Menemukan Rute Terbaik Untuk Sang Petualang Sejati

-

Hari Pertama

“Tokoh kita tahun ini, Insya Allah, Kapolresta Bogor Kota, Bapak Kombes Pol Hendri Fiuser,” Ujar Muhammad Karebet Widjayakusuma, M.A kepada tim survei.

Tim akan bergerak dari kampus Insantama pagi Senin, (19/8) menyusuri rute terbaik yang akan menjadi pembekalan terbaik untuk ananda kelas X SMAIT Insantama.

Pagi yang masih tertutup kabut, menuntun langkah tim survei menuju ke Mapolresta Bogor Kota. Deru mesin kendaraan bergantian membelah kesibukan di Senin pagi.

“Ketokohan yang dimiliki Pak Hendri akan membuat seluruh siswa angkatan sepuluh SMAIT Insantama memiliki jiwa patriotisme, disiplin dan pantang menyerah dalam menggapai mimpi besarnya.” Tambahan Pak Kar biasa beliau dipanggil.

Dari Insantama kita akan ke Mapolresta, berkumpul di lapangan, menerima wejangan dari Pak Kapolresta. Sekitar pukul 07.00 melanjutkan perjalanan menuju Kebun Raya Bogor, menyusuri pedestrian KRB. Setelah itu akan menuju jalan Binamarga terus lanjut arah Villa Padjajaran. Kemudian lanjut menuju Katulampa dan bermuara di Masjid Amaliyah Ciawi. Rute selanjutnya akan sama dengan tahun sebelumnya.

Survei rute tahun ini diikuti oleh Direktur Kesiswaan Yayasan Insantama, didampingi oleh Deputi Kesiswaan, Muhammad Alauddin Azzam, S.S. bergabung juga Wakasek Kesiswaan SMAIT Insantama, Ahmad Subadri.

Di tim survei bergabung Penanggung Jawab kegiatan LDK 2 Ke 10, Ahdati Warman, S.Pd. Beberapa guru lainnya yang ikut; Fiat Maulana, S.E, Solihuddin Adzadzuri, S.Ei, Alexsi Cipta Yoga, S.Si, Irwan Aris Sandy, S.Kom, Dan Ahmad Muzaki muadib IBS.

Dalam tim survei bergabung para mujahidah, diantaranya Detty Intan Sari, S.Si., Nining Wahyuningsih, S.Pd., Ummu Habibah, S.E. Mereka adalah para muadibah yang selama mengabdi di IBS.

Dalam tim ini juga dilibatkan beberapa siswa kelas X diantaranya Shahabi Ahmad Rizqi yang bertugas sebgai fotografer. Dia yang mendokumentasikan semua kejadian dan tempat yang dilewati. Kemudian ada M. Fahmi Nasrullah. Memiliki peran sebagai pencatat segala pengeluaran akomodasi selama perjalanan. Ada juga Zukhrufi Dien Muhammad, ditugasi mencatat rute yang dilalui, titik-titik krusial yang memerlukan perhatian khusus dan beberapa hal lainnya yang diperlukan selama perjalanan.

Sekitar pukul 15.10 rombongan menapak di Masjid Atta’awun. Karena waktu sholat Ashar belum masuk, kami memutuskan untuk mampir terlebih dahulu di warung yang terdapat disekitaran parkir masjid. Dua minuman dan makanan wajib peserta LDK 2 sudah menunggu kami. Tanpa menunggu lama waktu pesanan sudah berada di tangan. Hangatnya sekoteng mengebul pada saat sendok mulai mengaduk mangkok khas menuman ini. “Sruuuuuuuup, wah nikmat dan hangatnya, berasa sampai ke lambung.” Kata ananda Shahabi yang sangat bersemangat menhadapi jamuan ini.

Di sebelahan tempat kami duduk, sebaris jagung manis sedang dibakar. Wanginya semakin menggoda untuk segera menyatap makanan ini. “Mmmmmmmmm, wanginya menggoda selera. Dari wanginya sudah terbayang sedapnya,” ujar Ananda Rufi saat mencium wanginya jagung bakar.

Selesai menikmati sekoteng dan jangung bakar rombongan beranjak ke masjid. “Brrrrrrrrr….dingin tapi nyes segernya. Berasa terapi yang sangat luar biasa. Rasa lelah terbayar sudah dengan segernya air di Masjid Atta’awun. Masyaa Allah.” Ungkapan perasaan ananda Rufi saat air menyentuh kulit.

Hawa yang dingin membwa badan khusuk menunaikan Sholat Ashar. Alhamdulillah. Seselesainya rombongan menuntaskan semua keperluan di masjid, langkah kaki dimulai untuk melanjutkan perjalanan menuju pertigaan Kota Bunga. Angkot menjadi pilihan rombongan untuk menuju pertigaan. Sekitar pukul 16.00 rombongan tiba di pertigaan.

Menunggu cukup lama di pelataran sebuah perbelanjaan, nampak wajah-wajah lelah tapi tetap semangat untuk segera menuntaskan perjalanan menuju desa Cikancana Cianjur. Sekitar pukul 17. 25 mobil pick up menghapiri kami. Senyuman manis terjulur dari wajah-wajah yang tetap sabar menunggu jemputan. Serentak semua menaiki mobil, wajah-wajah ceria ananda menggambarkan semangat perjuangan dari generasi penerus ini.

Iringan jingga di sudut sore ikut menghantar pejalanan rombongan menuju lokasi. Kerlap-kerlip lampu yang mulai menghiasi deretan pertokoan di sepanjang jalan seakan memberikan sugesti pada rombongan agar tetap menjaga ritme perjuangan. Gelap mulai membungkus jalanan yang ditembus oleh lampu mobil. Malam yang kian gelap membimbing langkah dan semangat rombongan agar segera sampai di tujuan.

[@W]