Saat mentari sudah condong ke barat, terlihat semburat jingga mulai menawarkan pesona. Garis-garis kuasa Illahi semakin menampakan diri. Sore akan berganti gelapnya malam.
Di tengah riuh rendahnya siswa-siswi yang beranjak untuk pulang ke rumah. Satu persatu langkah kaki mulai berada di lapangan. Lapangan yang biasa digunakan untuk olahraga. Beberapa Bapak Ibu Guru nampak sedang melakukan pemanasan. Memanaskan diri agar siap untuk berlatih panahan.
Panahan termasuk olahraga yang disunnahkan untuk dipelajari. Sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. “Sesungguhnya Allah akan memasukkan tiga orang ke dalam jannah karena satu anak panah, orang yang mengambil dengan tujuan yang baik, orang yang melepaskannya dan orang yang mendapatkannya. Hendaklah kalian memanah dan berkuda, sambil memanah lebih aku suka berkuda.” (HR Tirmidzi). Pedoman utama yang digunakan untuk mempelajari keterampilan memanah.
Bagaimana dengan Panahan Insantama (Panatama)? “Olahraga, rasa dan jiwa dalam suasana tawadhu’, disiplin dan semangat keberjama’ahan.” Sebuah pesan murni yang mengalir dari Bapak Eko Agung.
Pesan yang disampaikan mantan Kepala SDIT Insantama dilengkapi oleh Bapak Raden Triana, “Jika target tampak sulit dicapai, jangan rubah targetnya tetapi rubahlah cara mencapainya.”
“Tiga komponen utama dalam memanah adalah busur, anak panah dan target/sasaran. Dua unsur pertama (busur dan anak panah) di bawah kendali kita pemanah. Keep practice, tawadhu’ dan istiqomah. Satu unsur di luar kendali kita yang ini masuk ke ranah taqarrub Ilallah.” Panjang lebar Pak Tri yang juga guru PJOK SMPIT Insantama menjelaskan.
Semua komponen itu, seperti mengayunkan kaki dan tangan untuk beranjak ke suatu tempat. Ayunan kaki dan tangan harus serasi, tidak ada yang mencoba melakukan perlawanan. Nah satu lagi komponen adalah kemampuan berserah diri pada kuasa Allah. Maka target yang dituju akan tercapai secara sukses.
Peserta panahan diambil dari siswa-siswi SMAIT Insantama yang memiliki kemauan menimba ilmu memanah. Diharapkan nantinya seluruh civitas akademika SIT Insantama mengikuti pelatihan panahan.
“Untuk saat ini jadwal latihan, hari Senin sore latihan untuk para pelatih. Hari Selasa sore latihan siswi dan hari Ahad pagi untuk latihan siswa,” ujar Pak Agung yang juga pelatih utama Panatama.
Sayup-sayup dari corong toa masjid terdengar garin yang sedang menyenandungkan sholawat. Seiring itu pula, jingga yang dari tadi menghiasi bibir langit mulai mengubah diri. Ufuk barat sudah semakin gelap, pertanda sebentar lagi Maghrib menjelang. Satu persatu bapak ibu guru mulai merapikan peralatan memanah, kemudian beranjak menuju ke rumah masing-masing untuk segera beristirahat. Langkah kaki pun beranjak ditemani gelap yang kian membisikan malam.