Building Mutual Trust in A Team
Penulis: Irfah Zaidah
Hal yang niscaya, sebuah tim membutuhkan adanya rasa saling percaya (trust) diantara anggota-anggota tim tersebut. Tanpa rasa saling percaya, sekumpulan individu manalah mungkin disebut sebagai ‘TIM’. Manalah mungkin mereka berbagi informasi, manalah mungkin mereka bekerja sama satu sama lain dengan solid.
Sebagai sekolah bertagline ‘Sekolah Calon Pemimpin’, SMPIT Insantama menggelar acara LMT-1 (Leadership and Management Training-1), 2-4 Agustus 2022. Target utama dari LMT-1 adalah ‘Merancang Mimpi Besar’. Maka dari itu, mengawali LMT-1 dihelat acara game ‘Team Building’ yang difokuskan pada membangun rasa saling percaya diantara sesama anggota tim. The Trust merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah tim yang efektif, karena dapat memberikan rasa aman bagi para anggotanya.
Ketika anggota tim merasa aman terhadap satu sama lain, maka mereka akan merasa nyaman untuk saling terbuka, mengambil keputusan yang tepat, dan mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Infishal, sebuah kata yang tak dapat ditawar dalam setiap perhelatan yang harus menghadirkan siswa ikhwan dan akhwat di SMPIT Insantama. Guru memisahkan tempat kegiatan siswa ikhwan dan akhwat, ikhwan berkegiatan di plaza sedangkan akhwat di GOR Ukhuwah yang tertutup pada rentang waktu 07.30-09.30 WIB.
Cuaca mendukung, tak terlalu panas pun tak mendung. Sembilan kelas ikhwan mulai dari kelas 7, 8 dan 9 yang rata-rata berisi 25 hingga 30-an siswa ‘tumpah ruah’ di Plaza Insantama. Sedangkan akhwat ada 6 kelas, semua terpusat di GOR Ukhuwah.
Para guru pun berbagi tugas untuk pendampingan siswa dan mengawal jalannya game. Guru-guru ikhwan membersamai siswa ikhwan, guru-guru akhwat bersama siswa akhwat. Ada Bu Euis Rachmawaty, Bu Herlin Dewi Karlina, Bu Mufarochah, Miss Tachi, Miss Waddah semuanya memandu game dan Bu Lisna ‘Sang Fotografer’ berkeliling mengabadikan momen yang penuh ceria dan sportifitas ini. Para siswa terbagi dalam beberapa kelompok, masing-masing belajar untuk memenej kelompoknya; 1 siswa yang menjadi ‘penjatuh diri’ dan sisanya menjadi penyanggah. Diantara siswa yang telah melaksanakan game; Hasifa siswa dari kelas 7 Hasifa, Khansa dari kelas 8, dan Sawsan dari kelas 9 dan lain-lain.
Dalam 1 tim, yang berperan menjatuhkan diri maupun yang berperan menyanggah, harus sama-sama memiliki rasa saling percaya yang kuat dan bermental baja juga. Agar tim mereka mampu menaklukkan tantangan game, dan berhasil mengantarkan tim mereka sukses menjadi juara.
Tanpa adanya saling percaya di dalam sebuah tim, maka inovasi, kolaborasi, creative thinking, hingga produktivitas tim tersebut akan kurang melejit.
Proses untuk menjadi ‘Calon Pemimpin Ansharullah’ hanya bisa terwujud dengan soliditas tim yang kokoh dan rapi, saling percaya dan saling menguatkan di antara anggota tim. Sebagaimana digambarkan oleh Allah Swt:
كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ ….:
…. seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS. Ash-Shaff: 4).[]