilkan generasi yang punya kompetensi dan karakter di susunlah visi misi pendidikan. Visi dan misi tersebut tergambar dari semua program yang antum jalani selama ini. Visi misi tersebut juga disusun bertumpu pada firman Allah Swt., berisi tujuan penciptaan manusia oleh Allah Swt., adalah sebagai Abdullah, sebagaimana firman Allah Swt.,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).
Ustadz Ismail menegaskan kepada seluruh ananda bahwa, kedua manusia diciptakan sebagai khalifatullah yang betugas untuk memakmurkan bumi. Setelah dijalankannya proses pendidikan maka dihasilkanlah output. Output dari sebuah pendidikan adalah alumni. Maka seorang alumnus harus memiliki kompetensi dan karakter. Kompetensi alumni Insantama mencakup masalah tsaqofah sedangkan karakternya adalah syakhshiyah. Kompetensi dan karakter yang sesuai syariat Allah Swt., inilah yang akan membangun bumi dan memakmurkannya bukan menghancurkannya dengan dalih-dalih yang beragam.
“Bagaimana menyiapakan masa depan yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim terkhusus bagi generasi pembangun ummat seperti kalian? Untuk itu maka kuatkan diri untuk selalu menguatkan aqliyah, tsaqofah, nafsiyah, perkuat amal jamaiy, usahakan mampu memperdalam dua bahasa yaitu Bahasa Arab dan Inggris, perkuat ilmu kehidupan dan keahlian. Antum juga bisa memperkuat ilmu management dan kempemimpinan, terus kembangkan kemampuan berkomunikasi lisan, terus menimba ilmu kepenulisan, selalu perkuat dan kembangkan jaringan (komunikasi), perkuat kemampuan kerjasama, rintis jalan maisyah, bentuk usaha usrah haraky (keluarga pejuang). Selain itu bisa juga dengan memperkuat dan mempertahankan sikap jujur dan amanah, serta sikap sabar, ikhlas dan kesungguhan dalam berusaha serta selalu berdo’a serta mintalah restu orang tua dan guru. Insyaa Allah, jika antum berusaha dengan kesungguhan dan kesabaran akan menghasilkan hasil yang luar biasa,” tambah Ustadz Is.
“Bagaimana dengan antum sekarang? Sudahkah siap untuk berkembang dengan landasan yang sudah ditanamkan oleh Insantama. Jawabnnya tentunya setelah antum keluar dari Insantama. Jawabannya akan kelihatan setelah antum menjalani perjuangan di dunia kampus ataupun menggeluti profesi-profesi yang telah tersedia. Sekarang tinggal bagaimana antum menjalani dan menggeluti kehidupan selanjutnya. Jangan lupakan atau hilangkan dasar-dasar yang telah kami berikan buat antum,” tegas Ustadz Ismail menutup pertemuan dengan seluruh ananda yang tergabung di angkatan Azimuth.
Saat mentari mulai merebahkan diri di ufuk timur perbincangan hangat dengan materi yang bernas akhirnya harus diakhiri. Tidak terasa Sembilan puluh menit waktu dihabiskan untuk membahas bagaimana merancang masa depan jangka pendek dan masa depan jangka panjang. Udara sore yang berhembus membawa sayup-sayup suara adzan dengan sebuah pesan, segera langkahkan kaki menuju masjid karena panggilan Allah Swt., telah membawa kita untuk segera merancang masa depan jangka pendek dan masa depan jangka panjang sekaligus.[]