Reportase Leadership for Champions #2 SDIT Insantama Bogor; Semangat Survive di Alam

-

“Nikmati setiap prosesnya, jaga kekompakan tim, taat pada PAK dan amir kelompok, tetap bersabar, dan upayakan untuk tidak selalu mengeluh.”

Demikian pesan yang disampaikan Pak Marsambas, yang biasa dipanggil Pak Sambas, selaku ketua pelaksana kegiatan Leadership for Champions (Leadchamp) #2, kelas V SDIT Insantama Bogor. Pesan itu beliau sampaikan selepas para peserta melaksanakan kegiatan shalat tahajud, shalat subuh, dzikir, dan doa di hari ke-2 pada Selasa, 16 Mei 2023.

Bukan tanpa alasan Pak Sambas menyampaikan pesan demikian. Hari ini ananda semua akan melaksanakan misi untuk back to natural, survive dengan keadaan yang ada dengan tidak memanfaatkan sisi ‘modern’ teknologi pengolahan makanan. Intinya ananda harus menggunakan sumber daya alam yang ada untuk memasak bahan-bahan makanan yang akan dikonsumsinya dengan cara membakar ataupun merebus, tanpa menggoreng menggunakan minyak goreng.

Kegiatan hari ini juga akan menguras fisik sehingga kesabaran sangat diperlukan dengan tidak banyak mengeluh. Semuanya dalam upaya untuk mempersiapkan sang juara benar-benar siap menghadapi setiap tantangan yang akan mereka hadapi di kehidupan nanti.

Untuk mendapatkan bahan makanan hari ini, semua peserta LC #2 harus menempuh perjalanan lumayan jauh. Mereka harus menyusuri jalanan dengan suguhan pemandangan alam yang menakjubkan dengan background Gunung Salak yang demikian kokohnya berdiri di ‘ujung’ jalan. Air terjun Curug Nangka menjadi destinasi perjalanan. Jalanan yang menanjak, berkelok-kelok, dan turunan terjal menjadi riak perjalanan yang harus ditaklukkan semua peserta.

“Ana sudah mulai kelelahan, keringat bercucuran membasahi badan. Masih jauhkah perjalanan, Pak?” tanya Anang, salah satu peserta, di sela-sela perjalanan. “Insya Allah tidak lama lagi, setelah menuruni jalur ini insya Allah kita sudah sampai,“ balas Pak Nono memberi harapan pasti kepada ananda, juga pada semua peserta yang sudah mulai terlihat kelelahan.

Air terjun sudah mulai tampak terihat. Kelelahan yang sedari tadi menemani perjalanan menjadi terasa ‘hilang’. Semua peserta diperbolehkan menikmati air yang mengalir di jalur sungai air terjun. Semuanya bergembira, bermain air sambil mencoba berenang walau di kondisi air yang dangkal, tentu dengan area ikhwan dan akhwat terpisah.

Tantangan berikutnya, peserta harus kembali menyusuri jalanan yang terasa lebih bersahabat, karena terasa datar-datar saja, untuk menuju lokasi pengambilan bahan makanan. Lokasi tidak terlalu jauh dari perkemahan. Secara bergantian peserta harus menangkap ikan. Kali ini giliran peserta akhwat terlebih dahulu diberi kesempatan. Semua peserta masuk ke kolam untuk berburu ikan. Tidak lama kemudian giliran peserta ikhwan untuk masuk ke dalam kolam. Semua terlihat bersemangat. “Alhamdulillah ana dapat lagi!” teriak Gabe yang sudah mampu menangkap beberapa ikan.

Hasil buruan sudah ada di tangan. Berikutnya, peserta LC #2 diajarkan oleh PAK masing-masing ‘membedah’ ikan agar siap untuk dibakar. Pembersihan diawali dengan menghilangkan sisik-sisiknya. Pembersihan isi perut menjadi langkah selanjutnya. Ikan dibelah di bagian perutnya untuk mengeluarkan bagian isinya. Semua proses berjalan lancar. Peserta berupaya mencobanya. Walaupun terlihat agak canggung tetapi mereka tetap berusaha. Mereka sadar bila tidak melakukan itu, kelompok mereka tidak akan bisa makan ikan, begitu pesan yang selalu diingatkan panitia.

Membakar ikan menjadi tantangan berikutnya. Menyiapkan arang ternyata juga memerlukan kesabaran. Secara bergantian, peserta harus mengipasi bara api agar siap untuk dipakai membakar. Ikan dibelah menjadi dua dan dibalur mentega serta garam agar ikan terasa gurih saat dimakan. Ikan dibakar dengan cara dibolak-balik agar matang merata. Kurang lebih setengah jam, ikan siap dijadikan lauk makan siang. Secara berkelompok, peserta menikmati makan siang itu dengan lahap. “Ikannya enak lho, mantap nich hasil kerja keras kita,” ungkap Segara mengomentari rasa ikan yang sudah mereka persiapkan dengan baik.

Semua peserta mendapatkan hasilnya. Kerja keras dan kesabaran diperlukan untuk menuai hasil yang memuaskan.n Semoga proses ini akan dirasakan dan dinikmati para peserta LC #2 sebagai bekal dan modal agar mereka siap untuk menapaki hidup ke depan dengan segala tantangannya. Masya Allah… Allahu Akbar.[]