Nasihat Berhikmah dan Motivasi Penyemangat di Acara Pembekalan Kelas 9
Penulis: Irfah Zaidah
Ada yang membekas dan sekaligus berkesan di acara pembekalan siswa kelas 9 (Rabu, 28/04/21), sebagai persiapan kelulusan.
Pertama-tama Ibu Zenita Oktanti membuka acara, kemudian beliau menjelaskan tentang filosofis, konsep, teknis dan tujuan LMT-4.
Beliau mengingatkan tentang BI’AH SHALIHAH, dimana kesuksesan manusia pasti bi’idznillah wa bi nashrillah (atas izin dan pertolongan Allah SWT). Oleh karena itu laksanakan dan istiqamahkan terus bi’ah shalihah (kebiasaan yang shalih/baik/taat) seperti shalat wajib ontime, rajin tilawah Al Qur’an dan dhuha, tahajjud serta shaum sunnah Senin-Kamis, birrul walidayn, takdzim terhadap guru dan lain-lain hingga Allah SWT meridhai.
Selanjutnya, disambung dengan penjelasan tentang SKU/SKK (Standar Kecakapan Umum/Standar Kecakapan Khusus) oleh Ibu Euis Rachmawaty.
Untuk SKU, kriteria kecakapan berupa 3 hal garis besar: (1). Kepribadian Islam, (2).Tsaqafah Islamiyah, (3). Ilmu Kehidupan.
SKU/SKK sudah berproses sejak kelas 7, 8 hingga dituntaskan di kelas 9. In syaa Allah pemberian hasil, bersamaan dengan berkas kelulusan.
Bu Euis mengingatkan kembali tentang HAKIKAT MANUSIA YANG CERDAS:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَفْضَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَ أَحْسَنُهُمْ لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.” (HR. Ibnu Majah no. 3454)
Jadi bagi seorang muslim, hidup di dunia ini bukanlah segala-galanya. Kita hidup di dunia hanya sementara dan hanya untuk “menanam” amal kebaikan, sedangkan akhirat itulah negeri yang abadi tempat “memanen” dari apa yang telah kita tanam di dunia. Maka perbanyaklah amal shalih di dunia. Jadilah insan bertaqwa dan berguna.
Kemudian tibalah saat Dyah Pusparini (Bu Ririn) memberikan nasihat yang sangat berguna, yaitu tentang KEUTAMAAN BERDO’A:
Dari Salman al-Farisi bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Ta’ala adalah maha pemalu lagi maha mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa“ (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Jadi, jangan lupa dan jangan ragu untuk berdo’a dimana pun, kapan pun dalam situasi-kondisi apa pun. Taqarrub ilallah, always !
Selanjutnya Bu Mufarochah mengingatkan bahwa diantara KUNCI KESUKSESAN seseorang adalah birrul walidayn dan sikap takdzim terhadap guru, 2 hal tersebut sebagai unsur yang mempermudah terbukanya jalan kesuksesan. “Karena dengan meraih ridha orangtua dan guru maka akan membuat Allah SWT ridha padanya, termasuk para siswa yang berjuang menjemput kesuksesan yang hakiki. Oleh karena itu, berbaktilah kepada kedua orangtua dan takdzimlah terhadap guru. Dahulukan adab maka in syaa Allah antum akan meraih keberkahan ilmu. Tak hanya berkah di dunia, bahkan hingga ke akhirat. Aamiin.”
Bu Mufarochah melanjutkan: “Serangkaian ujian dan agenda kelulusan kelas 9 harus antum tempuh. Maka hadapi atau hindari ? Tentu hadapi ya !”.
Sebagian besar siswa pun merespon dengan mengepalkan tangan, seraya bertakbir dan berseru “Hadapi !”
Alhamdulillah…. semua siswa masih menyimak dengan baik acara pembekalan ini, meskipun sudah menjelang penghujung acara.
“Dan antum harus nikmati prosesnya yaitu ikuti prosesnya step by step dengan selalu istiqamah dalam ketaatan (ahsanu ‘amala). Niat, ikhlas hanya lillah plus dibuktikan dengan amal yang shawab (amal yang benar, sesuai contoh dan teladan dari Rasulullah SAW).” Demikian pungkas Bu Mufarochah.
Acara berjalan dengan lancar hingga diakhiri dengan saling mendoakan dan saling memaafkan. Semua guru yang hadir turut mendo’akan kesuksesan kelas 9 termasuk Bu Nurvitasari agar semua siswa wabil khusus kelas 9 lulus dengan hasil terbaik dan selalu diberikan kemudahan serta kesehatan.
Acara saling bermaafan, berlangsung penuh haru. Nadindra tampil mewakili siswa dari kelas 9D, Shawinaila dari kelas 9E dan Tsalisa merupakan wakil dari kelas 9F. Ketiga perwakilan siswa tersebut mengucapkan permohonan maaf yang setulus-tulusnya dengan menitikkan air mata, mereka juga berharap ilmu yang telah mereka dapatkan berkah dan proses menuntut ilmu yang telah ditempuh menjadi ibadah yang berlimpah ridha Allah SWT.
Meskipun acara tersebut via zoom (online), namun tidak mengurangi esensi dan tujuan dari acara. In syaa Allah.[]