PROGRAM SHARING DAN LAYANAN KONSULTASI
Melewati Satu Tahun Pandemi, Pusat dan Cabang Tetap Kompak
Penulis: Eko Agung Cahyono
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau lazim disebut belajar online adalah proses yang tidak mudah dijalankan, terlebih dengan berharap hasil belajar secara optimal. Banyak faktor yang menyebabkan moda belajar tersebut tidak bisa optimal, diantaranya adalah perangkat gadget dan kemudahan akses jaringan internet, baik bagi guru maupun siswa.
Bagi yang terpenuhi perangkat dan jaringan pun juga tidak menjamin kegiatan belajar-mengajar juga berjalan optimal. Kita sering mendapatkan cerita dari para orang tua selama belajar online anak-anak nge-Zoom atau mengerjakan tugas sambil ‘nyambi’ aktifitas lain. Main game-kah, aktif di sosmed-kah, tidur-tiduran-kah atau nonton youtube atau berbagai aktifitas kreasi dari para siswa, terlebih mereka yang sudah bosan dengan belajar daring.
Menjadi tantangan memang, karena disinilah guru lebih dituntut lebih kreatif dengan peraga yang menarik. Pun demikian dengan orang tua, tentu peran orang tua dalam mendampingi siswa belajar mutlak sangat dibutuhkan karena tidak semua siswa bisa dilepas belajar secara mandiri. Bagaimana dengan kedua orang tua yang dituntut bekerja sehingga tidak bisa mendampingi para anandas? Inilah yang kami sebut sebelumnya bahwa PJJ tidaklah mudah dijalankan untuk hasil yang optimal.
Bagi Insantama, berbagai kendala pembelajaran moda PJJ atau daring pun telah dialami. Selain beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya, faktor lain seperti durasi belajar online, frekuensi tugas mandiri, perbedaan kreatifitas guru yang berdampak pada daya tarik peraga dan metode, hingga kesulitan orang tua berkaitan dengan komitmen biaya sekolah.
Alhamdulillah wa biidznillah, semua kendala tersebut bisa diatasi dengan baik. Bagaimanapun kendala di masa musibah, proses pembelajaran harus terus berlangsung. “KBM Lancar Berkualitas, Memberikan Layanan Total Tanpa Kompromi” tak sekedar hanya kredo, tapi itu merupakan bagian dari standar mutu yang berlaku di Insantama. Demi menjaga amanah yang tak hanya berdampak duniawiyah, namun juga ukhrawiyah.
Demikian pula kami pun memastikan, bahwa proses belajar dan layanan tetap berjalan sebaik mungkin, juga berlaku di seluruh cabang Insantama. Maka sejak bulan Februari hingga April 2021, Insantama (pusat) menyelenggarakan Program Sharing dan Layanan Konsultasi KBM, khususnya untuk unit SD di seluruh cabang.
Dari 21 cabang, telah terlaksana program layanan tersebut untuk 18 cabang SD. Peserta program ini adalah para kepala sekolah dan para wakilnya (manajemen sekolah). Dan untuk beberapa sekolah mengikutsertakan para guru, terutama cabang yang baru berusia dua atau tiga tahun masa operasi.
Program ini dimaksudkan untuk menguatkan komunikasi antar Pusat-Cabang, terutama untuk menjaring permasalahan utama yang berkaitan dengan mutu pembelajaran di masa pandemi.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, adalah pepatah yang tepat setelah kami merangkum kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah cabang selama satu tahun lebih melakukan proses belajar di masa pandemi. Apa yang dialami oleh pusat juga dialami oleh cabang.
Bahkan kami juga sedikit-banyak menyerap informasi dan belajar dari sekolah cabang, karena di beberapa daerah telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), sedangkan di pusat belum dilaksanakan. Hal tersebut terjadi sebagai dampak dari kondisi penyebaran COVID -19 yang berbeda di setiap wilayah Indonesia dan kebijakan pemerintah kota setempat.
Kegiatan layanan diberikan kepada cabang dengan pola tanya-jawab dan diskusi. Meski dilakukan secara jarak jauh alias online, namun suasana ‘curhat’ dari rekan-rekan manajemen sekolah cabang mengalir hingga tak terasa menghabiskan waktu rata-rata selama dua jam dalam sekali tatap muka. Dan satu tatap muka hanya diberikan kepada satu cabang.
Sebagai narasumber sekaligus moderator setiap tatap muka adalah Manajer Cabang, Pak Agung. “Jadi teman-teman silakan menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses KBM, insya Allah yang bisa saya jawab maka langsung dijawab, tapi yang tidak bisa saya jawab maka PR buat saya.” Kata Pak Agung di setiap awal diskusi.
Dan asiknya, layanan jarak jauh itu tidak terpaku menggunakan room Zoom saja, kadang menggunakan aplikasi Google Meet, ada juga yang menggunakan Mesenger dan juga video call Whatsap. Berbagai wasilah aplikasi dipakai sesuai kebutuhan dan kebiasaan di cabang.
“Kami senang adanya fasilitasi program ini, justru ini yang kami tunggu-tunggu…”, demikian kesan beberapa kepala sekolah saat mereka berkesempatan memulai diskusi di setiap pertemuan online.
Tak cukup layanan konsultasi pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan para manajemen sekolah, di tingkat yayasan-pun juga dilangsungkan layanan konsultasi dengan tema pembicaraan yang lebih luas dan pokok. Melalui fasilitasi Bapak Imam Bukhairi (Deputi Senior Direktur Pelaksana SIT Insantama) para pengurus cabang bisa berkonsultasi langsung dengan Ketua Yayasan Insantama Cendekia, Bapak M. Ismail Yusanto.
Selama pandemi dan karena kemudahan pertemuan jarak jauh, frekuensi layanan kepada pengurus yayasan di setiap daerah meningkat dibandingkan sebelum pandemi. Bahkan waktu diskusipun sering lebih dari dua jam, bahkan hingga larut malam. Konsolidasi dan sinergi ini dilakukan semata karena penjagaan amanah dan demi pendidikan yang lebih baik.
“… dan (bagi) orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan dan menegakkan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan jalan musyawarah antara mereka…” (TQS. Asy Syuura:38)[]