“Kerja sama tim menjadi target utama dalam kegiatan Leadership for Champions #2 (LC#2) ini, selain tentu saja kemandirian dan biah shalihah. Ibarat mobil, kerja sama tim ibarat seperti roda mobil. Keempat roda akan bekerja sama dengan solid agar mobil bisa berjalan dengan baik. Jika ada satu roda mobil yang kempes tentu akan menghambat laju mobil.”
Begitulah, Pak Diky Arta Damiki, selaku SC kegiatan LC#2 sekaligus Wakasis SDIT Insantama memberikan gambaran bagaimana pentingnya kerja sama dalam sebuah tim. Sebagaimana roda mobil yang kempes, hal itu menggambarkan jika ada anggota tim yang tidak mau bekerja sama, tentu akan menghambat kelancaran dan kesuksesan tim tersebut. Pesan tersebut disampaikan Pak Diky, demikian panggilan akrab beliau, dalam pelaksanaan apel pembukaan LC#2 pada Senin, 6 Mei 2024.
“Kegiatan LC#2 ini tidak sekedar kegiatan mabit biasa. Banyak keseruan, keterampilan, dan kemandirian yang akan Antum rasakan dan dapatkan. Oleh karena itu, Antum harus tetap bersemangat hingga akhir pelaksanaan LC#2 ini,” imbuh Pak Diky yang berupaya memberikan motivasi dan semangat pada para peserta LC#2.
Pelaksanaan LC#2 yang dikhususkan bagi siswa kelas V ini mengambil tempat di Neo Akshaya Vila and Camping Ground, Tamansari, Bogor. Lokasinya sangat sejuk dengan view pemandangan Gunung Salak yang terlihat gagah dengan diselimuti awan kabutnya. “Lokasi ini memang sangat strategis sebagai tempat pelaksanaan kegiatan LC#2. Di samping area camping groundnya yang sangat representatif, juga tidak terlalu jauh dengan pemukiman warga yang mempunyai aktivitas ekonomi unggulan sehingga menjadi layak untuk dikunjungi para peserta LC#2. Juga dekat dengan lokasi wisata Curug Nangka yang insya Allah akan menjadi destinasi kunjungan di hari ke-2 besok,” ungkap Bu Rizka Nur Fajriyah, selaku ketua pelaksana LC#2, saat ditanyakan alasan pemilihan lokasi.
“Pada hari ke-2 besok, peserta akan diberikan tugas untuk melakukan analisis potensi wilayah sekitar LC#2 dan siap untuk mempresentasikannya. Kegiatan ini sangat selaras dengan tema kegiatan LC#2, yaitu “Menempa Kepemimpinan, Kemandirian, dan Keterampilan Sosial dari Alam”. Keterampilan menganalisis menjadi target lain yang harus dikuasai siswa, walaupun mungkin analisis mereka masih dalam taraf belajar. Itu sangat kami hargai dan apresiasi,” imbuh Bu Rizka dengan senyum khasnya.
Dengan diterpa semilir angin siang yang agak terasa hangat, setelah istirahat makan siang, peserta LC#2 secara berkelompok ikhwan dan akhwat diarahkan menelusuri jalanan menuju dua destinasi sumber ekonomi warga, yaitu perkebunan singkong dan peternakan kambing etawa. Kelompok ikhwan menuju perkebunan singkong terlebih dahulu, sementara kelompok akhwat mengunjungi peternakan kambing etawa. Materi kunjungan ini sebagai salah satu materi masukan untuk bahan bagi peserta LC#2 dalam analisis potensi wilayah.
Di area perkebunan singkong, peserta LC#2 melihat hamparan tanaman singkong yang terpelihara dengan baik. Tanaman singkong menjadi salah satu andalan warga. Di area ini, para siswa diberikan pengetahuan seputar singkong. Mulai dari proses menanamnya, usia panen, manfaat tanaman singkong yang tidak hanya sekedar umbinya, hingga kesempatan memanen singkongnya.
“Seru sekali panen singkongnya. Terus terang ini adalah pengalaman pertama ana mencabut singkong. Ternyata berat juga. Untung tadi dibantu teman-teman yang lain,” ungkap ananda Syaddad, yang bernama lengkap Muhammad Syadad Ghazy Khilafah Al Faruq, siswa kelas V C itu dengan penuh semangat. Siswa yang lainnya pun terlihat menikmati. Terlihat beberapa siswa pun bercucuran keringat karena perlu waktu yang agak lama untuk mencabut singkongnya. Tidak sedikit memang proses mencabut singkongnya dilakukan secara bersamaan. Mereka pun membawa hasil panen singkongnya untuk diolah dan dinikmati olahannya.
Keseruan pun terasa saat mengunjungi peternakan kambing etawa yang dikelola warga. Walaupun para peserta LC#2 harus menahan bau yang sedikit kurang sedap akibat kotoran kambingnya, namun para siswa pun tetap bersemangat menimba ilmu. Mereka pun mendapatkan pengetahuan baru, baik tentang asal usul kambing etawa maupun produk susunya yang ternyata memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Susu kambing etawa ini mempunyai kandungan gizi yang mendekati kandungan gizi sebagaimana yang terdapat pada Air Susu Ibu (ASI), sehingga susu kambing etawa ini mempunyai khasiat yang sangat baik bagi kesehatan kita. Oleh karena itu, harga jualnya pun juga relatif mahal dibandingkan dengan produk-produk susu lainnya,” jelas pembicara yang berkesempatan memberikan penjelasan pada para siswa. Beliau adalah salah satu pengelola di peternakan kambing etawa tersebut.
Tidak hanya sampai di situ, para peserta LC#2 pun diberikan minuman susu yang sudah dipersiapkan panitia. Secara bergiliran, para siswa mendapatkan minuman susu. Tak sedikit para siswa yang menolak meminumnya. Mereka masih terbayang dengan bau tidak sedap yang mereka rasakan saat melihat peternakan tadi. Mereka khawatir rasanya akan menyengat sebagaimana bau yang mereka cium.
“Ternyata enak juga, ya… Rasanya seperti susu sapi yang selama ini dibelikan umi ana,” kata ananda Nabilah Insyirah, siswa kelas V D, dengan bangganya. Ia merasa lulus mengikuti ujian meminum susu yang ditawarkan panitia. Padahal, memang susu yang disediakan panitia adalah susu sapi. Hal ini karena pasokan susu kambing etawanya tidak tersedia. Terlihat para guru pun senyum-senyum melihat tingkah laku lucu siswa yang menolak tantangan meminum susu.
Tidak hanya itu saja. Banyak keseruan yang para peserta LC#2 dapatkan. Di hari pertama ini, selain keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan saat melakukan kunjungan, sebelumnya para siswa menampilkan keterampilan mendirikan tenda dan memasak. Keterampilan ini pun dinilai secara khusus oleh perwakilan Ibu-ibu FOSIS yang sedari awal juga sudah terlibat, bergabung turut menyukseskan perhelatan besar angkatan kelas V yang bernama kegiatan LC#2 ini. Semuanya terlihat bersemangat dan merasakan keseruan, tentunya…@@@[NH. Tono]