Rabu, 04/03/20 yang sejuk, mentari masih malu-malu mengintip dari balik awan di atas langit nan biru …..
Para siswa SMPIT Insantama Bogor nampak penuh semangat bergegas menuju ke kelompok masing-masing yang biasanya disebut dengan sebutan keren “Club” , jenis-jenisnya adalah Arabic Club (AC), English Club (EC), Jurnalis Club (JC), Literasi Club (nama “Special”-nya adalah GEMA (Gerakan Membaca Insantama) dan DuTa yaitu singkatan dari Pandu Bertaqwa Insantama. Kegiatan ekstra kurikuler ini, dilaksanakan secara rutin di hari Rabu setiap pekannya yang diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII, dari pukul 07.30 – 08. 50 WIB. Ada yang menempati lokasi indoor (di dalam kelas) tetapi lebih banyak yang memilih di area outdoor yaitu di Plaza Insantama dan sekitarnya. Hal ini karena menjadikan para peserta lebih leluasa bergerak dan nyaman karena udara masih fresh untuk dihirup. DuTa Insantama, termasuk salah satu yang di area outdoor.
Khusus untuk Kepanduan ini, “diwajibkan” bagi siswa kelas VII untuk mengikutinya, sedangkan kelas VIII menyebar pada pilihan club-club ekstra kurikuler yang lain.
Melihat DuTa Insantama beraktifitas dan berlatih di Plaza, tentu akan mengingatkan siapa pun yang melihatnya dengan “Pramuka” yang merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya.
Jika ditilik dari sejarahnya, organisasi kepanduan pertama di Indonesia itu sudah ada sejak Zaman Belanda dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Yaitu mengacu ke organisasi Pramuka yang ada di negeri Belanda.
Organisasi kepanduan ini ternyata mendapat perhatian dari para pemimpin gerakan kemerdekaan kala zaman perjuangan. Para pejuang menilai bahwa pendidikan dan pelatihan yang diterapkan di organisasi kepanduan dapat digunakan untuk menggembleng dan membentuk karakter manusia Indonesia. Para tokoh kemerdekaan tersebut sepakat untuk mendirikan organisasi serupa. Maka sejak saat itu, mulai lahir organisasi-organisai kepanduan yang dirintis oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), dan JJP (Jong Java Padvindery).
Tetapi belakangan, ternyata adanya fenomena ini membuat Pemerintah Hindia-Belanda tidak suka dan akhirnya mereka melarang penggunaan istilah Padvindery yang digunakan dalam kelompok-kelompok tersebut.
Namun menyikapi larangan ini, membuat diantara tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia bertindak, yaitu KH. Agus Salim, mengganti istilah Padvindery menjadi Pandu atau Kepanduan. Nah, itulah asal-muasal kata “Pandu” atau “Kepanduan”.
Kali ini DuTa Insantama berlatih mendirikan tenda sebagai persiapan acara berkemah yang sangat berkesan tidak lama lagi, in syaa Allah.
Semangat terus ya DuTa Insantama, Allahu Akbar!