CAKAP DAN TERDIDIK DALAM BERKEHIDUPAN

-

CAKAP DAN TERDIDIK DALAM BERKEHIDUPAN

Penulis: Muhammad Taqiyuddin Tsaqib (Kelas 8B)

Sejak bulan Maret 2020 kami menerapkan Belajar dari Rumah melalui metode pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kami melakukan PJJ karena adanya pandemi Covid – 19 yang membatasi interaksi langsung antara guru dan para siswa di sekolah.Hal itu untuk menghindari penularan Covid –19. Dalam PJJ para siswa dan guru berada di tempat masing – masing dan terhubung secara daring.

Pada awalnya kami mengalami sedikit kesulitan dengan metode PJJ ini. Biasanya kami bertemu langsung dengan guru dan teman – teman di kelas, saling menyapa, saling teriak, dan lain – lain. Namun, kini kami hanya bisa berinteraksi melalui WAG dan zoom. Kesulitan yang kami hadapi selama PJJ ini adalah internet tidak stabil, mati listrik, kurangnya interaksi, tidak fokus karena dipanggil orang tua, dan lain – lain. Namun seiring waktu kami bisa beradaptasi dengan pola belajar yang seperti itu. Bagi ana yang harus pulang pergi ke sekolah setiap harinya dengan jarak yang cukup jauh, metode PJJ ini memudahkan untuk ana, karena ana tidak perlu datang langsung ke sekolah setiap harinya. Selain menghemat waktu juga dapat menghemat ongkos atau biaya transportasi.

Ternyata belajar dengan metode PJJ cukup seru. Ana kadang melihat ada siswa yang tertidur saat zoom, makan saat zoom, dan lain – lain. Dalam kelas PJJ kami tidak hanya berinteraksi lewat WAG atau zoom, ada juga tugas mandiri yang diberikan oleh guru. Biasanya guru menugaskan kami dengan suatu proyek tertentu dan menetapkan batas waktu pengumpulannya. Sehingga kami harus bisa membagi waktu agar tugas selesai tepat waktu. Ana pernah mendapat tugas memasak sayur oleh guru prakarya sebagai tugas mandiri. Ana memilih memasak sayur kangkung dengan bahan 1 ikat kangkung, bawang merah, bawang putih, garam, cabai, tomat, saus tiram, dan air.

Ana mengalami kesulitan saat memasak sayur kangkung sambil merekam video, sehingga ana membutuhkan bantuan dari orang tua. Pada akhirnya umi ana membantu untuk merekam video, dan berhasil. Ana juga pernah mendapat tugas dari kelompok ekstra kurikuler, yaitu tugas membuat telur asin. Awalnya ana kira mencari bahan – bahannya sulit, ternyata ana salah kira, bahannya sangat mudah ditemukan. Bahan – bahannya antara lain telur ayam, garam, abu gosok, dan air. Alat yang digunakan untuk membuat telur asin hanya 1, yaitu baskom.

Ana baru sadar pembelajaran sekolah ternyata bukan hanya materi pelajaran seperti matematika, IPA atau IPS saja, juga harus belajar keterampilan seperti memasak dan prakarya. Gunanya agar ana mempunyai keterampilan untuk belajar mandiri. Bahkan, dalam SKU (Standar Kecakapan Umum) yang seharusnya ada dalam diri semua alumni sekolah ini adalah ia mampu menyajikan olahan makanan baik tingkat dasar maupun lanjutan. Juga masih banyak keterampilan ilmu kehidupan lainnya yang kami kuasai dari sekolah ini.

Menghadapi semester genap ini, kami masih akan melakukan PJJ karena kondisi pandemi masih belum usai. Umi ana juga memilih untuk mengisi kuesioner dengan pilihan BDR untuk semester genap ini. Doa kita bersama, semoga saat tahun ajaran baru ana bisa mulai pembelajaran langsung di sekolah.

“Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Mencari ilmu sangat diwajibkan atas setiap orang Islam.” (HR Ibnu Majjah).

Albert Einstein pun pernah menyebutkan, Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh.

Semoga meski kita masih BDR tak mengurangi keberkahan ilmu yang kita peroleh dari para guru, pun semoga pandemi ini segera berakhir, Allah mengangkatnya dan kita bisa belajar sebagaimana seharusnya. Insya Allah.[]

#SMPITInsantama
#SekolahCalonPemimpin