Meronce Mutiara Hikmah di Momen Ikrar Kebulatan Tekat Guru Insantama
Penulis: Irfah Zaidah
“Acara ini dilaksanakan untuk membangun semangat, membangun kesamaan komitmen untuk menyongsong era baru BdS (Belajar di Sekolah). ….. Pendidikan itu dalam prosesnya membutuhkan ‘Personal Touch’; diperlukan sentuhan, tatapan mata, tepukan/elusan, interaksi antara guru dan murid. Oleh karena itu kita sambut ‘Era Baru; Belajar di Sekolah’ start 18 Juli 2022. Semuanya harus hadir offline, siap ?
Nasta’id! -We are ready!-Kita siap!. Allahu Akbar !” (Ustadz M. Ismail Yusanto, Ketua Yayasan Insantama Cendekia).
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna ….”
Penggalan hadits yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah tersebut di atas, adalah kalimat thayibah yang paling pantas diucapkan untuk ‘meluapkan’ rasa syukur dan suka cita civitas academica of Insantama, atas segala nikmat yang telah Allah Swt karuniakan hingga hari ini. ‘Extraordinary’ itu sebuah kata yang relevan untuk mengekspresikan suasana area bawah Sky Bridge Insantama yang sedang ‘didandani’ bak pengantin (Selasa, 5/7/2022).
Sky Bridge yang bertengger megah di tengah-tengah kampus SIT Insantama dan membelah area Plaza Insantama, pagi hari itu (08.30-11.00 WIB) “disulap” menjadi sebuah ‘convention centre’ lengkap dengan panggungnya dan kursi-kursi yang tertata rapi menghadap ke panggung. Aneka tanaman hias pun menambah kesan asri, di sekeliling panggung.
Digagas oleh Yayasan Insantama Cendekia, acara ini diharapkan sebagai tonggak titik balik bagi guru-guru Insantama; yang akibat pandemi mau tak mau melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) secara BdR (Belajar di Rumah atau online), moment ini sebagai penanda peralihan ke BdS (Belajar di Sekolah).
Pada kesempatan ini, terlihat wajah-wajah sumringah para guru SIT Insantama baik itu dari unit SDIT, SMPIT, SMAIT, maupun IBS Insantama. Semuanya meluapkan kebahagiaan bertemu sesama guru lintas unit dalam ikatan ukhuwah Islamiyah yang kental, saling senyum, salam, sapa, canda dan tak lupa semuanya bersiap diri untuk menyimak wejangan demi wejangan dari bapak-bapak yayasan serta ibu-ibu RnD.
Tibalah saat ustadz Ismail (demikian sapaan untuk ustadz M. Ismail.Yusanto) memberikan wejangan dengan refresh tentang esensi pendidikan; “Pendidikan itu adalah proses mengolah in put menjadi out put, (di Insantama) proses tersebut ditunjang dengan 6i; guru mumpuni, karyawan berdedikasi, sistem tertata rapi, sarana memadai, dana mencukupi, didukung oleh relasi terkini”. Mantap! unsur-unsur 6i yang dirumuskan oleh ‘founding father’ Insantama dan dipaparkan oleh ustadz Ismail ini.
Dalam melaksanakan proses itu, ada nilai-nilai yang mengarahkan perjalanan proses tersebut sehingga nantinya menghasilkan out put sebagaimana yang ditargetkan dan diharapkan sesuai yang dicanangkan oleh ‘founding father’ Insantama “Hal inilah yang disebut sebagai ‘Value Driven Process’ (VDP). VDP di Insantama adalah ‘Sikap Amanah’ ” tegas ustadz Ismail.
VDP berupa sikap amanah ini harus diwujudkan, terutama oleh para guru SIT Insantama, karena guru merupakan ‘front liner’ yang posisinya berada di garda terdepan dalam proses pendidikan, penentu suksesnya perjalanan proses dan teraihnya target pendidikan.
SIT Insantama mengedepankan kualitas (quality) baik proses maupun hasil pendidikan, bukan melulu harga/materi (price).
VDP ‘Sikap Amanah’ inilah yang merupakan ‘rahasia’ nya; Mengapa meskipun “dihantam” pandemi, SIT Insantama tetap bisa eksis bahkan ‘repeat order‘ nya melejit. Sebagai contoh unit SDIT Insantama, bi’idznillah fa insyaa Allah dipercaya oleh masyarakat untuk mengampu 6 kelas di tahun ajaran baru ini (TA 2022/2023). Hal itu, sebagai bukti bahwa atas izin Allah Swt, para guru mampu bersikap amanah “Karena dengan bersikap amanah, kita bisa menghadapi kendala, hambatan dan tantangan apa pun. Hadapi atau hindari ?!” tanya ustadz Ismail di hadapan para guru. “Hadapi !” tegas para guru, dengan pekikan suara yang power full. Masyaa Allah, tabarakallah. Alhamdulillah.
Mengingat sangat pentingnya VDP ‘Sikap Amanah’ ini ustadz Ismail mewanti-wanti “Kita harus saling mendoakan agar bisa melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Demi melahirkan generasi yang menegakkan izzul Islam wal muslimin“.
Jelang pembacaan doa penutup, ikrar diucapkan secara lantang, kompak, serentak dan penuh semangat; Ikrar Kebulatan Tekat Guru Insantama bertajuk ‘Menyongsong Era Baru Belajar di Sekolah (BdS)’.
Ikrar guru SIT Insantama, terdengar lantang, kompak, serentak dan bersemangat diucapkan tak kurang dari 180 guru, yang terdiri dari 78 guru ikhwan dan 102 guru akhwat. Dipimpin oleh “The Legend of Insantama” Pak Nono Hartono. Guru senior, kepala sekolah SDIT Insantama yang pertama. Suara beliau pun menggema ke seluruh penjuru kampus SIT Insantama.
Ringkasnya, ada 3 poin utama yang terkandung di dalam Ikrar tersebut; 1. Menjadi Pendidik Sejati yang taat kepada Allah dan rasul-Nya. 2. Menjadi pendidik sejati yang bersungguh-sungguh melaksanakan amanah. 3. Menjadi Pendidik Sejati yang terus meningkatkan kompetensi diri, dan profesionalitas kerja. “Semoga Allah Swt memudahkan kami mewujudkan ikrar ini” pungkas Pak Nono.[]