Kabar Insantama, Sukabumi—Keberangkatan kereta pagi (22/5) dari Stasiun Paledang, Bogor menghantarkan siswa kelas IX menuju Sukabumi. Mengawali kegiatan Pesantren Wisuda SMPIT Insantama 2017 dengan foto bersama angkatan 8 di Stasiun Karang Tengah, Sukabumi. Seperti biasanya, para siswa berjalan kaki menuju Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Perjalanan sepanjang kurang 2,5 Km dengan medan naik-turun bukit menjadi nuansa tak terlupakan. Tak lupa, kebiasaan shalat Dhuha tetap dilaksanakan. Perjalanan berat benar-benar tak terelakkan. Tanjakkan bukit membuat napas para siswa terengah-engah. “Masih jauh nggak, Pak?” salah seorang ananda bertanya kepada panitia. Nampak keringat mengucur deras di muka maupun badan. Namun kelelahan tersebut terjawab dengan udara segar hutan dan pemandangan indah di bagian bawah bukit.
Saat kepala sekolah SMPIT Insantama membuka acara, Bapak Mulyono Guro, beliau berpesan, “Teruskan kebiasaan baik dari Insantama.” Sore hari, perwakilan FOSIS menyampaikan perkembangan ananda. “Bersyukur di insantama, dulu shalat disuruh-suruh, sekarang sudah sendiri mau,” ujar salah seorang tim FOSIS. Pesan dan harapan ke depan dari para orang tua ananda tersampaikan pada sesi kali ini. Selanjutnya, siswa dikejutkan dengan call by phone dari orang tua ananda Wildani yang berada di Riau dan ananda Kasandra yang sedang bertugas di Bandung. Lebih dari itu, panitia juga menampilkan foto-foto ananda sewaktu kecil dan saat bersama keluarga. Terharu dan bahagia melihat dirinya sendiri mengalami perubahan diri.
Malam hari bukannya makin ngantuk, peserta pesantren wisuda semakin segar. Acara yang dibawa oleh ananda Faishal dan Bilal membuat para peserta bergelak tawa. Acara Itu Talk Show menjadi sangat menarik dengan adanya sharing pengalaman dari para alumni SMPIT Insantama.
Hari kedua, acara diawali dengan shalat malam. Disusul kemudian dengan shalat Shubuh dan Kultum. Lalu siswa pun menampilkan kreatifitas, Bilal dan Rafi adu kemampuan bermain yoyo diiringi beatbox (musik mulut) Adam. Sorakan peserta salut atas unjuk kehebatan ketiga siswa tersebut. Tak kalah hebat, Kaysan dan Kholid menghibur dengan menyanyikan sebuah lagu pengingat kehidupan.
Selepas sarapan, seluruh siswa berbaris menyiapkan diri dalam agenda energizer outdoor. Kegiatan diawali dengan serah terima bibit pohon Gaharu dari staf HPGW kepada perwakilan siswa. Penanaman pohon dilakukan siswa menjadi simbol betapa pentingnya hutan bagi alam. Usai menanam, para siswa pun menyusuri hutan dan mendapatkan penjelasan tentang pohon-pohon di Hutan Gunung walat ini. Lelah pasti, namun siswa mendapat kejutan berupa traktiran dari Dirsis. Seluruh siswa boleh mengambil berbagai jajanan yang ada di warung kampung. Sepertinya hilang wajah lelah dengan adanya kenikmatan jajanan meskipun sederhana.
Siang hari, ananda mendapat wejangan dari para sesepuh Yayasan SIT Insantama. “Keberhasilan tetap pertolongan dari Allah SWT,” ujar Ust. Adhi, Dirlak SIT Insantama. Materi sejarah Insantama hingga harapan tetap istiqamah menjalankan aturan Islam tersampaikan pada sesi ini. Tips tetap terjaga dalam kebaikan juga sempat disampaikan oleh anak dari Kak Misykah, putri Ust. Rahmat Kurnia yang juga alumni insantama.
Selepas shalat Isya, Ust. M. Karebet, Dirsis SIT Insantama memberikan taushiyah. Beliau banyak mengutarakan pengalaman dan bagaimana menghadapi permasalahan hidup. Acara dilanjutkan dengan renungan mengingat wajah orang tua masing-masing sebagai pengantar sesi persembahan para guru. Ruangan gelap gulita, membawa suasana syahdu. Muncul tayangan audio-visual moment masa-masa ananda selama di SMPIT Insantama. Sesi ini semakin mengharukan ketika diperdengarkan lantunan lagu kecintaan guru kepada ananda. Para peserta menangis terharu. Puncaknya, Kepala Sekolah, Bapak Mulyono Guro memberikan nasihat yang menekankan pentingnya melaksanakan kebiasaan baik selama di Insantama. “Baju batik yayasan dilaminating dan dipampang di dinding sebagai pengingat jika ananda mengalami penurunan ketaatan kepada Allah SWT, ” ujar beliau.
Sebelum acara penutupan, ananda menyiapkan buah tangan untuk orang tua mereka di rumah, yaitu Moci khas Sukabumi. Moci pesanan panitia diborong ananda untuk bisa dinikmati bersama keluarga nanti ketika sampai di rumah. Acara pun ditutup dengan sambutan oleh penanggung jawab HPGW. Kepala sekolah dan ketua angkatan 8 memberikan souvenir kepada penanggung jawab HPGW sebagai wujud terima kasih atas layanan yang telah diberikan. Tiba di Stasiun Karang Tengah, panitia memberikan kenang-kenangan kepada kepala stasiun dan stafnya yang penuh dedikasi tinggi melayani transfortasi berangkat dan pulang. [Rep: M. Iqbal Maulidi/Ed: Jahar]