Kajian Ramadan Riyadus Shalihin; Sabar, Bukti Cinta yang Tak Pernah Usai
Penulis: Mila Sari
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Alhamdulillah, Senin 11 April 2022, kajian Ramadan Riyadus Shalihin kembali diselenggarakan di Masjid Pendidikan Insantama (MPI) lantai dua dengan mengundang ustadz Muhammad Sanudin, S. Th. I sebagai pembicara. Pada kesempatan kali ini, beliau mengangkat tema yang sangat luar biasa, yaitu tentang “Sabar”.
“Anak-anak sekalian, ketahuilah betapa banyak karunia dan Rahmat yang telah Allah Swt berikan pada manusia, tapi tidak semua yang bisa mensyukuri dan meresponnya dengan baik. Bahkan, diantaranya ada yang tidak mengindahkan dan sebagiannya malah mengingkarinya.” Ungkap ustadz Sanudin mengawali pembicaraannya di pagi yang penuh berkah ini
“Dalil tentang kesabaran, termuat banyak dijelaskan oleh Allah Swt dan Rasul saw dalam nash-nash syara’. Bila didahului oleh keimanan maka berarti itu menjadi tolak ukur keimanan seseorang.” Lanjut beliau menjelaskan
Di dalam ayat, bahkan disebutkan sabar sebelum shalat karena shalat termasuk hal yang membutuhkan kesabaran saat dilaksanakan. Di samping itu, hanya orang-orang yang sabar sajalah yang diberikan pahala berlipat-lipat tanpa batas. Barang siapa berlatih untuk bersabar, maka Allah Swt akan menjadikannya bersabar. Siapa saja yang bersabar dan memaafkan kesalahan orang lain, maka itu termasuk hal yang diutamakan. Bahkan kesabaran merupakan indikator dari kesungguhan seorang hamba, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Swt Q.S. Muhammad: 31 seperti berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ
Artinya: “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.
Selain dalam ayat-ayat Al-Qur’an, perihal bersabar juga disebutkan dalam beberapa hadits, diantaranya:
“Suci itu bagian dari iman dan ucapan hamdalah, akan memenuhi timbangan di akhirat dan ucapan tasbih tasmid akan memenuhi langit dan bumi, atau ucapannya memenuhi kebaikan antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya dan sadaqah adalah bukti. Kesabaran adalah cahaya dan Al-Qur’an sebagai hujjah dan sebagai pembelamu atau sebagai penuntutmu di akhirat karena sikap lalai kita padanya. Dan setiap manusia berangkat memerdekakan dirinya sendiri atau menghancurkan dirinya dengan amal dan kemaksiatan.”
“Dari Ibnu said al-kudri, ada segolongan sahabat yang datang kepada rasul dan meminta apa yang mereka inginkan dan meminta kembali sampai-sampai apa yang ada pada Rasul menjadi habis. Saat memberikan itu Rasul bersabda, apa-apa yang ada pada diriku tidak pernah bertahan lama, selalu aku berikan. Barang siapa yang senantiasa bersabar, maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan tidaklah seseorang diberikan suatu pemberian dan lebih luas dan lebih baik kecuali sabar.”
“Anak-anak sekalian, dengarkan salah satu ungkapan tentang sabar! Man shabara zhafira, yang artinya siapa yang bersabar, beruntung.” Terang beliau menjelaskan dan mengajak para santri untuk bersama-sama menghafalkan dengan pengulangan beberapa kali. Beliau yang membaca lebih dulu, kemudian baru para santri sampai semua peserta yang hadir hafal akan lafaz masyur tersebut.
Dari abu Yahya berkata, sungguh menakjubkan urusan orang-orang yang beriman, sesungguhnya seluruh masalahnya baik baginya dan tidaklah itu dapatkan bagi seseorang kecuali yang beriman. Jika ia ditimpa kelapangan, bersyukur maka kebaikan baginya. Jika ditimpa kesulitan, maka ia bersabar dan itu kebaikan baginya.
Sudah sunnatullah manusia diberikan Ujian dalam hidupnya karena ujian adalah wasilah Allah Swt agar Allah Swt dan hamba-Nya bersatu lewat pertolongan Allah Swt.
Ustadz Sanudin juga menjelaskan, bahwa setidaknya ada tingkatan-tingkatan dalam kesabaran, diantaranya:
1. Sabar dalam ketaatan pada Allah Swt
2. Sabar dalam meninggalkan segala kemaksiatan kepada Allah Swt
3. Sabar dalam menjalani setiap ujian yang datang dari Allah Swt
Beliau juga menjelaskan sebuah kisah kesabaran yang sempurna yang ada dalam diri seorang murid saat berusaha untuk menimba ilmu pada sang guru. Yaitu kisah Imam Syafi’i yang menempuh perjalanan yang jauh dengan mengendarai hewan tunggangannya untuk berguru pada Imam Malik, sedang usia Imam Syafi’i pada saat itu amat teramat muda.
“Sesungguhnya aku melihat cahaya di hatimu dan jangan kau padamkan dengan maksiat kepada Allah Swt!” Ucapan imam Malik kepada imam Safi’i setelah mereka saling bertemu dan mengetahui tentang hal itu.” Tutur beliau dengan penuh semangat
“Semoga kita semua senantiasa dilimpahkan kesabaran oleh Allah Swt dalam menjalankan setiap ujian dan fase-fase kehidupan yang kita jalani, sehingga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Termasuk dalam menimba ilmu bila kita seorang murid dan kesabaran dalam mendidik, bila kita seorang pendidik.” Ungkap beliau mengakhiri penjelasan materi hari ini.
Semoga dengan adanya kajian Ramadan ini, semakin menambah ilmu dan kebaikan bagi kita semua. Menambah ilmu dan wawasan keislaman dalam setiap materi yang disampaikan.[]