Sekitar 30-an santri IBS Insantama berkumpul di Masjid Pendidikan Insantama (MPI), Rabu (6/2). Mereka menunggu giliran untuk maju satu per satu mengumandangkan suara adzan di hadapan dewan juri, salah satunya Ketua YIC Ustadz Ismail Yusanto. Sebagian santri lainnya, mempraktekan imam shalat dengan melantunkan surat Al-Fatihah dan beberapa surat yang sudah mereka hafal.
Inilah audisi muadzin dan imam shalat, yang diselenggarakan DKM MPI. Audisi kali ini adalah yang kedua setelah audisi pertama sukses terlaksana di bulan Desember tahun lalu. “Kita ingin mendapatkan siswa yang bisa menjadi imam dan muadzin terbaik,” kata Ustadz Ismail.
Rencana ke depan, audisi muadzin dan imam shalat ini akan diselenggarakan dua kali dalam setahun di awal semester.
Pengurus Yayasan Insantama Cendekia punya harapan besar dalam audisi muadzin dan imam di MPI ini. Mereka bahkan bersedia menjadi penilai dalam audisi ini, dengan harapan agar kelak setelah lulus, para peserta audisi ini terlatih menjadi muadzin dan imam.
Menurut Ustadz Ismail hal ini dilakukan karena dua hal. Pertama, siswa didorong untuk bisa adzan dengan langgam yang terbaik, dan qiraah dengan tajwid, makhraj dan langgam terbaik serta hafalan Al-Qur’an yang banyak agar bisa terpilih menjadi imam dan muadzin MPI.
Kedua, dengan kesempatan menjadi imam dan muadzin, siswa berlatih dan praktek langsung, sehingga tidak canggung ketika nanti selepas lulus dari Insantama benar-benar menjadi imam dan muadzin.
Ustadz Ismail optimis hal itu bisa terwujud, karena saat ini pun, lulusan Insantama dikenal bacaannya bagus dan acap ditunjuk menjadi imam di lingkungannya masing-masing.
Dari sekitar 30-an santri peserta audisi ini, sudah terpilih 10 orang muadzin dan 10 orang imam dari beragam angkatan yang akan bertugas di MPI periode Februari – Juni 2018.[]