SERUNYA HUJAN-HUJANAN DAN MENANGKAP IKAN

0
991

MABIT SISWA KELAS 1

Tanggal 18 – 19 Februari 2016 adalah tanggal yang dinanti- nanti setiap anak Kelas 1. Bahkan menurut pengakuan Uminya Azkiya, setiap hari Azkiya menghitung-hitung hari kapan tiba waktunya mabit. He he .… Hingga benarlah tiba waktunya mabit. Dari depan pintu gerbang anak-anak berlari riang seperti sedang memburu sesuatu yang sudah di depan mata… “Bu Rizkaaaaaaa…. Hari ini kita mabiiiit!!!” teriak siswa akhwat dan ikhwan kelas 1D berhambur masuk ke kelas sambil menyeret-nyeret tas dan bawaannya yang terlihat berat. Bahkan, tak memperdulikan betapa rempong bawaannya; gendong tas besar, satu tangan membawa bantal dan selimut, tangan lain membawa jinjingan snack. Namun, anak-anak tetap berlari kegirangan. Masya Allah!!!

Mabit setiap tahun selalu diadakan. Khusushon ilaa Kelas 1, always come in February. Tapi sungguh! Setiap tahun selalu beda sensasinya. Sensasi seru dan baru yang tak akan pernah dilupakan. Apakah sensasi seru dan baru tersebut? Ikuti terus ya berita acaranya!

HUJAN-HUJANAN

Mau hujan-hujanan?! Anak-anak sering dilarang main hujan-hujanan dengan alasan khawatir sakit?! Di acara mabit kali ini, main hujan-hujanan diobral habis-habisan! Bahkan menjadi acara utama! Alasannya? Insya Allah… air hujan adalah air rahmat minallah, menyehatkan raga maupun jiwa! Yakin!

Di awal gerimis menyapa, peserta mabit bermain “holahop berantai berjamaah”. Siapa cepat, dia dapat giliran menangkap ikan. Seru abis! Sambil berpegangan tangan, siswa harus menggulir holahop dari siswa di ujung yang satu kepada siswa di ujung yang lain tanpa boleh melepas pegangan tangan. Alhasil, tangan dan kaki anak-anak jungkar-jungkir bergelombang. Hi hi… Seru!!!

Gerimis pun lambat-laut berubah menjadi titik-titik hujan yang mengguyur, menemani hebohnya menangkap ikan di sungai. Eit… bukan ikan sembarang ikan! Tapi ikan besar! Seukuran dua jengkal lebih telapak tangan orang dewasa. Satu kelompok siswa harus menangkap paling sedikit lima ikan. Siswa ikhwan dengan gagah, mencebur ke sungai dan menyisir setiap sudut sungai untuk mendapatkan buruannya. Kotor dan basah kuyup tak menghalangi kegigihan mereka.

Lain ikhwan, lain pula akhwat. Kalau akhwat, jerit dan teriakan yang menggema lebih dahsyat dari menangkap ikannya. Hi hi… rasa jijik, takut, kotor, basah harus dilawan pol-polan oleh para akhwat. Tapi, sariweuh-riweuhna mojang Insantama iyeu yeuh, tetap mereka begitu menikmati kegiatan menangkap ikan. Good job, honey!

MERAYAP

“Ayo terus merayap… awas tali! Itu tali!!! Yaahhh… Antum kena tali tuh!” Tiba-tiba tali rafia berwarna biru berubah menjadi ancaman berbahaya bagi anak-anak… Ha Ha ha… jangan khawatir ayah bunda… Ini hanya permainan merayap dengan media sederhana, berupa tali rapia dan ranting pohon. Anakanak yang mampu melewati rintangan “permainan merayap” dapat melanjutkan ke permainan yang lebih menantang!

Tali sepanjang lima meter sebanyak dua tali siap menggantung di tiang “ayunan tarzan” dan di bawahnya ada miniatur rawa yang siap menelan siapa saja yang terjatuh dari ayunannya. Berani “auwo-auwo” like tarzan the king of jungle? Wooow…kereeeeen! Ternyata permainan ini membuat anak-anak ingin lagi dan lagi! Gurunya welehweleh.

Lanjut sobat! Gorong-gorong (terowongan bulat) sepanjang ± 3 meter yang mengalirkan air ke sungai sudah siap menganga, menanti siswa yang punya keberanian ekstra untuk melewatinya. Memang tidak semua punya keberanian ekstra. Eh tunggu dulu… lho, ko yang tadinya tidak mau mencoba masuk, jadi ikut-ikutan sih??? He he… kelas 1 semuanya berani! Mantap! Outbond inipun berakhir di hulu sungai. Anak-anak bebas berenang menikmati “susu coklat dunia” diiringi tembakan air hujan yang menderas.

MAIN KEMBANG API

Malam pun tiba. Ada sesuatu yang tak biasanya. “Dor! Dor! Doooooorrrr!” Degup jantung seluruh siswa bergetar!!! “Ada apakah gerangan?!” Inilah malam puncak kemeriahan mabit tahun ini.

“Wooooowwwww”! Seluruh siswa berteriak riang. Gebyar bunga-bunga api berhamburan memancar indah ke seluruh arah bagai bunga yang mekar. Bagaimana tidak takjub! Sang Jawara Mabit mengeluarkan jurus barunya. Dengan gagah berani Pak Isab memegang langsung kembang api air mancur yang super besar dengan tangan kosong. Seluruh siswapun bersorak, menikmati cantiknya pancaran kembang api yang berkerlap-kerlip. Anak-anakpun dapat mencoba memegang sendiri kembang apinya. Tapi tentu saja kembang api yang kecil. Hi hi… yang penting sudah mencoba. He he… Inilah sensasi baru dan seru mabit kali ini.

Jangan khawatir ayah bunda, acara-acara seru mabit tahun lalu, seperti main bola api, nonton layar tanceb ala modern, pasar malam, dan flying fox masih eksis tuch. Bahkan, makanannya semakin uenak. Pisang coklat, keripik, kacang rebus, dan juga ada menu baru yang seru dan meledak-ledak, lho! Apa lagi kalau bukan “jasuke (jagung susu keju) and live cooking popcorn”, he he….

Finally, dari mulai baru pulang mabit hingga penulis menulis reportase ini pun, pertanyaan anak-anak kelas 1 rata-rata hanya satu: “Bu… Pak… kapan kita mabit lagi???” Hi hi hi… Barakalallah.[]