Insantama, Sekolah Yang Memikat Hati Arkha

-

Senang sekali, saya bisa berteman dengan ibu muda yang shalihah dan cukup aktif melibatkan diri dalam forum orang tua di SDIT Insantama Bogor yaitu FOSIS SDIT Insantama dan Koordinator Kelas (Korlas). Nama beliau Nismira Chantialina, biasa dipanggil ibu Nisye. Alhamdulillah, beliau alumni Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Ibu Nisye biasa juga dipanggil “Bunda Arkha”, nama panggilan ini karena mengacu kepada putra semata wayang beliau yaitu Arkhalifipriya Trilaksono, panggilannya “Arkha”.

Ibu Nisye berbagi cerita tentang pengalaman beliau, saat masih “Hunting” Sekolah Dasar (SD) buat Sang Putra “Arkha”.

Ibu Nisye menceritakan bahwa berawal dari melihat anak tetangga-tetangga di komplek perumahan tempat dimana bermukim Arkha, Yanda dan Bubun Arkha, demikian biasanya Arkha memanggil kedua orangtuanya. Menurut ibu Nisye pada waktu itu banyak putra dan putri dari warga komplek perumahan tersebut yang bersekolah di Insantama. Dan ibu Nisye beserta suami berpendapat bahwa jika diamati secara akademis para siswa SDIT Insantama terlihat santai tidak tertekan dengan beban pelajaran baik berupa tugas di sekolah maupun PR (Pekerjaan Rumah). Menurut ibu Nisye lagi, para sisa SDIT Insantama secara psikologis juga terlihat senang dan semangat berangkat sekolah, bahkan saat pulang sekolah juga masih terlihat senang, pertanda walaupun jam belajar sekolah sampai sore sekalipun (Full Day School) tetapi para siswa belajar di sekolah dengan metode yang menyenangkan. Dan ibu Nisye juga mencari informasi tentang SDIT Insantama, salah satu info yang didapatkan adalah model belajar di Insantama tidak selalu di dalam kelas namun seringkali sambil tadabbur alam ke lingkungan di sekitar sekolah, atau sekedar duduk di halaman sekolah, “Ini khas Sekolah Semi Alam” demikian ibu Nisye menyimpulkan.

Namun yang utama bagi ibu Nisye dan suami adalah pembiasaan akhlak yang baik, ibu Nisye berpendapat “Kami melihat anak tetangga-tetangga kami yang bersekolah di Insantama, ma syaa Allah…. santun, dengan pengetahuan agama yang lebih baik dari umumnya SIT (Sekolah Islam Terpadu), tentunya didukung dengan peran serta orangtua mendidik akhlak yang baik sesuai dengan pola asuh di rumah”

Nah, pada saat mulai ‘perburuan’ tahun ajaran baru, mencari SD yang tepat buat Arkha, ibu Nisye dan suami pun mengajak Arkha masuk ke dalam area Insantama, ternyata atas izin Allah SWT Arkha “Klik” dengan lingkungan Insantama. Dan di sisi lain, ibu Nisye dan suami pun juga ‘Sreg’.

Kemudian ibu Nisye dan suami juga menawarkan kepada Arkha untuk melihat-lihat lokasi SD yang lain sebagai alternatif, tetapi Arkha tidak mau, dan hanya ingin bersekolah di Insantama.

Tentang Metode Membaca Al Qur’an yang diterapkan di Insantama yaitu Qiroati, ibu Nisye dan suami sempat merasakan adanya kekhawatiran di hati beliau berdua yaitu mengenai sanggup tidaknya Arkha mengikuti metode Qiro’ati di Insantama, menurut pendapat ibu Nisye “Metode Qiroati ini berbeda dengan metode belajar Al Qur’an di TK Arkha, dan dari info yang kami dapatkan bahwa metode Qiro’ati terkenal sulit sekali, tetapi alhamdulillah ternyata Arkha mampu mengikuti seluruh pembelajaran metode Qiroati dan masuk program Tahfidz”.

Masyaa Allah, tabarakallah walhamdulillah
Arkha termasuk salah satu peserta Khatmul Qur’an termuda dalam sejarah Khatmul Qur’an kala itu.

Ibu Nisye menambahkan “Saat ini, di pertengahan kelas 4, semangat Arkha untuk berangkat ke sekolah sama antusiasnya dengan hari pertamanya masuk di SDIT Insantama, alhamdulillah”.

Ibu Nisye menyampaikan “Terima kasih Insantama karena telah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak-anak setiap harinya”

*Sumber: Bunda Arkha