Pesantren Ramadhan SMPIT Insantama; Nasihat Guru dari Hati, Sampai ke Hati Mewujudkan Adab Islami

-

Pesantren Ramadhan SMPIT Insantama; Nasihat Guru dari Hati, Sampai ke Hati Mewujudkan Adab Islami

Penulis: Irfah Zaidah

‘Tak kenal maka tak sayang’ kiranya pameo ini sesuai dengan filosofis acara yang digagas dan sekaligus diselenggarakan oleh SMPIT Insantama, Sabtu 16/04/22 jam 07.45-09.00 WIB bertempat di Masjid Pendidikan Insantama yang dipusatkan di lantai 2.

Sekadar mengenal nama, wajah postur serta bidang mata pelajaran, pastilah semua siswa sudah mengetahui sosok Pak Ahdiat Permana. Beliau seorang guru yang cukup ‘berumur’ mengajar Bahasa Sunda. Namun tak semua siswa mengenal banyak dan mendalam bagaimana perjuangan, suka-duka para guru diantaranya Pak Ahdiat yang digambarkan melalui video menempuh perjalanan dari Bandung ke Bogor, dengan menggunakan motor yang cukup ‘berumur’ pula.

Ilmu adalah Cahaya

Selain menayangkan video, para guru yang hadir pun dipersilakan oleh bu Herlin selaku pengarah acara Pesantren Ramadhan 1443 H yang merupakan bagian dari agenda kegiatan KRISTAL (Kegiatan Remaja Insantama lebih dekat dengan Al-Qur’an) yang beliau komandani.

Dimulai dari Pak Fajar pengajar Bahasa Indonesia, beliau memaparkan kisah berhikmah tentang Syaikh Fudhail bin ‘Iyadh. Hingga beliau berpesan kepada para siswa-siswi untuk selalu mengingat firman Allah SWT;

 وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ …

Artinya:
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
(QS. Al Baqarah; 282)

Dari kisah tersebut Pak Fajar menyimpulkan hikmah “Takutlah hanya kepada Allah SWT, bukan kepada manusia… insyaa Allah kita akan menjadi hamba Allah SWT yang akan selalu mendapat tuntunan-Nya. Allah SWT yang akan mengajarkan kebaikan kepada kita”. Inilah hikmah dari Kisah ini, takwa kunci kesuksesan penuntut ilmu.

Dilanjutkan dengan nasihat Bu Cory pengajar IPS; “Jangan pernah su’udzan terhadap guru”

Kemudian tibalah giliran Bu Fara pengajar Bahasa Indonesia; “Hilangkan 3 hal agar sukses berkah sebagai penuntut ilmu 1. Malas, 2. Sombong, 3. Under estimate terhadap diri sendiri ‘merasa bodoh/serba tak bisa’ ”

Selanjutnya bu Herlin memberikan kesempatan kepada Bu Zenita; “Dalam menuntut ilmu luruskan niat ‘untuk apa antum bersekolah di Insantama?’, Jujurlah dimana pun antum berada dan apa pun kondisinya, jadilah pribadi yang shalih/ah yang hakiki karena Allah SWT, tetap lah shalih/ah baik di sekolah, di rumah dan dimana pun antum berada”.

Bu Waddah pengajar PKn dengan gaya ceria dan ramah beliau “Antum harus ‘haus dan rakus’ dalam menuntut ilmu. Serta antum harus fokus seteoat bidikan panah pada titik bidiknya. Persiapkan segala tools untuk mendukung proses belajar. Wujudkan syukur antum kepada Allah SWT dg menjadi pelajar yang bersungguh-sungguh”

“Guru-guru antum di SMPIT Insantama itu laksana ‘paket lengkap’ ada berbagai karakter dari yang ‘soft’ hingga yang ‘hard’. Siap menuntut ilmu yang sebanyak-banyaknya nak ?”. Demikian intisari wejangan miss Tachi pengajar English, beliau berasal dari Makassar.

“Suatu saat nanti, antum akan merindukan berbagai karakter guru-guru antum di SMPIT Insantama”.

“Tinggalkan kemaksiyatan nak, itulah kunci sukses antum di dunia dan akhirat.”

“Luruskan niat, selalu berdoa, bersungguh-sungguh dalam proses belajar untuk menjadi yang terbaik”

Nasihat bu Herlin pengajar matematika ini, seiring dengan nasihat ulama;

العلم نور ونور الله لايهدى للعاصى

“Ilmu adalah nur (cahaya), dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat”

Wejangan berikutnya tibalah pada Pak Solikan pengajar IPS; “Dalam menuntut ilmu dahulukan adab antum terhadap guru. Adab yang berpahala dan diridhai Allah SWT itu hanya ada dalam Islam. Dengan selalu menerapkan adab Islam dimana pun antum berada, terutama saat antum menjalani proses belajar bersama guru-guru antum, Allah SWT akan limpahkan barakah. Apa itu barakah ?”. Masyaa Allah para siswa pun menjawab serentak “Ziyadatul khayr” …. Bertambah-tambahnya kebaikan dari Allah SWT.

Nasihat Pak Muslim pengajar IPA menutup rangkaian; “Hendaknya semua nasihat guru-guru antum tanamkan dalam hati, dan segala komitmen baik yang tadi antum ucapkan dan tuliskan bapak harap tak sekadar ucapan di mulut saja. Wujudkan semua komitmen itu dalam nyata !”

Semua siswa dan siswi memperhatikan dengan baik nasihat para guru, mencatat point-point penting, serta yang terakhir mereka menuliskan muhasabah di secarik kertas yang telah disediakan oleh tim panitia. ‘Rasa’ acara ini pun terasa ‘campur-aduk’ sesekali terdengar pekik takbir sebagai tanda saling menyemangati. Namun semakin mendekati akhir acara, terdengar sesenggukan tangis haru diantara para siswi dan terdengar tangis tersedu-sedu dengan mata berkaca-kaca dari para guru akhwat.

Semoga tayangan video dan nasihat yang telah dipaparkan oleh para guru mampu meningkatkan respect siswa dan siswi kepada guru dengan mempersembahkan adab mulia yang diridhai Allah SWT dan juga menjadi ‘titik balik’ bagi para siswa dan siswi untuk lebih melejitkan diri hingga sukses hakiki; dunia dan akhirat. []