Menjelang 1 Ramadhan Ku Ketuk Pintumu

-

Masih tentang kegiatan Tim Insantama Peduli, yang kali ini melakukan kegiatan pembagian bantuan kepada masyarakat berupa beberapa kebutuhan pokok yang dibagikan kepada para Guru Ngaji di seputaran pemukiman penduduk yang dekat dengan lokasi SIT (Sekolah Islam Terpadu) Insantama. Beberapa kebutuhan pokok tersebut didapatkan dari penggalangan donasi dari para Hamba Allah yang kaya hati. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Sya’ban 1441 H.

Guru ngaji ini merupakan bagian dari masyarakat yang aktifitas utamanya adalah mengajarkan Al Qur’an kepada masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Maka dapat kita simpulkan bahwa mereka adalah sosok yang berjasa bagi kehidupan kaum muslimin yang bermukim di sekitar. Melalui lisan dan tangan mereka, seseorang yang awalnya belum bisa membaca Al Qur’an pada akhirnya menjadi bisa membaca ayat-ayat mulia dari Firman Allah Yang Maha Suci. Bahkan lebih dari itu, mereka mencurahkan waktu dengan membimbing seseorang hingga bisa memahami makna dari ayat-ayat Al Qur’an. Dan selanjutnya bagi siapa pun yang belajar kepada mereka, akan dibimbing untuk mengamalkan isi Al Qur’an.

Guru Ngaji adalah orang yang tidak hanya sekadar mengajar (ta’lim) tapi mereka juga mendidik (tarbiyah), dan membangun karakter. Dan pada dasarnya Guru Ngaji tidak ingin dirinya dikenal oleh khalayak, maka disinilah Guru Ngaji atau Kyai Kampung tidak pernah diliput oleh media, jauh dari sorotan kamera. Karena bagi mereka yang terberat dalam mengajar adalah menjaga niat agar ikhlas, menjaga hati agar tidak sombong, menjaga diri dari keinginan dipuji oleh manusia.

Tak dipungkiri lagi, jasa mereka amatlah besar. Namun, di saat pandemi COVID-19, mereka tidak bisa lagi beraktifitas untuk mengajar dan membimbing ta’lim. Infaq yang mereka dapatkan dari para murid atau jama’ah pun berhenti. Sedangkan kebutuhan sehari-hari menuntut dipenuhi.

Oleh karenanya, sasaran Program Insantama Peduli kali ini adalah bersilaturahmi untuk membagikan beberapa bahan kebutuhan pokok kepada para Guru Ngaji. Sebagian mereka ada yang tinggal di rumah kontrakan, dan alhamdulillah sebagian yang lain telah memiliki rumah tinggal tetap.

Sekantong tas kain berisi beras, minyak goreng dan gula semoga bisa meringankan beban dan memenuhi kebutuhan konsumsi mereka setidaknya untuk setengah bulan ke depan. Dan di dalam kantong bingkisan itu kami menyelipkan kertas permohonan doa dan motivasi kepada para Guru Ngaji: “Mohon doa semoga kami diberikan kemudahan dalam mengemban amanah untuk mendidik generasi Islam Calon Pemimpin… Terus Bersabar dan Saling Membantu dalam Musibah”. Semata ingin mendapatkan keberkahan dari para guru yang mereka lebih memilih terkenal di langit daripada di bumi.

Benarlah apa yang disampaikan oleh Abu Yusuf, kemudian dituliskan oleh Syekh Hasyim Asy’ari dalam kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, ”Barang siapa yang tidak meyakini kemuliaan gurunya atau pendidikannya maka dia tidak akan sukses.”