Penyambutan LMT-4 Avenzore Back from Pare: Petualangan Mengejar Idznullah dan Nashrullah

0
367

Lelaki itu berdiri di balik pagar yang meninggi di depannya. Pandangannya mengarah lurus ke arah luar pagar, seolah menanti penuh harapan. Sesekali dia menoleh ke arah dalam lingkungan SIT Insantama, seperti mencari-cari siapa yang bisa menjadi tempat bertanya tentang apa yang tersimpan dalam benak.

“Mana ondel-ondel?” Katanya. Bukan, dia tak sedang sekadar mencari boneka besar lucu itu. Namun ondel-ondel yang dimaksudkan adalah untuk menyemarakkan penyambutan angkatan Avenzore yang baru pulang dari agenda LMT-4 di Pare.

Sebelas hari yang lalu mereka menapak kaki di Kampung Inggris, menjalani gemblengan pamungkas Leadership and Management Training-4 dalam rangka petualangan mencari ilmu. Mereka, dilepas oleh Pak Hasan, Kepala SMPIT Insantama Bogor, yang saat ini sedang berdiri di pintu masuk sekolah untuk pula menyambut kedatangan mereka.

Ketika mereka masuk, riuh shalawat Badar menggema. Mengarah ke Plaza dan duduk di sana untuk mendengarkan rasa syukur, apresiasi, ungkapan hati, dan hikmah yang banyak dari orang tua mereka yaitu Kepala Sekolah, perwakilan Yayasan SIT Insantama, guru-guru, dan perwakilan Fosis.

“Alhamdulillah, selamat datang Pak Hasan ucapkan kepada Avenzore. Setelah sebelas hari lamanya, antum dapat menjalankan program dan semuanya dalam kondisi sehat. Sekarang tinggal menunggu step selanjutnya,” kata Pak Hasan mengingatkan seluruh angkatan kelas 9 itu untuk tetap mawas dengan tahapan proses yang akan dilalui di depannya.

Hadir juga dalam forum itu, Direktur Kesiswaan SIT Insantama Bogor, Pak Karebet. Dalam sambutannya, beliau mengulang salamnya beberapa kali untuk mendengarkan jawaban yang lebih menggelegar. Menurutnya, salam di dalam Islam harus disambut antusias karena dia adalah doa dan salam yang paling mulia di dunia.

Pak Karebet menjelaskan pesannya dengan bahasa Inggris. Dia mengapresiasi, bersyukur, menyemangati, dan memberi nasehat kepada seluruh angkatan Avenzore. Pak Kar, sapaan akrabnya, juga mengucapkan terimakasih kepada guru-guru Insantama yang terus memantau ananda.

Juga ikut menyampaikan sambutannya, Pak Muslim, guru SMPIT Insantama Bogor yang juga merupakan ketua pelaksana agenda LMT-4 Avenzore Journey to Pare ini. Dia juga mengucapkan sambutannya dengan bahasa Inggris.

Dia sempat mengisah bagaimana para guru turut berusaha keras untuk mampu menjadi contoh terbaik bagi ananda, terlihat dalam komitmen untuk selalu berbicara dalam bahasa Inggris meski tak semua guru bisa. “Bapak selama di Pare sangat terinspirasi oleh beliau (Pak Dodong). Kami berusaha memberikan contoh terbaik untuk antum bahwa kesulitan itu bukan untuk dihindari, tapi dihadapi. Maka nikmati prosesnya.”

Apa yang disampaikan tak selalu mencakup perasaan para guru. Karena sungguh sikap dan tanggung jawab mendidik adalah kegiatan yang sudah menjadi “kehidupan” bagi para guru.

Avenzore merasakan bagaimana keluar dari zona nyamannya, dan merelakan dirinya untuk dididik dalam naungan para guru yang ikut serta dalam agenda LMT-4 ini. Sehingga lengkaplah sudah yang menjadi sebab-sebab bagi terkabulnya doa dalam upaya demi upaya yang mereka lakukan, maka sebagaimana apa yang disampaikan Pak Kar, “Ini semua karena idznullah dan nashrullah.” Benar, layaklah Avenzore mendapatkan izin dan pertolongan Allah. Insya Allah.[]