Menyemai Cinta Melalui Kegiatan Keakraban Guru dan Siswa

-

SMAIT Insantama- kembali melakukan kegiatan rutin tahunan, Keakraban Guru dan Siswa. Kegiatan yang bertujuan menyatukan perasaan dan pemikiran keluarga SMAIT Insantama, sehingga dapat tercipta suasana yang harmonis. Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Raya Bogor pada hari Jumat [16/8/2019].

Seluruh peserta kegiatan Keakraban Guru dan Siswa (KGS), sekitar 400 siswa memadati lapangan plasa SIT Insantama dengan berbaris rapi untuk melakukan cek presensi dan pendisiplinan pra berangkat ke Kebun Raya Bogor tepat pada pukul 08.00 tentunya setelah siswa melakukan ritual rutin salat Duha dan tilawah di Masjid Pendidikan Insantama. Istimewanya, ini bertepatan dengan Khotmul Quran SMPIT-SMAIT Insantama, sehingga setelah duha dan tilawah di masjid, siswa SMAIT Insantama mengikuti Khotmul Quran terlebih dahulu hingga 07.50 sebelum cek presensi siswa.

08.15 WIB, rombongan siswa laki-laki mulai meninggalkan lapangan plasa SIT Insantama dan menuju tempat pemberhentian mobil angkutan kota yang telah disewa untuk transportasi pergi pulang dalam kegiatan ini. Selang 10 menit, dilanjut rombongan siswa perempuan menuju mobil angkot sewaan. Seluruh siswa terlihat antusias mengawali kegiatan ini.

09.30 WIB, pembukaan KGS ini resmi dibuka oleh MC, Ustadz Ikbar Graha Lestara usai pembacaan ayat suci Al-Quran yang dilantunkan merdu oleh Ustadz Ahmad Subadri, di Kebun Raya Bogor. Kemudian, ketua kegiatan KGS, Ustadzah Uun Sundari menyampaikan rangkaian kegiatan KGS.

Rangkaian kegiatan pertama yakni games Pertahanan Benteng. Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan kelasnya masing-masing. Kelas X berjumlah enam kelas, Kelas XI terdapat lima kelas, dan Kelas XII ada empat kelas. Sehingga total ada 15 kelompok. Permainannya sederhana, setiap kelompok mencari tempat sekitar Kebun Raya Bogor untuk dijadikan markas kelompoknya, sebut saja benteng. Dalam waktu 20 menit mereka diberi waktu untuk berunding strategi mempertahankan benteng dan merebut benteng kelompok lain. Tanda direbutnya benteng oleh kelompok lain yaitu dengan mengambil bendera di markas kelompoknya.

Setiap kelompok bebas mencari senjata untuk mempertahankan benteng kelompoknya dan merebut benteng kelompok lain. Tentunya senjata yang lulus sensor yaitu senjata yang tidak bisa melukai orang lain, misalnya daun-daun kering, ranting tipis, biji kenari, dan sebagainya. Tim penyerang dan penjaga benteng akan gugur ketika tersentuh senjata dari yang bukan kelompoknya. Maka, dibutuhkan strategi pembagian tugas yang menyerang dan mempertahankan. 20 menit setelah berunding, sirine tanda dimulai peperangan telah berbunyi, seluruh kelompok mulai bergerilya berlomba merebut benteng kelompok lain. Acara ini berlangsung dengan penuh keringat dan air mata, sebab walau sudah diingatkan terkait rambu-rambu bermain, tetap saja ada bapernya saat bermain, apalagi siswa perempuan. Alhamdulillah rangkaian acara pertama selesai, berlangsung hingga pukul 11.30 WIB.

Sebelum memasuki rangkaian acara kedua, siswa perempuan makan siang dan siswa laki-laki bersiap melaksanakan salat Jumat. Para siswa terlihat lahap menyantap hidangan makan siang nasi kuning, ayam goreng, dan sambal khas catering SIT Insantama.. yummy.

Rangkaian acara kedua, siswa laki-laki makan siang, sedangkan siswa perempuan mengikuti acara muhasabah bersama guru BK, Ustadzah Rezkiana. Sebab dari permainan tadi, tak sedikit keluar emosi dan air mata dari siswa perempuan. Wajar, calon pemimpin memang tidak dilahirkan dengan sedikit air mata. Perwakilan setiap kelas menyampaikan unek-uneknya terkait permainan Pertahanan Benteng, terucap permohonan maaf yang tulus pula dari delegasi penyampai unek-unek dari setiap kelasnya. Terlihat telaga di mata para siswa perempuan dalam momen muhasabah ini, semoga semakin melunakkan hati para siswa, aamiin.

Setelah semua kelas menyampaikan unek-unek, ada pesan istimewa dari siswa kelas 12 yang sudah merasakan kegiatan KGS ini ketiga kalinya. “Kami siswa kelas 12 mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya buat Bapak Ibu Guru yang selalu kami repotkan. Terima kasih banyak atas seluruh jasa Bapak Ibu yang kami tidak bisa membalasnya sampai kapanpun. Pesan untuk adik kelas, sekolah di Insantama itu jangan baperan. Kalian harus kuat, karena kalian sedang dididik untuk menjadi calon pemimpin,” ujar Jasmin, Perwakilan Kelas XII.

“Kami mohon maaf lahir batin untuk adik-adik kelas, kami belum bisa menjadi teladan yang baik untuk kalian, kami masih berusaha untuk itu,” lanjut Nadya, Perwakilan Kelas XII.

“Mari adik-adik dan teman-teman, kita ikhlaskan semua sakit hati yang pernah kita alami selama di sini maupun di sekolah. Tarik napas dan buang, kemudian istighfar berkali-kali agar Allah memaafkan kesalahan kita,” Nurul Qamariah menutup pembicaraan Perwakilan Kelas XII.

Semua peserta beristighfar dan membuang napas beratnya dengan perlahan-lahan. Rangkaian acara kedua, selesai.

Acara ketiga, bermain bersama wali kelas. Acara ini berlangsung selama satu jam. Seluruh kelas bersama wali kelasnya ada yang asik bermain sepeda, main bola, curhat, dan sebagainya. Ini langkah awal untuk siswa kelas X agar terbuka dan menganggap wali kelasnya itu orang tuanya di sekolah.

Acara pamungkas, 14.15 WIB seluruh siswa dikumpulkan kembali oleh MC, siswa laki-laki setiap perwakilan kelasnya menyampaikan kesan pesan kegiatan KGS ini. Hanya siswa laki-laki karena siswa perempuan sudah mengeluarkan kesan pesannya saat acara muhasabah tadi. Acara terakhir ini langsung dilanjut penutup dan doa. Alhamdulillaah acara KGS selesai pada pukul 14.45 WIB. Seluruh siswa bersiap kembali menuju kampus SMAIT Insantama dengan menggunakan angkutan kota sewaan yang berjumlah kurang lebih 40 kendaraan.

Pukul 15.00 WIB, siswa dan guru pembina sampai di kampus tercinta, SMAIT Insantama dan bersiap menuju Masjid Pendidikan Insantama untuk menunaikan salat Asar berjamaah.

Melalui kegiatan Keakraban Guru dan Siswa ini, mari kita tumbuh kembangkan cinta karena-Nya antar keluarga SMAIT Insantama, agar kelak kita menjadi yang terpilih mendapat naungan-Nya di hari kiamat. Semoga kegiatan ini dapat menambah ketakwaan para peserta dan guru pembina, aamiin. [Cici]