I – Gen On Inteens SMPIT Insantama Leuwiliang Kab. Bogor

-

I – Gen On Inteens SMPIT Insantama Leuwiliang Kab. Bogor

Penulis: Yoga Swara

“Apa ya tema yang tepat untuk Inteens kali ini ?” Tanya Bu Gemi selaku ketua panitia Inteens.
“Bagaimana jika Millennials Generation in Action; Smart, Energetic and Religious.” Beliau menambahkan.
“Sebaiknya kata Millennials diganti Bu, karena Millennials itu sebutan untuk generasi dikisaran usia 25 – 40 tahun. Istilah Millennials diganti dengan I – Generation saja”. Seru Bu Ecin merespon. Demikian cuplikan diskusi menjelang dilaksanakannya kegiatan Inteens SMPIT Insantama Leuwiliang.

I – Generation (Internet Generation) adalah penamaan untuk Generasi Z (remaja sekarang). Setidaknya ada beberapa ciri utama dari generasi Z ini diantaranya: mahir dalam dunia digital, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi/tidak ingin tertinggal informasi (Fear of Missing Out/FOMO), menyenangi kegiatan yang bersifat kebersamaan/kelompok (Weconomist), dan ingin melakukan secara mandiri (Do It Yourself/DIY).

Inteens (Insantama Teen Solidarity) dengan tema “I – Generation in Action; Smart, Energetic and Religious”, digelar pada tanggal 1 – 2 Oktober 2021. Inteens merupakan acara yang serupa dengan Class meeting, diikuti siswa kelas 7, 8 dan 9. Kegiatan ini dilaksanakan tepat setelah ujian Penilaian Tengah Semester (PTS). Tercatat telah 9 kali kegiatan ini diadakan sejak sekolah berdiri pada tahun 2017. Tujuan pelaksanaan Inteens ini diantaranya ialah dalam rangka meningkatkan keimanan/ketakwaan siswa serta membentuk akhlak mulia, memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dalam bidang akademik dan non akademik, merekatkan ukhuwwah Islamiyah diantara siswa SMPIT Insantama Leuwiliang, melatih keberanian, kerjasama/kekompakan dan tanggungjawab siswa.

Berbagai perlombaan yang diikuti siswa kali ini yaitu Rangking 1, Azan, Debat, Sambung ayat Al Quran, Spelling Bee, Futsal, Pesan berbisik, dan Kelas terbaik. Harapannya semua peserta dapat berpartisipasi dalam perlombaan tersebut, karena setiap siswa dikaruniakan Allah SWT memiliki potensi kelebihan yang berbeda satu dengan lainnya, mereka adalah juara pada bidangnya.

Hari pertama Inteens, dimulai dengan pembukaan dan sambutan. Dalam sambutannya Pak Yoga menyatakan, agar para siswa dapat berpartisipasi aktif dan mengerahkan kemampuan terbaik dalam Inteens kali ini, dengan tetap menjunjung sportifitas dan ukhuwah diantara sesama siswa. Beliau menambahkan juga, ketika siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti Inteens kali ini, siapa tahu kelak dari ajang ini misal lomba Azan, akan muncul Muadzin yang dapat mengumandangkan azan di Makkah al Mukarramah, di Madinah atau di Masjid Istiqlal. Demikian juga dari lomba Sambung ayat al Quran, siapa tahu, jika Allah menghendaki, akan muncul pula hafidz Quran yang mendunia nantinya, seperti Abdurrahman As Sudais, Saad Al Ghamidy atau Fatih Seferagic.

Selepas pembukaan Inteens, kemudian dilanjutkan oleh Pak Fauzi dan Pak Hari dengan pemanasan senam Ruhul Jadid agar sebelum lomba digelar, fisik siswa terkondisikan dan semangat pun terkondisikan. Setelahnya, maka dimulailah rangkaian perlombaan Inteens. Dimulai dengan lomba futsal, guna melatih kekompakan, kemudian diikuti lomba sambung ayat al Quran, pesan berbisik, spelling bee juga lomba adzan.

Hari kedua dilanjutkan dengan perlombaan rangking 1 yang cukup seru, karena diikuti oleh seluruh siswa. Materi pertanyaan yang diajukan membuat sebagian siswa tereliminasi karena jawaban yang kurang tepat, sehingga memunculkan sebagian siswa lain yang melaju sampai tahap akhir. Lomba debat pun mulai digelar, terlihat beberapa siswa berargumentasi berdasarkan sudut pandang mereka terhadap tema yang diangkat. Lomba lain pun mulai memasuki tahap final. Alhasil, di penghujung acara, momen yang dinantikan peserta yaitu pengumuman pemenang dari seluruh lomba. Hadiah pun disiapkan panitia, ada yang berupa makanan, minuman, piagam, dan alat tulis.

Inteens akhirnya ditutup bersamaan dengan pengumuman pemenang tersebut. Inteens kali ini diikuti oleh generasi yang unggul dalam bidang digital/teknologi, karena lingkungan mereka sejak kecil telah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget, dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.[]