Reportase ditulis ketika rinai hujan membasahi alur tol Trans Jawa. Insya Allah seluruh rombongan akan sampai di Pare Kediri esok pagi. Perjalanan masih panjang dan sebagian besar anandas memilih beristirahat atau melakukan obrolan dengan teman seperjalanan.
Semalam berita duka menghampiri kami. Ayahanda ananda Zaskia Najla Khairunnisa dari kelas 9E dipanggil oleh Allah Swt. Kabar duka ini mengejutkan kami semua. Maka setelah biah shalihah, kami semua melaksanakan shalat gaib secara berjamaah.
Selepas biah shalihah, kami semua melangkah ke Auditorium SIT Insantama. Rupanya ada kejutan yang telah disiapkan oleh anandas kelas 7 dan 8 untuk kakak kelas 9.
Anandas kelas 7 menampilkan parade pantun dan sebuah film pendek. Adapun anandas kelas 8 menampilkan pesan khusus yang ditampilkan secara epik melalui film dan koreografi juga parade quotes dalam bahasa Inggris, Arab, Sunda, Jawa, Jepang, dan Mandarin.
Setelah itu kami diselimuti haru karena saatnya perpisahan. Saling bermusafahah dan mendoakan keselamatan. Suasana mengharu-biru masih menyelimuti kala kami semua berkumpul di Plaza SIT Insantama. Ayah dan ibunda anandas kelas 9 rupanya telah banyak yang menunggu untuk memberikan salam perpisahan.
Dan kami akhirnya melangkah meninggalkan sekolah tercinta, untuk sebuah misi menjadikan diri kami pemimpin umat di masa yang akan datang. Dan kami melangkah, sebagaimana pesan Imam As-Syafii, bahwa setiap pemuda akan menjadi dewasa ketika berani merantau, keluar dari kampung halamannya.[]