Kesengsaraan dan Kesempitan Hidup Berpangkal dari Diabaikannya Aturan Allah SWT

-

Kesengsaraan dan Kesempitan Hidup Berpangkal dari Diabaikannya Aturan Allah SWT

Ringkasan Khutbah Jum’at

Khatib: Ustadz Umar As Sidiq

Masjid Pendidikan Insantama, 19 November 2021

Haruslah kita meyakini 100% bahwa apapun yang disampaikan oleh Allah pastilah benar adanya. Dan kebenaran yang disampaikan Allah itu kita rasakan secara langsung saat ini. Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Q.S. Thaha: 124)

Kita sangat merasakan tentang hal ini. Kehidupan masyarakat hari ini sebenarnya dalam keadaan yang sedang tidak baik.

Pertanyaannya,sejak kapan kita merasakan kesulitan dalam hidup?  Jawabannya adalah pada saat bangunan besar yang menjaga penerapan hukum Allah telah runtuh.  Pada saat itu sistem dan penjaganya hilang dari peradaban.  Dan sejak saat itulah berbagai kesulitan hidup itu datang bertubi.

Lantas manusia mengganti sistem dan aturan kehidupan ciptaan Allah Ta’ala dengan sistem dan aturan buatan mereka.  Padahal manusia itu lemah, maka bagaimana ia mampu mengatur segala aspek kehidupan?

Kehidupan manusia menjadi penuh kebaikan dan keberkahan pada saat Sistem Islam diterapkan.  Dan ini terjadi sejak abad ke-7 hingga 18, dengan Turki Ustmani sebagai penjaga terakhir.

Jatuhnya Islam di Turki, tidak bisa dilepaskan dari peran keji Mustafa Kamal At Tarturk.  Nah, kepada Anda, siswa Insantama yang akan berangkat ke Turki dalam kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Atas (LKMA), tentu ini menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk menapaki sejarah gemilang di sana.

Maka kondisi hari ini tugas bagi setiap mukmin adalah harus bersama sama memperjuangkan tegaknya Izzatul Islam.  Bagi kita, upaya memperjuangankan kembali aturan Allah ini agar kita mudah mendapatkan syafaat Rasulullah.  Bagaimana akan diberikan syafaat jika tidak mau memperjuangkan warisan yang beliau tinggalkan?

Puncak tertinggi kebahagiaan bagi seorang mukmin adalah mendapatkan keridhaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ridha Allah itu bahkan lebih tinggi daripada kenikmatan surga.  Maka ini yang harus menjadi orientasi hidup kita.

Alah itu ada.  Allah Maha Kuasa.  Harus ada power untuk berjuang menegakkan syariat Allah.

Maka momen penting bagi Anda yang mengunjungi pusat peradaban Islam adalah munculnya semangat baru,  meningkatnya ketaatan kepada Allah denagn syariatnya sepulang dari Turki.

Ketaatan melahirkan keberkahan

Kedurhakaan akan mendatangkan kesempitan

 

[Penulis: Agung]