Sertijab Struktural Manajemen SIT Insantama: “Bersikap Amanah dan Berorientasi Akhirat”

-

Sertijab Struktural Manajemen SIT Insantama: “Bersikap Amanah dan Berorientasi Akhirat”

Penulis: Eko Agung Cahyono

“Tidak beriman orang yang tidak memegang amanah dan tidak ada agama orang yang tidak menepati janji.”

Demikian amanat Ketua Yayasan Insantama Cendekia (YIC), H.Ir. Ismail Yusanto, MM, menyitir sebuah hadits Nabi SAW yang disampaikan dalam acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Struktural di Lingkungan Manajemen Sekolah Islam Terpadu Insantama pada Selasa, 9 Nopember 2021 di Aula Gedung 2 Kampus Insantama Bogor.

Sertijab di lingkungan manajemen SIT Insantama ini bukanlah kali pertama. Direktorat SDM SIT Insantama selalu mengawal peresmian jabatan tersebut di setiap pergantian struktur manajemen. Pergantian struktur ini merupakan wujud penyempurnaan sistem dan proses pengembangan institusi yang alami terjadi pada setiap organisasi.

Bertepatan dengan 4 Rabiul Akhir 1443 H, perubahan jabatan manajemen terjadi pada unit SMPIT, SMAIT dan Insantama Boarding School (IBS). Pada unit SMPIT Insantama, jabatan baru Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Sarana dan Prasarana diamanahkan kepada Herlin Dewi Karlina, S.Pd, menggantikan Sanudin, S.Th.I selaku pejabat lama.

Jabatan baru Wakasek Bidang Kesiswaan Unit SMAIT Insantama diamanahkan kepada Uun Sundari, S.Si, M.Pd menggantikan Ahmad Subadri.

Pergantian pejabat juga terjadi di Unit IBS, dua pejabat baru tersebut adalah Sanudin, S.Th.I yang mengampu Wakil Mudir fi Ath-Thullab wa Al-Indibath menggantikan pejabat sebelumnya Rian Triana, S.E.I. Nama terakhir (Ustadz Rian Triana) berganti jabatan menjadi Wakil Mudir Bidang Kerumahtanggaan.

Hadir dalam sertijab ini adalah Direktur Pelaksana, Direktur SDM, Direktur Manajemen Aset, Pimpinan Unit Pendidikan dan jajarannya, Pimpinan Unit Pendukung Pendidikan, perwakilan Bunda Asuh/RND (Research and Development) dan Ketua Forum Silaturahmi Orang Tua Siswa (Fosis) SMPIT dan SMAIT.

“Yang paling penting dan adalah nilai dasar kita itu adalah amanah. Ada 1.700 anak yang diserahkan kepada kita dan itu adalah amanah. Dan amanah itu bukan datang begitu saja tetapi sebenarnya kita yang minta. Buktinya kita bikin reklame penerimaan PPDB. Islam agama kita ini sama sekali tidak mentolerir orang yang tidak amanah. Perlu saya sampaikan bahwa kita baru saja memutus kerjasama dengan salah satu cabang dan alasan utamanya adalah karena dia tidak amanah. Itu saja…”, lanjut Ustadz Ismail dalam paparan amanatnya setelah sesi Penyerahan Surat Keputusan dan Ucapan Terima Kasih pejabat baru dan lama.

Selain menekankan tentang pentingnya memegang amanah, Ketua YIC juga menguatkan pentingnya visi dan nilai (value) yang harus dimiliki oleh para pejabat manajemen, seluruh guru serta staf Insantama. Beliau mengisahkan cuplikan sejarah dari film berseri berjudul Ertugrul yang diangkat dari Desertasi karya Muhammad Khulaif Ats-Tsunayyan.

“Dari perspektif amanah inilah lahirlah visi. Saya ingin menyampaikan di kesempatan yang mulia ini untuk tidak memandang pergantian jabatan ini sekadar sebuah seremonial, tapi kita memandang ini sebagai sebuah amanah besar. Karena itu nilai harus di depan. Osman (anak Urtugrul) pernah ditanya, kamu lebih menghargai nyawa atau jiwa? Pertanyaan yang sulit. Itu sama pertanyaannya apakah kita ini berpihak pada nilai-nilai atau berpihak pada sesuatu yang bersifat material. Maka ada nasihat yang menarik dari Osman kepada anaknya, Orhan, jadikanlah akhirat itu sebagai timbangan dalam kamu melihat dunia, jika kamu menjadikan akhirat sebagai timbangan maka kamu akan merasakan sehebat dan seindah apapun dunia maka kamu akan merasakan terlalu sayang jikalau nikmat akhirat itu digantikan… Bapak, Ibu jangan sampai untuk mengejar sesuatu kita itu mengorbankan nilai ini!”, seru Pak Ismail di ujung penyampaian amanat beliau.[]