Rabu, 19 April 2017 Hari ke-3 Pesantren Wisuda (Last Day)

-

Catatan Harian

Rabu, 19 April 2017
Hari ke-3 Pesantren Wisuda (last day)

‘Jangan meninggalkan apapun selain jejak, jangan mengambil apapun selain gambar, dan jangan membunuh apapun selain waktu.’  Pak Ikbar, 2017

Yap, kemarin, kami telah meninggalkan jejak kenangan pada setiap langkah di KRC. Kemarin kami telah mengabadikan banyak gambar untuk dijadikan kenangan. Kemarin juga kami telah membunuh waktu saat melalui banyak kenangan itu. Dan hari ini adalah hari terakhir kami melakukan hal itu semua untuk dijadikan sebagai pelengkap motivasi, bekal masa depan dan kenangan dalam Pesantren Wisuda.

Malam yang dingin terus memaksa siapapun untuk tetap meringkuk dalam selimutnya. Tapi tidak bagi kami yang tetap istiqomah mendirikan qiyamullail. Semoga keistiqomahan senantiasa menyertai setiap langkah kita. Amiin.

Subuh datang dan azanpun dikumandangakan. Kami bersiap untuk sholat subuh. Usai sholat, seperti biasa agenda selanjutnya yaitu kuljam oleh personil Janissary. Improvisasi yang sudah kami miliki terus meningkat dengan penunjukkan dadakan oleh Pak Kar. Kami harus berkultum dg cepat, lugas dan khas. Tsaqofah yang matang diramu dengan update maklumat. Harus !

Hingga pukul 06.30 saat matahari pagi telah menyingsing, acara dilanjutkan dengan sholat duha dan sarapan. Kemudian kami bersiap untuk berkumpul di halaman wisma.

Selanjutnya adalah energizer tour  terakhir yaitu hiking menuju pedalaman Hutan Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebelumnya kami menuju kantor pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk melihat tayangan yang berisi penjelasan terkait TNGGP.

Setelah selesai, saatnya kami memulai hiking. Jalanan yang berbatu, tanjakan yang terjal, dan turunan yang curam kami lewati dengan segenap tenaga. Cukup jauh perjalanan meski kami tidak mencapai puncak Gunung Gede Pangrango. Tapi kami melewati canopytrail, jembatan goyang yang cukup panjang 123 meter dan lebarnya tidak lebih dari satu meter. Tingginya 40 meter !  Ini ternyata dimaksudkan untuk menjadi pengingat kami andai di masa depan kami berjumpa segala macam hadangan, tantangan, kami tak boleh gentar, tak boleh takut, kami harus terus melaju untuk menaklukkannya dengan selalu berpegang pada senjata taqorrub ilallah dan nashrullah!!! Allahu Akbar !!!

Kemudian kami mampir di Air Terjun Ciwalen. Air dingin dan udara sejuk khas air terjun menyambut kedatangan kami. Alam ini harus terus dijaga kelestariannya agar tetap hidup hingga ke generasi-generasi yang akan datang. Sayangnya banyak manusia yang kurang menyadari hal itu, semoga kita bisa menjadi pelestari alam yang mumpuni lagi ideologis.

Selesai berfoto dan tadabbur sejenak, kami kembali turun dan melewati canopytrail kembali. Karena jalan turun hanya satu jalan. Setelah turun, kami diberi waktu untuk membeli oleh-oleh sebentar. Ada stroberry, blueberry, dan beberapa buah berry lainnya. Juga souvenir seperti baju dan gantungan kunci.

Kemudian, kami kembali ke wisma untuk membersihkan diri sekaligus membereskan kamar. Karena setelah ini kami akan kembali ke kampus tercinta. Dzuhur tiba dan kami sholat dzuhur di kamar masing-masing. Setelah itu, kami berkumpul di halaman wisma.

Sebelum pulang, ada penyampaian penghargaan dari guru kepada siswa. Juga penghargaan dari siswa kepada guru. Atmosfir terasa dipenuhi suasana keakraban islami. Hal ini tentu tak akan pernah terulang.

Langit seolah menangis kehilangan kami yang akan segera beranjak dari KRC, hujan turun sedikit demi sedikit hingga akhirnya turun ramai. Kami segera berlari menuju teras wisma dan melanjutkan acara dalam keadaan ‘darurat’.

Selanjutnya acara penyerahan cenderamata berupa panji Rasulullah SAW,  liwa dan rayyah. Panji yang menjadi bagian dari doa kaum Muslimin. Panji yang akan menaungi umat Islam saat yaumil akhir nanti. Ini merupakan pesan tersirat dari para guru agar kami tetap memegang teguh pada syariat Islam dimanapun, kapanpun, dan apapun keadaannya. Agar islam senantiasa berada di hati orang-orang yang beriman dan selalu mendawamkan apa yang menjadi keharusan. Agar kami terus menjadi anak sholih bagi kedua orangtua kami, pemimpin umat di masa depan. Insya Allah.

Acara selesai, saatnya kembali ke kampus perjuangan setelah sebelumnya melaksanakan sholat Ashar. Meski ada beberapa kendala terkait transportasi, tapi akhirnya kami semua bisa pulang dengan selamat sampai tujuan.

Pesantren Wisuda telah usai. Tahap pembinaan di SMAIT Insantama telah sempurna. Saatnya meneruskannya dengan membangun ketaatan dalam meraih cita. Menggapai ridhoNya dan mengokohkan tekad untuk mewujudkan mimpi besar. Semoga Janissary menjadi angkatan militan, pemimpin ummat di masa depan. Semoga. Amiin…
AllahuAkbar!

#janissarybestsquadever

.
.
.
.
.
… bunga mawar bunga melati…
…. (haru tak tertahankan melepas mereka ?)