Day 1 – LKMA 2022 “Voyage to Aussie”

Pintu Gerbang Mimpi Besar Kami, Australia

-

Suasana pesawat sangat hening ketika layar di depan kursi kami memperlihatkan bahwa Sydney 5 menit lagi akan kami jajaki. Mimpi ini bukan lagi 1 cm, kita benar-benar dekat.

Matahari terbit dengan semburat cahaya merah keorenan berhias sekelibat awan putih disekelilingnya. Kami memulai hari dengan panorama Australia.

Sabuk pengaman dikencangkan, bahu ditata tegak lurus, perlahan pesawat menghentikan pergerakannya. Mimpi ini benar-benar nyata, kami tiba di Australia, Sydney Airport, pintu gerbang dari salah satu mimpi besar kami, tujuan kami bersama, LKMA 2022 “Voyage to Aussie”.

Pengecekan di bandara cukup ketat, kami diberikan semacam kartu penumpang yang berisikan beberapa data kami, seperti alamat yg akan kami singgahi, nomor darurat yang dapat dihubungi, hingga barang apa saja yang kami bawa. Australia sangat ketat terhadap barang-barang yang akan masuk ke negaranya, ini juga merupakan salah satu bentuk pencegahan negara Australia dari penyakit mulut dan kuku. Beberapa delegasi juga sempat tertahan karena terdeteksi membawa barang-barang berisi hal-hal yang mengandung buah-buahan. Alhamdulillah tidak ada hal serius yang terjadi, kami tetap bisa melanjutkan perjalanan kami.

Bu Khansa dan tim adalah saudara muslim kami di Australia yang menyambut kami. Beliau juga membimbing jalan kami menuju Masjid Tempe atau Al-Hijrah yang merupakan bangunan masjid pertama komunitas masyarakat Indonesia di kota Sydney. Kami disambut hangat oleh pengurus masjid ini, dijamu dengan makanan dan minuman yang cukup untuk mengisi perut kami sebelum memulai perjalanan.

Hal pertama yang kami lakukan di masjid ini adalah melakukan sujud syukur kepada Allah Swt., karena kami berhasil mendarat di Australia dalam keadaan selamat untuk mewujudkan mimpi besar kami.

Salah satu kalimat yang membuat kami semakin bersemangat untuk melaksanakan segala agenda kami adalah perkataan Bapak Romzi selaku pengurus Masjid Tempe/Al-Hijrah,
“Antum saat ini masyaallah, ikhwan dan akhwat, dalam kajian-kajian terus di boarding school, berpeluk dengan agama Allah Swt., dan ini yang kedepannya akan menjadikan antum sebagai tonggak dari umat Islam” . Kalimat ini benar-benar menjadi bara api semangat di awal hari kami.

The Rocks Discovery Museum menjadi destinasi kunjungan kami yang berikutnya. Museum ini menyimpan koleksi unik gambar dan artefak arkeologi yang ditemukan di The Rocks.

Museum ini berisi banyak sekali barang-barang peninggalan sejarah dari suku asli Australia, Suku Aborigin. Kami diceritakan tentang banyak hal di museum ini, tentang bagaimana suku Aborigin dulu hidup, budaya mereka, hingga fakta bahwa suku Aborigin yang merupakan suku asli Australia ini ternyata sempat tidak diakui keberadaannya sebagai bagian dari negara Australia, mereka kehilangan hak mereka untuk memiliki paspor hingga hak mereka untuk berpartisipasi dalam pemilihan anggota pengurus negaranya. Mereka baru mendapatkan pengakuan sebagai warga negara Australia pada tahun 70an.

Sudah cukup puas kami mendapatkan informasi baru dari The Rocks Discovery Museum, kami kembali ke dalam bus untuk menuju masjid terdekat dan melaksanakan salat jama’ dzuhur-ashar.

Sekarang kami bergeser sedikit ke kawasan Sydney Central Business District untuk mengunjungi Colonial Museum/ kerap dikenal dengan Australian Museum yang merupakan museum tertua di Australia dan museum sejarah alam tertua kelima di dunia, dengan reputasi internasional di bidang sejarah alam dan antropologi.

Australian Museum menyajikan berbagai macam barang-barang peninggalan sejarah Australia, bedanya dengan The Rock Discovery Museum adalah, museum ini jauh lebih besar dari The Rock Discovery Museum, koleksinya bukan hanya batu-batuan, tapi juga pajangan-pajangan hewan yang dipamerkan di dalam sebuah kotak kaca.

Cukup lama kami menghabiskan waktu disini, kami mengelilingi setiap bagian dari bangunan ini. Masya Allah bangunan ini dan segala hal yang terdapat di dalamnya benar-benar membuat kami semakin yakin bahwa Allah Swt. itu maha besar.

Hari semakin siang, tapi udara di Sydney masih bersahabat. Kami bertolak kembali menuju pemberhentian selanjutnya, The State Library of New South Wales, perpustakaan tertua di Australia.

Setibanya di sana, kami langsung naik menuju lantai dua yang berisikan galeri. Pemandangan pertama yang kami lihat adalah ruangan besar berisikan lukisan-lukisan pemandangan, serta orang-orang penting Australia di sisi kanan dan kirinya.

The State Library of New South Wales setidaknya memiliki 7 juta buku yang tercatat rapi di komputer dan tersusun rapi di perpustakaan tersebut. Kami diajak berkeliling hingga ke ruangan-ruangan yang berisikan hal-hal yang berkaitan dengan Suku Aborigin.

Perjalanan kami hari ini benar-benar mengajarkan kami banyak sekali hal baru, bahkan kami tak malu sedikitpun untuk terus bertanya mengenai hal-hal yang ingin kami ketahui tentang negara Australia ini. Kami bertanya tentang budaya-budaya negara ini, hingga bercerita tentang kebijakan-kebijakan yang ada di negara ini.

Pukul 18.00, pembelajaran kami hari ini usai. Kami menuju penginapan untuk berisitirahat dan kembali mengumpulkan tenaga untuk menyambut esok hari.

Besok, atas izin Allah Swt., delegasi ini Insya Allah akan sempurna, kita akan bersama-sama menjalankan kegiatan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen tingkat Akhir ini dengan sepenuh hati dan ikhlas hanya karena Allah Swt., karena LKMA ini hanya untuk Allah Swt.

“Arzachel Voyage to Aussie”