Menjaga Takwa

-

Menjaga Takwa

Penulis: Sasmita

Kajian Kamis malam IBS (Islamic Boarding School) Insantama, 16 Juni 2022 di MPI (Masjid Pendidikan Insantama) bersama ustadz Dr. M. Rahmat Kurnia, ini kajian terakhir bagi siswa kelas 9 dan kelas 12, karena sudah menyelesaikan studinya di Insantama.

“Anak anak, sebelum ananda sekalian pulang ke rumah dan tamat dari Insatama, bapak ingin memberi pesan, dan bapak harapkan kalian bisa selalu ingat pesan bapak. Pertama, kita harus tetap menjaga takwa dalam kehidupan. Takwa adalah melakukan apapun yang diperintahkan Allah Swt dan meninggalkan apa yang di larang Allah Swt. Karena Allah Swt senantiasa mengawasi kita dimanapun berada. Kedua, Biasakan untuk menerapkan apa-apa yang biasa dilakukan di boarding, seperti shalat malam, tahajjud, shalat jamaah di masjid, puasa Senin-Kamis, dan shalat sunnah rawatib. Jangan lupa ananda harus membantu ayah dan ibu, memberikan kebahagiaan padanya. sehingga orang tua ridha dan senang pada kita”. Demikian penjelasan ustadz Rahmat.

Ustadz Rahmat pun melanjutkan wejangan
“Bapak ucapkan selamat kepada ananda kelas 9 dan 12, yang telah lulus studynya, bapak do’akan yang terbaik untuk ananda”.
Masyaa Allah para santri pun terharu.

“Bapak ucapkan terimakasih atas kesungguhan dan kesabaran ananda selama sekolah dan berada di boarding Insantama. Seorang muslim yang baik adalah ketika ia salah maka ia berusaha memperbaikinya, dan jangan men-judge orang yang salah, karena kita semua pernah salah”. Sungguh pesan dari ustadz Rahmat ini, layak dikenang sepanjang hayat oleh para alumni nantinya.

Di penghujung wejangan, ustadz Rahmat mensmbahkan
“Untuk ananda yang lain, gunakanlah waktu libur untuk aplikasikan ilmu yang didapat, dan berikan cinta pada orang tua”.

Kaca mata hitam mengalihkan perhatian ustadz Rahmat, pasalnya ada santri yang sedang sakit mata “Kenapa pada pakai kacamata hitam nak?” Tanya ustadz Rahmat. “Lagi sakit mata ustadz.” Sahut para santri sembari tertawa sopan namun penuh arti.

“Mari kita sama-sama lafalkan shalawat tibbil qulub, Semoga Allah angkat sakitnya ananda semuanya

“Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammadin tibbil quluubi wa dawa-iha… Yang artinya: “Ya Allah berikanlah rahmat kepada penghulu kami Nabi Muhammad dokter hati dan obatnya dan pengobat badan dan penyembuhnya dan cahaya penglihatan dan sinarnya dan kepada keluarga nya dan sahabatnya dan sampaikanlah salam kepadanya.”

Masyaa Allah, para santri pun sangat antusias dan bersemangat ketika diminta untuk membaca shalawat tibbil qulub diiringi dengan marawis.

Ustadz Rahmat menutup kajian dengan ucapan selamat dan permintaan maaf kepada semua santri.[]