Reportase Khas
Pra-LKMA Journey The Java
4-14 April 2019
Day #5, 9 April 2019
Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, dan Temu Tokoh Jawa Tengah
Tiba di Venetië van Java, Venesianya Pulau Jawa
21.25 WIB waktu keberangkatan kami menuju destinasi berikutnya, yaitu Semarang. Rasa kantuk dan lelah yang sudah menyatu dengan raga tidak dapat menghalangi semangat kami. Perjalanan yang memakan waktu cukup lama itu kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk rehat. Pukul 03.00 WIB, kami kembali dibangunkan untuk melakukan salat tahajjud di kereta, lantas disusul dengan melaksanakan salat shubuh.
Tepat pukul 04.56 WIB, kami tiba di Stasiun Semarang Tawang dengan selamat. Alhamdulillah, kami mendapatkan izin peminjaman fasilitas kendaraan milik Universitas Islam Sultan Agung berupa dua bus yang sangat nyaman. Kami lantas berangkat menuju Masjid At-Taufiq di Banyumanik, Semarang.
Perjalanan yang memakan waktu 26 menit itu tidak membuat kami merasa bosan, pemandangan matahari terbit membuat kami terus merasa syukur atas nikmat-Nya. Sesampainya kami di Masjid At-Taufiq, kami kembali melakukan ibadah sunnah, salat dhuha sebanyak delapan rakaat.
Selepas sarapan, kini waktunya kegiatan kami dimulai. Universitas Diponegoro Departemen Teknik Industri merupakan tempat yang kami datangi.
Bapak Yusuf selaku Dosen Pembina Kesiswaan Universitas Diponegoro menyambut kami dengan logat jawanya yang kental. Beliau juga menjelaskan secara singkat mengenai Departemen Teknik Industri yang menambah wawasan kami mengenai perguruan tinggi dan perindustrian di Indonesia.
Kini saatnya diskusi serius. Kak Fahmi Ardi selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Undip 2019 memulai presentasinya. “Negara yang maju itu adalah negara yang penduduknya lebih banyak menggunakan transportasi umum dibanding transportasi pribadi,” jelasnya di hadapan delegasi. Sesi tanya jawab juga berjalan lancar, lontaran pertanyaan kritis menandakan bahwa kami yang masih duduk di bangku SMA ini mampu menjadi pemimpin cemerlang di masa depan.
Kami juga disempatkan untuk berkeliling ke fasilitas Departemen Teknik Industri. Meski cuaca terasa panas, kami justru merasa semangat untuk mengelilingi fasilitas keren milik Departemen Teknik Industri Universitas Diponegoro.
Setelah agenda di Universitas Diponegoro selesai, kami kembali melanjutkan perjalanan. Memang badan kami mulai lelah, namun itu semua tak menghalangi langkah kaki kami untuk menorehkan sejarah di destinasi selanjutnya yakni, Universitas Islam Sultan Agung.
Forum dibuka oleh dua MC yang begitu bersemangat membuat mata sayu peserta delegasi LKMA 2019 menjadi terbelalak kembali dengan pantun dan candaan ringan dalam forum.
“Visi UNISSULA yakni mencetak generasi khaira ummah, universitas ini merupakan sekolah orang-orang soleh dan solehah” Penjelasan dari Wakil Rektor 3 Kemahasiswaan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, DR. Komaruddin, Ph.D
Universitas Islam Sultan Agung memiliki banyak program dan kebiasaan yang islami, seperti salat berjama’ah dan memprioritaskan penanaman karakter mahasiswa sesuai tuntunan syariat islam.
Saatnya sesi pertanyaan dibuka. Dengan penuh semangat Bilal mengajukan pertanyaan “Apakah program yang dicanangkan oleh UNISSULA untuk menghadapi mahasiswa yang sekuler?”
Bapak Komar menjelaskan dengan lugas “Tidak ada program khusus yang UNISSULA lakukan, tapi pihak kami selalu melakukan pengawasan intensif pada semua kegiatan mahasiswa”
Pihak Universitas Islam Sultan Agung juga memaparkan bentuk-bentuk beasiswa yang tersedia. Bahkan Universitas Islam Sultan Agung memberikan apresiasi yang luar biasa pada hafidz Al-Quran, yakni memberikan beasiswa gratis 100% kepada para hafidz qur’an.
Sesi berlanjut dengan temu tokoh di tempat yang sama. Dengan mempraktikkan ilmu speed and responsive yang telah diajarkan sejak kami kelas sepuluh Hafidz dan Fauzan seketika melakukan presentasi tentang program LKMA dengan spontan tanpa persiapan sama sekali di depan para tokoh yang terdiri dari Profesor hingga pengusaha.
Spontanitas mereka menuai pujian dari Prof. Suteki “Jika bertemu remaja seperti Anda, semangat saya semakin membara. Karakteristik pengubah peradaban yakni, Kokoh adidaya, Rakus dengan ilmu, Kuat ibadah, dan Zuhud. Itu semua saya lihat ada pada diri Anda”
Pujian juga datang dari Habib Hasan Thoha, “Kakak kelas kalian adalah inspirasi. Tancapkanlah mimpi kalian, dan selalu hargai hal sekecil apapun”
Pada dasarnya kami, calon pemimpin umat masa depan, telah dinanti kedatangannya sebagai camaba oleh Universitas Islam Sultan Agung dan dinanti aksinya oleh bangsa dan negara sebagai pengubah peradaban.
Salam dari remaja pengubah peradaban,
“Averroez”
Allahuakbar!!