Suasana berbeda menyelimuti pagi (16/4/2025) di SIT Insantama Bogor. Dentingan bel sekolah berganti dengan sirine simulasi, dan langkah kaki para siswa menyusuri rute evakuasi dengan tertib. Bukan karena bencana sungguhan, melainkan karena semangat belajar menghadapi yang terburuk—simulasi gempa bumi yang digelar secara akbar.
Sejak pukul 08.00 WIB, siswa dari jenjang SD hingga SMA bersama guru dan staf memenuhi Auditorium SIT Insantama Bogor. Agenda pagi ini adalah penyampaian materi mitigasi gempa bumi, sebagai upaya nyata menyiapkan diri dan fasilitas guna menghadapi bencana.
Kegiatan dibuka oleh Bapak Arif, Wakil Kepala SMPIT Insantama Bogor Bidang Kesiswaan, yang dengan penuh semangat mengajak seluruh peserta membudayakan kesiapsiagaan. “Kesiapan itu penting, supaya saat gempa terjadi, kita tidak panik, tapi tahu harus bertindak apa,” ujarnya.
Materi utama disampaikan oleh Bapak Rian dari BPBD. Dengan gaya komunikatif dan energik, beliau menghidupkan suasana melalui yel-yel:
“Ketika Bapak bilang Insantama…”
“Tangguh, tangguh, tangguh… yes!”
Seruan penuh semangat dari para siswa menggema di auditorium, menandakan semangat belajar yang luar biasa. Pak Rian membahas penyebab gempa, pergerakan lempeng tektonik, hingga langkah penyelamatan yang tepat saat bencana melanda. Tidak hanya teori, siswa juga diajak berpikir dan bergerak tanggap. Sesi edukatif tersebut ditutup dengan doa bersama, memohon keselamatan dari segala musibah.
Tepat pukul 10.00 WIB, sirine pertama menggema, yang menandakan bahwa simulasi gempa dimulai. Siswa sigap melindungi kepala dan bersembunyi di bawah meja. Beberapa menit kemudian, sirine kedua terdengar sebagai penanda evakuasi. Dengan tertib, seluruh siswa bergerak menuju titik kumpul masing-masing sesuai denah evakuasi.
Tak ada teriakan panik. Tak ada kebingungan. Hanya gerakan teratur dan fokus, layaknya pasukan yang terlatih menghadapi kondisi darurat. Di penghujung kegiatan, seluruh peserta berkumpul di Plaza Insantama. Direktur Pelaksana SIT Insantama Bogor, Bapak Ir. M. Adhi Maretnas Harapan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh siswa dan guru. “Kegiatan ini bukan sekadar simulasi, tapi bentuk nyata ikhtiar menghadapi qadha Allah dengan persiapan terbaik,” ujarnya.
Insantama hari ini telah membuktikan: mereka bukan hanya cerdas, tapi juga tangguh. Insantama: Tangguh, tangguh, tangguh… yes!