Insantama Special Moment SMP-SMA: Haru dan Bangga yang Berwujud

-

Insantama Special Moment SMP-SMA: Haru dan Bangga yang Berwujud

Penulis: Cut Putri Cory

Satu per satu para siswa dipanggil sembari dibacakan moto hidupnya yang menginspirasi. Mereka bergantian naik ke panggung untuk menerima medali kelulusan.

Dikalungkan medali kebanggaan itu, disebutkan pula nama kedua orang tuanya. Sungguh haru suasana dan atmosfer kelegaan pun terpancar dari senyuman wisudawan dalam agenda Insantama Special Moment SMP dan SMA, Kamis (23/6/2022) Braja Mustika Convention Centre.

“Saya sampai menangis, terharu,” ujar seorang ibu yang menyaksikan saat para wisudawan mendatangi orang tuanya untuk memberikan sekuntum bunga.

Hadir dalam agenda itu, Ustaz Ismail Yusanto, beliau memotivasi dan mengingatkan para wisudawan untuk menyadari bahwa kelulusan bukanlah satu langkah akhir, “Ada penambahan semangat belajar, penambahan semangat ibadah. Tetap semangat,” ujarnya.

Ustaz Ismail juga menyampaikan komitmen Insantama untuk menerima dan mendidik bagaimanapun kondisi ananda, sembari beliau memanggil dua siswa istimewa yang berhasil lulus. Keduanya, meskipun dalam pandangan manusia kebanyakan memiliki kekurangan dan keterbelakangan, tapi Insantama berhasil membersamai tumbuh kembang keduanya sampai benar-benar menyelesaikan pendidikannya.

Ustaz Rahmat Kurnia pun turut memberi wejangan, “Taat, rida, berkah,” ujarnya sambil mengutip hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa mati dalam ketaatan kepada Allah lebih baik daripada hidup dalam kemaksiatan. “Jadi kita harus taat sepanjang hidup kita. janganlah antum melupakan taat, kapanpun, dimanapun,” sambungnya.

Dia menjelaskan, berkah didapatkan karena rida Allah, rida Allah didapatkan karena taat. Secara spesifik, rida Allah ada dalam rida orang tua, dan murka Allah ada dalam kemurkaan orang tua. Jadi, supaya kita mendapatkan rida Allah, taatlah kepada orang tua.

Oleh karena itu, tambahnya, jangan lupa di manapun antum melanjutkan pendidikan nanti, berbaktilah kepada kedua orang tua.

“Jangan pernah bikin menangis hati ayah dan ibu kalian. Jangan pernah bertemu dengan ayah dan ibu kalian kecuali kalian membahagiakannya. Jangan pernah kalian mengirim WhatsApp, SMS, telfon, videocall, kecuali setelah antum menghubungi mereka maka orang tua antum bertambah rida kepada antum. Kesuksesan antum akan membawa keberkahan, salah satu tanda bahwa antum menjadi pemuda yang berkah adalah antum menjadi pembawa kebaikan yang hatinya terpaut dengan ‘langit’, hatinya terikat dengan Allah SWT,” tutupnya.

Terasa spesial memang, acara yang menjadi satu anak tangga bagi seluruh siswa siswi SMP dan SMA Insantama ini sungguh bukanlah sekadar seremonial, seperti membujuk ananda saat pertama kali menginjak kaki di Insantama. Seluruh orang tua sungguh mampu merasakan perubahan yang signifikan dialami generasinya, terdidik dengan budaya struktural di sekolah, budaya taat, semangat, bergerak cepat, produktif mencintai ilmu dan ahli ilmu.

Tak hanya orang tua, guru-guru pun merasakan harunya perpisahan. Bertahun-tahun bersama, melalui lembar demi lembar proses yang mendewasakan dan menghebatkan. Biarlah apa yang tertoreh menjadi jariyah di sisi Allah, dan keridaan mereka menjadi sebab bagi kemudahan dan kesuksesan seluruh ananda sepanjang hidupnya. Insya Allah.[]