Bapak, Kapan Kita Pulang?

-

Reportase Khas Harian
PERMATA SMPIT INSANTAMA BOGOR

Bapak, Kapan kita pulang?

Senin, 02 April 2018, halaman SIT Insantama hiruk pikuk oleh aktivitas siswa. Hari kedua di bulan April yang bertepatan dengan hari senin, aktivitas harian siswa berlaku seperti biasa. Namun ada yang istimewa. Berbeda dengan hari senin biasa, hari ini terasa istimewa karena siswa kelas VII SMPIT Insantama Bogor akan melaksanakan Perkemahan Duta Insantama atau yang disingkat dengan Permata. Perkemahan ini adalah kegiatan wajib bagi kelas yang sejak di semester pertama mengikuti Kepanduan yang merupakan ekstra kurikuler bagi kelas VII. Tujuannya selain sebagai ajang ujian akhir Kepanduan tapi juga lebih sebagai aspek melatih kemandirian siswa, khususnya bagi kelas VII yang baru saja melepas seragam merah putih.

“Bapak kapan kita akan pulang?”, tanya seorang siswa ikhwan seba’da menata perbekalan di mobil pengangkut. Saya hanya menatap dan menjawabnya dengan senyuman.” Kaet budhal kok gopo moleh-baru berangkat kok sudah pengen pulang. “, kata saya dalam hati. Tapi saya memaklumi karena anak-anak di usia awal SMP biasanya belum mampu move-on dengan suasana SD dan kegiatan perkemahan biasanya menjadi pilihan untuk membentuk kemandirian.

[foogallery id=”1606”]

Dan belum genap kaki menginjak kawasan Villa Edwin di Taman Sari, para siswa langsung disambut dengan upacara pembukaan yang diinspekturi oleh Kak Kurnia Wahyudi selaku PJ Permata 2018. Upacara yang penuh nuansa kedisiplinan ini menjadi awal yang mengesankan bagi siswa. Acara selanjutnya adalah membangun tenda yang dikomandoi oleh Kak Andri. Pemasangan tenda dilakukan secara berkelompok dan penuh kekompakan. Namun terkadang masih terdapat anggota yang malas dan selalu bermain-main saja. Hasilnya banyak tenda yang berdiri namun masih terlihat ringkih.

Membangun tenda rupanya menguras tenaga peserta Permata sehingga dengan lahap mereka menyantap bekal makan siang yang telah dibawa dari rumah. Acara kemudian berlanjut dengan sholat Dhuhur berjamaah dan Jelajah Medan.

Para siswa baik ikhwan maupun akhwat berbaris rapi berdasarkan kelompok masing-masing. Tidak lupa mereka saling beradu yel-yel. Namun sayang tak lama kemudian mendung yang awalnya menaungi puncak Gunung Salak lamat-lamat berpindah tepat di atas kepala. Bagaimana keseruan Jelajah Medan? Bagaimana pula kelanjutan nasib tenda mereka yang diancam guyuran hujan? Tunggu episode selanjutnya. F212