Menjadi Pemimpin Transformasional Sejati

-

Menjadi Pemimpin Transformasional Sejati

Penulis: Mila Sari

Tak dapat dipungkiri, bahwa saat sekarang ini umat masih berada dalam kondisi yang tidak ideal. Fase dimana setiap sendi dan lini kehidupan kian bermasalah. Sehingga butuh bagi kita mengembalikan kondisi umat yang kian terpuruk kepada fase yang mulia. Menempatkannya sejajar dengan kualitas umat terbaik seperti yang dijanjikan dalam nash-nash syara’ sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.

Dunia butuh kepada sosok-sosok pemimpin yang mampu mengangkat derajat umat manusia ke tempat yang mulia seperti layaknya pemimpin-pemimpin di masa lalu seperti Salahuddin Al-Ayubi, Muhammad Al-Fatih dan masih banyak lagi yang lainnya. Yang tidak hanya berpengaruh bagi orang-orang di masanya tapi juga berpengaruh bagi kebangkitan peradaban.

Dalam rangka itulah, SIT (Sekolah Islam Terpadu) Insantama hadir di tengah-tengah kita untuk menciptakan ‘Calon Pemimpin Ansharullah’, yang visi dan misinya tidak hanya membawa kesuksesan peradaban di dunia ini saja, tapi menembus akhirat.

Lewat kegiatan Kesiswaan, mulai dari LDK-2 (Latihan Dasar Kepemimpinan-2), LKMM (Latihan Kepemimpinan Management Tingkat Menengah), SMENTION (Smart Teen Competition), Pra LKMA (Latihan Kepemimpinan Management Tingkat Akhir) dan terakhir puncaknya LKMA semua itu laksana laboratorium ‘Calon Pemimpin Ansharullah’.

Alhamdulillah di malam ini, Sabtu 6 Agustus 2022, tepatnya ba’da Maghrib Ustadz Muhammad Karebet Widjajakusuma, MA, selaku Direktur Kesiswaan YIC (Yayasan Insantama Cendekia) Bogor kembali menjelaskan betapa pentingnya menjadi pemimpin transformasional sejati. Sebab dengan begitu seorang calon pemimpin paham betul bagaimana seharusnya bersikap dan akan kemana umat ini akan dibawa.

“Anak-anak sekalian, kalian harus menggunakan mindset maju dan tidak boleh menggunakan mindset yang buruk. Berani mengambil resiko, optimis akan rahmat Allah Swt dan yakin dengan diri sendiri. Tidak boleh sulit menerima realita diri dan memandang rendah kemampuan diri!” Ucap beliau menjelaskan

“Berani menerima realita diri dengan berfikir dan bersikap positif, kekurangan diri diubah menjadi kekuatan diri yang dahsyat, yakin akan kemampuan diri dan mau mencobanya, mampu menjual gagasan serta memahami betul visi, misi penciptaan manusia!” Lanjut beliau sesuai dengan slide yang ditampilkan

Beliau juga memberi pemahaman kepada semua santri yang hadir untuk terus menggunakan rumus azzam dan tawakkal, berserah diri kepada Allah Swt sebagai pencipta dan pengatur alam raya ini. Beliau meyakinkan hal ini dengan kisah-kisah para kakak-kakak kelas yang sudah berhasil melewati setiap proses latihan kepemimpinan tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah karena pertolongan Allah Swt.

Para santri begitu antusias menyimak materi yang beliau sampaikan, mereka menjadi semakin bersemangat tatkata Ustadz Karebet membuka sesi kuis berhadiah. Menambah pancaran gelora semangat di MPI (Masjid Pendidikan Insantama) lantai dua saat itu.

Beliau juga menjelaskan kisah Najmuddin Ayyub yang memiliki visi mencetak Ksatria pembebas Palestina dengan keyakinan yang matang kepada Allah Swt. Sehingga misi untuk mendapatkan pasangan hidup yang sevisi adalah misi dari hal tersebut. Meski hal itu tak cukup, tanpa kehadiran Nuruddin Zanky yang menjadi guru dari Salahuddin Al-Ayyubi.

Alhasil, kita semua harus memahami bahwa mimpi besar itu harus beserta peta jalannya. Harus ada mentor atau coach supervisor yang terus mendampingi seperti Nuruddin Zanki terhadap Sholahuddin Al-Ayyubi.

Semoga semua santri yang hadir di malam ini mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik. Mampu menjadi pemimpin transformasional yang sejati, yang mampu membawa umat kepada puncak kegemilangan peradaban yang paripurna dengan kesempurnaan menjalankan aturan ajaran Islam yang mulia. Yang senantiasa meningkatkan taqarrub ilallah dan selalu berharap rida Allah Swt. Karena dengan hal itu, visi menjadi ‘Calon Pemimpin Ansharullah’ akan tercapai.[]