Mabit: Menyiapkan Anak Bertaqwa Kini dan Nanti

-

Assalamu’alaikum Ustadz Ustadzah
Kami memohon izin bertamu
Kami di sini ingin menimba Ilmu
Taat dan takzim kepada guru
Kami ingin dekat dengan al-Qur’an

Lagu nasyid ini menggema di Pesantren Tahfidz Nurul Jannah Bogor, 12-13 November 2024. Saat itu murid kelas 3 SDIT Insantama Bogor mengadakan Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) dengan berbagai keseruan acaranya. Tema yang diangkat adalah: Generasi Beriman, Bertaqwa dan Mandiri untuk Masa Depan Gemilang.

“Bunda, nanti kelas 3 mau Mabit di tempat hantu loh. Kayaknya seru,” celoteh seorang anak kepada bundanya.

“Mamah, ana gak mau ikut Mabit. Ana takut ada hantunya pas Mabit,” ujar seorang siswa akhwat kelas 3. Bundanya menjelaskan dengan bahasa sederhana. Mengambil ponsel mengetikkan kata merk pupuk Jimmy Hantu. Ananda langsung tersenyum dan berujar, “Oh itu merk pupuk tanaman ya mah.”

Semangat Mabit mulai ditumbuhkan kepada siswa kelas 3. Sebulan sebelumnya ananda berlatih lagu penyambutan pesantren. Melalui kegiatan Mabit ini, besar harapan sekolah agar mampu membentuk pribadi muslim yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan mandiri. Dalam kegiatan Mabit, siswa melaksanakan shalat berjamaah dan membaca al-Qur’an bersama dengan santri di masjid. Siswa juga memberikan kultum setiap selesai shalat fardu. Ananda belajar berani naik ke podium dengan jamaah teman sekolah dan kakak santri di sana.

Di tempat Mabit, ananda melihat beragam tanaman seperti cabe, buah naga, kopi, dan aneka sayuran. Sejauh mata memandang penuh dengan hamparan hijaunya tanaman. Mata juga dimanjakan dengan puluhan ayam kalkun dengan keunikan suaranya.  Di sudut kebun terdapat kandang hewan ternak. Siswa juga memberi makan rumput untuk kuda dan sapi.

Siang harinya, semangkok soto ayam dan tempe goreng disantap selagi hangat. Rasanya nikmat tak terkira. Sebuah rokal (roti kalkun) disajikan untuk kami. Roti yang terbuat dari telur ayam kalkun dengan rasanya yang lembut langsung meluncur mengisi lambung. Alhamdulillah.

Tak lupa, owner JHF (Jimmy Hantu Fondation) muncul juga. Beliau menjelaskan tentang “Siapakah aku di masa depan?”. Masya Allah disajikan dengan bahasa anak-anak, semangat beliau menular dengan cepat. Beliau menjelaskan bahwa jadilah anak yang sholih di masa depan, yang taat kepada Allah, Rasul, dan gurunya agar kelak masuk surga.

Kegiatan malam hari diisi dengan api unggun yang menyala begitu besar.

“Bu, apinya besar sekali. Apakah neraka lebih panas lagi?” celetuk seorang siswa. Masya Allah, hatinya selalu terikat dengan ketaatan kepada Allah. Siswa bersemangat mengelilinginya untuk menghangatkan badan sembari mendengarkan tausiyah. Berdiri lama pun tak terasa hingga di akhir kegiatan diberi hadiah semongkok bakso penghangat badan di tengah rintikan hujan kecil.

Ananda juga diingatkan dengan keadaan orang tua di rumah. Dibangkitkan kerinduannya. Dengan kemahiran guru dalam mengaduk perasaan ananda, dalam sekejap semua ananda menangis sesunggukkan, teringat dengan jasa dan kebaikan orang tua. Tangisan semakin pecah dan bergema membuat suasana sedih dan haru. Ananda pun diminta untuk menuliskan kata-kata cinta untuk orang tua. Masya Allah.

Kepulangan ananda disambut dengan hangat orang tua. Sujud Syukur dilakukan oleh semua peserta Mabit di lapangan secara serentak. Senandung lagu nasyid kembali digemakan, yang membuat puluhan ayah dan bunda berderai air mata. Alhamdulillah, kegiatan Mabit usai, dan ananda kembali bersama orang tua masing-masing.