FOSIS SMPIT INSANTAMA MENGGELAR ACARA WEBINAR NASIONAL (3)
Penulis: Irfah Zaidah
Acara webinar yang diselenggarakan oleh FOSIS SMPIT INSANTAMA, Sabtu 01/05/21 ini semakin menarik saja.
Selanjutnya tibalah saatnya acara INTI dan pak Ageng mempersilakan bapak Ahmad untuk memberikan uraian penjelasan tentang seluk-beluk COVID-19, penyebarannya, bahayanya dan tindakan pencegahannya dan apa yang harus dilakukan oleh civitas academica (dalam hal ini Insantama) dalam mempersiapkan PTM (Sekolah Offline). Beliau merekomendasikan langkah-langkah:
1. Keputusan PTM adalah sebuah keputusan bersama bukan sepihak
2. Istiqamahkan bi’ah amar ma’ruf nahyi ‘anil munkar sehingga tegak kedisiplinan terkait PROKES SIAGA COVID-19, demi kesehatan, keselamatan dan keamanan bersama.
3. Terapkan 5M: Mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
4. Laksanakan VDJ: (V) Ventilasi ruangan harus memperlancar sirkulasi udara sehat dan segar, (D) Durasi atau waktu pelaksanaan PTM/Offline dibuat singkat atau sesuai kebutuhan yang penting saja. Untuk menghindari terjadinya celah-celah pelanggaran prokes dan hal-hal yang rentan serta membahayakan.
5. Hindari “Bottle Neck” dan atur sebaik mungkin akses masuk – keluar melalui shift masuk dan keluarnya siswa. Hal ini untuk menghindari body contact, kemacetan, kerumunan dll.
6. Terapkan kurikulum khusus (pandemi)
7. Tunjukkan kesiapan dan kewaspadaan dengan mengadakan mitigasi resiko
Pada dasarnya COVID-19 disebabkan oleh SARCOV-2, tetapi disebarkan oleh manusia.
Oleh karena itu, kita sebagai muslim meyakini bahwa para muslim/ah korban COVID-19 in syaa Allah mendapat pahala syahid. Sedangkan yang masih hidup ini akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT: Apakah kita tergolong manusia yang turut mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Corona Virus yang sekarang sedang mewabah ini, ataukah yang sebaliknya ?
Kemudian tiba saatnya ibu Zulia memaparkan bagaimana fakta dari para siswa yang selama kurang lebih 1 tahun “dipaksa” oleh situasi dan kondisi pandemi menjadi terbatasi ruang gerak dan interaksinya, serta pola belajarnya yang semula BDS menjadi BDR. Tentu hal ini berdampak kepada psykhis para siswa, timbul jenuh, bosan, mager, stress dll. Dan apa yang dirasakan oleh para siswa, tak luput juga dirasakan oleh para guru dan juga para orangtua.
Nah, disinilah dibutuhkan sosok orangtua yang tangguh. Yaitu orangtua yang tetap stabil dalam menghadapi berbagai kondisi. Juga dibutuhkan orangtua yang solid, artinya kompak bersatu, menghadapi berbagai kesulitan yang timbul akibat dari “hantaman” pandemi.
Karena jika orangtua tangguh dan solid dalam menghadapi kondisi terburuk pun, maka rumah tangga pun harmonis (sakinah – mawaddah – warahmah) dan anandas pun tumbuh dengan penuh limpahan kasih – sayang dan perhatian yang tulus dari kedua orangtuanya. Dan guru pun bisa bekerja dengan nyaman saat menghadapi para siswa. Nah, In syaa Allah anandas dikelilingi oleh orang-orang yang selalu men-support nya. Dan in syaa Allah, prestasinya pun akan terlejitkan …. (Aamiin)
Selanjutnya dibuka termin tanya jawab dan para peserta sangat antusias melontarkan pertanyaan kepada kedua narasumber. Dimana di akhir sesi, ternyata para peserta yang bertanya mendapatkan hadiah. Alhamdulillah ….
Rangkaian acara terakhir adalah do’a penutup oleh ustadz M. Sanudin dengan pembacaan do’a yang menyentuh keimanan dan rasa syukur bagi para peserta.
Acara dipungkasi dengan istighfar 3x dan do’a penutup majelis oleh yang membuka acara, yaitu bapak Ageng.
Semoga ilmu yang didapat berkah, aamiin[]