Kerelaan, Ketaatan dan Kemuliaan Ismail AS adalah Cita-cita Para Guru dan Orang Tua
Penulis: Cut Putri Cory
“Wujudkan Generasi Ismail AS, Generasi Taqwa Cinta Syariat” adalah tema dari agenda penting kurban untuk pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Islam Terpadu Insantama Bogor, Senin (11/7/2022). Kenapa momen ini menjadi penting? Dan apa kaitannya dengan pendidikan?
Kurban adalah syariat Allah bagi seluruh Muslimin, hal ini juga merupakan wujud kepedulian Islam terhadap sesama. Dalam momentum berkurban, seluruh umat Islam tak hanya belajar tentang ketaatan dalam pengorbanan Nabiyullah Ibrahim AS dan Nabiyullah Ismail AS, adalah juga tentang indah dan nikmatnya ukhuwah Islamiyah dalam aktivitas berbagi berkah hewan kurban.
Tak semua orang bisa makan daging, sebagaimana hari ini kehidupan terasa semakin sulit karena harga bahan pokok terus merangkak naik. Namun melalui syariat kurban, kita semua merelakan bahwa gizi protein dan segala kebaikan dalam daging kurban biarlah dirasakan juga oleh seluruh muslimin, tanpa memandang status, tak lagi mempertimbangkan kaya atau miskin, semuanya sama dalam merasakan keberkahan daging kurban.
Selain itu, aspek yang paling strategis dari penyelenggaraan kurban untuk pendidikan adalah kesadaran bahwasanya syariat kurban sangat berperan strategis dalam proses pendidikan. Bukankah Ismail AS adalah contoh generasi yang “taat tanpa tapi” merupakan idaman seluruh orang tua? Apalagi di tengah dekadensi moral dan minimnya adab yang marak.
Kerelaan Ismail AS adalah cita-cita kita, agar generasi yang terdidik hari ini oleh SIT Insantama adalah juga merupakan generasi yang rela. Secara sadar merelakan hidupnya untuk taat dan menghamba semata hanya kepada Allah, menjadi berkah bagi kedua orang tua, dan seluruh manusia.
Ketaatan Ismail AS adalah cita-cita kita, agar generasi yang kita tempa di SIT Insantama sejak berdirinya lembaga pendidkan ini sampai seterusnya merupakan generasi yang taatnya mengalahkan hawa nafsunya. Yang prioritas hidupnya adalah Allah dan Rasul-Nya, yang menjadikan taqwa sebagai manifestasi dari iman yang produktif, terwujud dari proses pendidikan di rumah dan di sekolah.
Kemuliaan Ismail AS adalah harapan seluruh guru, agar semua ilmu yang diberikan menjadi pengorbanan penuh keberkahan sehingga semua murid terdidik dengan ilmu yang memuliakannya di dunia dan akhirat. Tumbuh besar mereka seperti bunga yang mekar harum mewangi, menjadi rahmat bagi semesta dan keberuntungan besar bagi kedua orang tuanya. Taat terhadap seluruh syariat Allah dan menjadi para pejuang ketaatan kolektif dalam syariat yang menyemesta.[]