Delapan Hari Bersejarah di Aussie

Banyak Ibrah dalam Perjalanan Menempa Pemimpin Ansharullah

-

Assalamu’alaikum, Ayah Bunda. Bagaimana kabarnya? Ini anakmu, baru pulang setelah menaklukkan negara Australia (untuk kali kedua). Dengan senang hati, kami ingin menceritakan kesan kami selama delapan hari bersejarah di Aussie: LKMA 2022 Voyage to Aussie.

———–
Delapan hari penuh makna telah kami lalui. Hari yang tak hanya padat kegiatan, tapi juga penuh pelajaran. Mulai dari berangkat hingga tiba di Sydney sambil memanjakan mata dengan keindahan dan kerapihan tiap sudut kota. Jauh berbeda dengan perkotaan di Tanah Air kita.

Tidak berhenti di situ, masyarakatnya juga sangat disiplin. Kami belajar untuk selalu teratur. Dari memilah sampah organik dan anorganik hingga tidak sembarang naik turun bus di manapun sekehendak kami.

Kami sempat belajar Chemical Engineering di universitas terbaik ke-4 di Australia. Tak hanya mengadakan presentasi dan tampilan, kami juga diajak mengelilingi kampus University of New South Wales yang hebat itu.

Minoritas bukanlah penghalang dakwah dan ibadah kaum muslim. Kami belajar dari komunitas muslim yang membantu kami bagaimana Islam bisa bertahan bahkan berkembang menjadi satu kesatuan utuh di tengah kesulitan yang ada.

Dari komunitas muslim Australia, kami diundang ke University of Newcastle. Hanya sebagian yang berangkat ke sana, sebagian lainnya mengunjungi perwakilan bangsa di Negeri Kanguru: Konsulat Jenderal Republik Indonesia. Dua kunjungan yang luar biasa.

Pada akhirnya, kisah pelatihan kepemimpinan kami di Australia harus ditutup dengan kembali ke Tanah Air. Meski LKMA kami berakhir, perjalanan bersejarah kami menjadi rahmatan lil ‘alamiin masih panjang selama nama belum terukir dalam sejarah. Bismillah…

———–
Ayah Bunda, LKMA ini luar biasa. Delapan hari dirancang sedemikian rupa, diniatkan untuk Sang Pencipta.

Tiap-tiap kami mendapat amanahnya masing-masing. Menjadi Ketua LKMA, Chief of the Day, Sekretaris, Bendahara, Infokom, Logistik, Danus, Humas, Acara, Konsumsi, Kesehatan, Silat, Saman, Angklung, Puisi, Presentator, MC, dan masih banyak lagi.

Lewat LKMA ini, kami belajar untuk selalu husnudzan kepada Allah. Berlatih menyingkirkan kekhawatiran, menguatkan keyakinan, juga membawa diri pada kesabaran. Tentunya dengan azam dan tawakal yang benar sebenar-benarnya.

Kami makin paham mengapa kami selalu diingatkan, dilatih, juga dibina selama menjalani azam dan tawakal yang kami tekadkan sendiri: untuk melatih modal dasar rancangan masa depan kami agar selalu berada dalam koridor ketaatan kepada Allah Swt.

Ketika kami taat, Allah akan Ridho pada kami, lalu Memberkahi kami. Jika sudah Diridhoi serta Diberkahi, maka itu tanda bahwa izin dan pertolongan Allah sudah ada di hadapan kami.

Selama proses LKMA ini, kami merasakan hadirnya izin dan pertolongan Allah. Lembaga yang tak kunjung menerima karena alasan pandemi, hanya dengan modal kontak tanpa surat menyurat resmi, digantikan oleh lembaga lain yang jauh lebih bagus.

Makan yang awalnya hanya dua kali sehari diganti makanan yang sangat melimpah. Banyak kaum muslim Australia yang membantu kami, sungguh Ukhuwah Islamiyah yang solid. Masya Allah…

———–
Ayah Bunda, delapan hari LKMA kami memang bukan sebatas ke luar negeri, tapi untuk membangun generasi yang dinanti. Tak terkecuali generasi kami, Arzachel.

Generasi Arm of Zealousness and Changeling, dengan izin dan pertolongan Allah, pemimpin Ansharullah sejati yang membangkitkan umat. Insya Allah, biidznillah wa nashrillah…

Doakan kami, Ayah Bunda, agar kelak kami bisa mewujudkan mimpi dunia akhirat kami. Aamiin…

Wassalamu’alaikum…

Dari para calon pemimpin, Arzachel ~