Musibah, Muhasabah, Husnudzan dan Bersyukur

-

Musibah, Muhasabah, Husnudzan dan Bersyukur

Penulis: Irfah Zaidah

Sungguh tak terbayangkan sebelumnya, kan bakal begini jadinya. Suasana Insantama yang “homy” selalu nyaman dan membuat betah untuk belajar dan beraktifitas positif lainnya, plus keramah-tamahan civitasnya berganti sunyi dan hening sejak Insantama mulai menerapkan “lock down” untuk menyikapi pandemi COVID-19 sekitar Maret 2020 lalu. Jadi jika dihitung, waktu pandemi ini sudah 1 tahun lebih menimpa di tengah-tengah kehidupan kita.

Terbayang saat suasana “normal” kala itu, setiap pagi sebelum pandemi: Mulai dari gerbang, bapak-bapak security yang selalu ramah dan siap-siaga menyambut kehadiran para guru, siswa dan semua civitas Insantama, pada saat yang sama terdengar suara riuh-rendah dengan sesekali tepuk tangan dari lapangan olah raga Insantama, dan tak kalah “hebohnya” suara para guru yang seolah berkompetisi untuk “beradu” semangat antar kelas saat memberi materi pelajaran, sesekali pula terlihat para siswa dari SDIT berlarian dengan penuh ceria kesana-kemari di pelataran/plaza Insantama yang lumayan luas dan bebas hambatan.

Terlihat di pelataran Insantama saat itu, di sisi kanan teras SMPIT. Satu kelas siswa SMPIT dari kelas 7 duduk melingkar. Mereka sedang belajar Sirah Nabawiyah dibimbing oleh ibu Gilang Farazia (bu Fara). Para siswa pun antusias menyimak penjelasan bu Fara.

Di hari yang lain terlihat bapak Nur Fajarudin (pak Fajar) sedang mengajar Bahasa Indonesia dengan penuh ekspresif, bahkan dengan mengenakan semacam kain yang satu sisinya diikat di bagian depan leher beliau sedangkan bagian yang lainnya dibiarkannya berkibar-kibar ditiup angin di pelataran Insantama di sudut yang dekat Unit layanan foto copy Insantama. Pak Fajar mengambil posisi berdiri, sedangkan para siswa duduk dan fokus.

Kesempatan yang berbeda, ibu Yuni sedang mengajar satu kelas siswi SMAIT secara outdoor di pelataran Insantama dengan posisi dekat kantor TU (Tata Usaha SMAIT) saat sebelum pandemi melanda negeri. Rupanya ibu Yuni sedang mengajar Matematika, sepertinya bu Yuni bermaksud agar para siswi tersebut bisa lebih fun and enjoy saat belajar matematika, yang memang oleh sebagian siswa matematika dianggap sebagai mapel (mata pelajaran) yang “syerem” hehehe ….

Di sisi yang lain terlihat lalu-lalang para guru dan kru Insantama ada yang menuju UL (Unit Layanan) untuk foto copy, ada yang menuju kantin tuk sekedar membeli snack atau minuman, ada yang ke perpustakaan dan juga ada yang memiliki keperluan ke FO (Front Office). Yah demikianlah “denyut” aktifitas keseharian di Insantama, berlangsung pada hari efektif jam kerja mulai dari hari Senin hingga Sabtu.

Pandemi COVID-19, telah “memaksa” semua manusia tunduk pada kehendak Allah SWT. Dan “memaksa” semua aktifitas yang berhubungan antar manusia serba dibatasi dan serba ONLINE. Demikian pula dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) -sejak ditetapkannya lock down- Insantama menerapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) secara ONLINE melalui WA, Zoom dll.

Menyikapi hal ini ….

Yakinlah bahwa Hamba-Hamba Allah SWT Wajib Beriman/Husnudzan terhadap Qadha’ dan Qadar Allah SWT !

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim no. 8)

Semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketetapan dari Allah SWT seperti adanya pergantian siang dan malam, adanya alam yang indah, sebaliknya adanya hal-hal yang ditetapkan seperti bencana alam, musibah termasuk pandemi COVID-19 dan lain sebagainya.

Yakinlah bahwa Allah SWT Maha Adil atas Amal Setiap Manusia dan Tidak Mendzalimi Hamba-HambaNya !

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.
(QS. Fushshilat: 46)

Yakinlah bahwa Menjadi Hamba Allah SWT Yang Pandai Bersyukur, Akan Ditambah Nikmat Oleh-Nya !

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(QS. Ibrahim: 7).

Semoga kita semuanya bisa menjadi hamba-hamba Allah SWT yang mampu untuk melakukan muhasabah, husnudzan atas qadha’ Allah SWT dan mengedepankan bersyukur. Aamiin.[]