Mengoptimalkan Literasi IT untuk Pembelajaran

-

Mengoptimalkan Literasi IT untuk Pembelajaran

Penulis: Cut Putri Cory

Kemajuan teknologi sering disebut sebagai “kutukan” saat ianya tak terkendali dan justru memberi dampak negatif bagi generasi. Alhasil ada kasus-kasus kecanduan gawai yang tak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tapi juga mentalitas generasi.

“Insantama ingin mencoba jembatani kekhawatiran bapak ibu terhadap kemajuan teknologi. Inilah yang kita inginkan, menjadi basis komunikasi antara orang tua dengan sekolah. Salah satunya adalah mengenai SKU SKK, maka nanti bapak ibu harus mengisi nanti sesuai perspektif bapak ibu semua,” ujar Ustaz M. Arif Yunus, Direktur IT Insantama Bogor pada agenda Parentama (Parenting Insantama) di Gedung Marcopolo, Bogor, Ahad (17/7/2022).

“IT sebagai sesuatu yang kita manfaatkan untuk tujuan positif. Gimana caranya mengatasi anak-anak yang suka gadget? Efek dari IT memengaruhi perilaku dan keterampilan kunci. Nanti ke depan bisa jadi juga akan dilihat dari critical thinker, komunikator. Dia itu selalu ingin mengomunikasikan. Kolaborator, dia ingin terus bekerja sama. Lalu creator, anak-anak kita itu ingin terus berkreasi,” sambungnya.

SMPIT Insantama punya program yang namanya Maca Expo, kata Ustaz Arif, ini untuk pengembangan literasi. Dalam IT kita juga akan kembangkan literasi IT, agar anak-anak bisa membaca buku dari mana saja, e-library. Biasanya kalau ada pelajaran IT, mereka akan diajarkan Microsoft. Sekarang anak-anak butuhnya adobe, photoshop, indesign, dan lain-lain. Ini penting pendampingan kedua orang tua agar anak-anak mampu menguasai literasi baru yang coba ditangkap oleh Insantama ini.

“Teknologi ini akan kita manfaatkan. Namun kadang ada problem komunikasi antara kita dengan anak-anak kita, karena ada gap generasi. Anak-anak kita adalah Gen-Z, cirinya mereka mengonsumsi internet minimal 7 jam per hari,” ujar Ustaz M. Arif Yunus.

Tantangannya bagi Insantama, kata Ustaz, mempersiapkan generasi pada era berkelimpahan informasi. Dulu anekdot kita di dunia pendidikan selalu begini; bagaimana mencegah anak-anak kita dari efek buruk televisi? Apa yang terjadi? Anak-anak keluar rumah, ke tetangga nonton TV. Sekarang pertanyaan yang sama, kalau internet yang masuk, apa yang kita lakukan?

Ustaz M. Arif Yunus pada kesempatan ini mengajak seluruh peserta Parentama untuk masuk ke simtama.net dengan cara login menggunakan user aktif yang dimiliki.

“Kita punya komitmen sistem, Insantama punya prasyarat 6i, di antaranya adalah guru mumpuni, layanan tanpa kompromi, dana yang memadai, sistem tertata rapi, jadi IT kita sebenarnya kita kembangkan untuk merapikan sistem. Kalau keuangan tidak ada salah tagih, misalnya,” terangnya.

Ustaz Arif juga dalam pertemuan ini menyampaikan harapannya, “Kita sudah punya laboratorium IT, mohon doanya kita bisa upgrade laboratorium IT kita. Yang memadai, anak-anak sekarang butuhnya minimal core i5 atau core i7 karena sekarang bekerjanya tak lagi Microsoft, tapi visual.”

Dia mengajak seluruh orang tua yang hadir untuk mengambil handphonenya dan mem-follow akun Instagram Insantama. Hal itu agar seluruh orang tua mengetahui semua aktivitas ananda, ini sebagai bentuk perhatian dan pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya.

Ustaz Arif mengimbau seluruh peserta untuk aktif mengisi SKU SKK ananda, termasuk memasukkan pendataan pembacaan tilawah sehingga dapat terdeteksi siapa yang menjadi pembaca tilawah terbanyak dari riwayat tilawah yang ada. Selain itu, dari pemaparan Ustaz Arif Yunus hari ini seluruh orang tua murid dapat memahami bagaimana komitmen Insantama untuk menjadikan IT sebagai jalan komunikasi yang cukup strategis antara orang tua dan sekolah, sekaligus pengembangan literasi IT murid SMPIT Insantama.[]