PANDEMI COVID-19 INI SEMOGA CEPAT BERAKHIR
Penulis: Irfah Zaidah
Pada suatu PJJ ….
“Bu Irfah, kapan ya kita bisa masuk sekolah normal lagi ?” deg ! tetiba Fairuz nyeletuk saat pembukaan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) mata pelajaran aqidah via zoom bersama siswa kelas 9A di siang hari yang cukup terik itu. Dan belum sempat saya menjawabnya, Yaafi pun menimpali “Haduh, sedih rasanya lama tak bertemu euy !”. Kalimat Yaafi ini kemudian disambut dengan berbagai tanggapan dari sebagian besar teman-temannya. Ada yang pesimis bakal BDS lagi, tetapi lebih banyak yang optimis. Masyaa Allah, PJJ kali ini cukup mengharukan karena menangkap sinyal-sinyal kerinduan para siswa untuk belajar bersama di Insantama. Dan untuk meredam kerinduan para siswa saya pun mengajak mereka untuk merefresh materi pelajaran yang sudah pernah dibahas, yaitu Bab IV “Konsekwensi Beriman kepada Qadha dan Qadar” kamipun berdiskusi tentang materi tersebut dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini. Kesimpulan yang kami peroleh adalah ….
Secara fakta, Corona Virus Disease-19 (COVID-19) telah menyebar dengan sangat cepat, meluas secara massive dan telah menelan banyak korban dari berbagai negara di belahan bumi ini, termasuk Indonesia.
Tentu bagi insan beriman hal ini disikapi sebagai sebuah musibah yang melanda dunia.
Sedangkan bagaimana penyikapan seorang muslim terhadap musibah, alhamdulillahi ‘ala kulli hallin telah mendapat panduan dari Allah SWT, yaitu melalui ayat-ayat di dalam Al Qur’an maupun sabda Rasulullah Muhammad SAW (Al Hadits).
Diantaranya adalah:
Firman Allah SWT:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya:
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At Taghabun: 11)
Dalam hal ini Allah SWT memberikan tuntunan kepada hamba-Nya bahwa sikap seorang muslim adalah:
1. Wajib mengimani bahwa musibah apa pun yang menimpa manusia, semuanya datang dengan izin Allah SWT.
2. Wajib mengedepankan husnudzan (berbaik sangka) kepada Allah SWT. Maka seorang muslim, tidak boleh bersikap su’udzan (berburuk sangka) kepada Allah SWT.
Dan, masyaa Allah sikap yang luar biasa dari seorang muslim telah diabadikan oleh Allah SWT dalam Al Hadits Rasulullah Muhammad SAW:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim, no. 7692)
Sungguh luar biasa sikap seorang muslim, ia mampu bersikap secara tepat dengan berlandaskan Aqidah Islam dan menjadikan Syari’at Islam sebagai problem solver-nya. Maka ketika ia diberi kesenangan, ia bersyukur kepada Allah SWT atas karunia tersebut. Tetapi ketika ia ditimpa musibah, ia akan bersabar.
Dan selanjutnya, seorang muslim yang baik tentu tidak cukup hanya berpangku tangan/pasrah dengan alasan bahwa ia telah bersabar (tentu ini sikap sabar yang salah). Lantas bagaimana seharusnya sikap sabar yang benar bagi seorang muslim ?
Ia menjadikan musibah sebagai sarana (wasilah) untuk muhasabah (introspeksi diri, mengambil hikmah, dan evaluasi/koreksi diri), sambil terus meningkatkan ibadah untuk taqarrub ilallah dan mengambil langkah ikhtiyar dengan mematuhi prokes (prosedur kesehatan): 5M (1). Menggunakan masker, (2). Menjaga jarak, (3). Mencuci tangan, (4). Menghindari kerumunan, (5). Mengurangi mobilitas dan interaksi.
Dan jika untuk sebuah urusan penting harus bertemu secara offline, atau jika sekolah siap untuk PTM (Pertemuan Tatap Muka) maka jangan abaikan pengaturan secara disiplin dan ketat: VDJ (Ventilasi, Durasi, Jarak). Ventilasi dengan sirkulasi udara yang lancar dan fresh, Durasi pertemuan yang tidak terlalu lama, dan Jarak interaksi yang dibatasi 1-2 meter antar person.
Dan di akhir pertemuan virtual tersebut, kami pun semuanya berdo’a:
“Semoga pandemi ini segera berakhir, dan segalanya menjadi normal kembali, penuh berkah, disertai ketaatan kepada Allah SWT yang semakin meningkat. Aamiin.”
Demikianlah, “secuil” luapan kerinduan siswa SMPIT INSANTAMA saat PJJ 2021 di tengah pandemi.[]