BUKAN SEMINAR PENDIDIKAN BIASA: “Anakku, Aku Teladan Sejatimu”

-

Reportase Kegiatan Seminar FOSIS SDIT Insantama:

BUKAN SEMINAR PENDIDIKAN BIASA: “Anakku, Aku Teladan Sejatimu”

“Jika kita gagal menjadi orangtua, maka kita telah menggagalkan masa depan anak”. Kalimat yang disampaikan Ustadz Iwan Januar di acara Bukan Seminar Pendidikan Biasa itu membuat para hadirin mengernyutkan dahi mereka sebagai pertanda berpikir. Kalimat yang sepertinya menghujam tajam ke dalam sanubari itu pun memaksa diri para hadirin untuk bermuhasabah: “Sudahkah saya menjadi orangtua yang berhasil?”.

Acara yang digagas Fosis SDIT Insantama itu berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 24 Agustus 2019, bertempat di Aula Masjid Al-Mushlihin, Loji, Bogor Barat. Acara yang dihadiri 200 orang lebih itu tidak hanya berasal dari para orangtua siswa saja, tapi juga dihadiri para guru dan masyarakat umum.

Menurut Bu Reta Agustina Widyaningsih, selaku Ketua FOSIS, saat ditanya apa latar belakang diselenggarakan kegiatan ini, beliau mengatakan bahwa kegiatan seminar ini bertujuan untuk: (1) menyatukan tujuan dan persepsi yang sama antara orangtua dan sekolah tentang anak, (2) membantu orangtua agar telibat dan mempengaruhi anaknya di rumah secara positif, (3) menyinergikan peran orangtua di rumah dan guru di sekolah dalam mewujudkan suasana kehidupan yang Islami, (4) mewujudkan sebuah komunitas sekolah yang kondusif dan konstruktif dengan tujuan pendidikan yang berorientasi pada kesuksesan dunia akhirat, dan (5) mempererat jalinan ukhuwah Islamiyah di antara orangtua siswa Sekolah Islam Terpadu Insantama Bogor.

Lebih lanjut, Bu Reta menyampaikan bahwa diambilnya tema “Anakku, Aku Teladan Sejatimu” karena anak adalah amanah bagi orangtua, yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT dan sebagai amanah, maka anak harus dididik sebaik-baiknya dengan Islam. Selain itu, orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak dan oleh karenanya sebagai pendidik utama, orangtua harus menjadi teladan bagi anak dalam kebaikan, karena memang anak itu cenderung meniru dan meneladani.

Ustadz Iwan Januar, S.I.Kom, yang dipercaya menjadi pembicara pada acara seminar tersebut adalah seorang praktisi parenting yang sudah dikenal di Kota Bogor. Tidak hanya itu saja, beliau adalah seorang pemerhati masalah remaja sekaligus juga sebagai trainer pada lembaga Cinta Quran. Dalam menyampaikan materi, beliau mengambil banyak inspirasi dari pengalaman sebagai orangtua yang sudah beliau jalani selama kurang lebih 19 tahun. Dan karenanya, di awal penyampaian materi beliau mengatakan bahwa tidak akan mengajari (karena masih banyak yang hadir yang menjadi orangtua sudah lebih lama), tapi akan sharing saja. Beliau juga menekankan bahwa referensi utama dalam mendidik anak adalah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah Muhammad adalah Role Model yang harus dijadikan sebagai teladan dalam mendidik anak.

Acara seminar berlangsung lancar dan menarik. Pak Ari Susanto, selaku host acara, membuka seminar dengan menanyakan kabar hadirin dengan sapaan yang sudah tidak asing lagi: “Apa kabar Bapak Ibu pada pagi hari ini?” Serentak hadirin pun menjawab, “Alhamdulillah, luar biasa, Allah Akbar, yes!” Jawaban yang senantiasa diucapkan para siswa saat ditanya hal serupa di sekolah. Jawaban yang membawa diri untuk selalu bersemangat mencari ridlo Ilahi. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Quran yang dilantunkan ananda Heka Jafarany Wijaya dan Humaira Ayudiana Putri, keduanya adalah siswa kelas 4. Sejenak, suasana aula masjid Al Mushlihin itu pun menjadi semakin syahdu dan khidmat. Berikutnya adalah penyampaian sambutan yang disampaikan oleh Ibu Reta, selaku ketua Fosis SDIT Insantama, dan diteruskan oleh Bapak Adi Fadjar Nugroho, selaku Kepala SDIT Insantama. Keduanya menyampaikan bahwa acara seminar ini adalah bagian dari kegiatan Insantama untuk senantiasa memberikan pemahaman berkaitan dengan pola pengasuhan anak sehingga akan didapatkan sinergi positif antara pengasuhan di rumah dan di sekolah.

Berikutnya, sesi tampilan yang disuguhkan oleh tim nasyid siswa SMAIT Insantama yang membawakan beberapa lagu, turut memberikan ‘hiburan’ bagi para hadirin. Dilanjutkan dengan penyampaian tim penggalangan dana untuk kegiatan LKMA SMAIT Insantama yang tahun ini akan berangkat ke Mesir, LKMA 2019 Sails to Egypt. Selanjutnya, Bapak Adi Maretnas Harapan, selaku perwakilan Yayasan Insantama Cendekia, memberikan sambutan terakhir. Secara umum beliau menyampaikan tentang pentingnya anak-anak untuk mencintai Allah Swt., Rasulullah Muhammad SAW, dan Al Quran. Insya Allah bila hal tersebut terpenuhi, anak shalih shalihah akan dapat diwujudkan pula. Beliau menambahkan bahwa SIT Insantama berupaya maksimal untuk membimbing dan juga menguatkan para siswanya untuk melakukan hal tersebut. Tidak hanya sekedar kata-kata saja tapi bagaimana hal tersebut terwujud dalam pengaplikasian di kehidupan sehari-hari.

Berikutnya adalah sesi acara yang sudah ditunggu-tunggu, penyampaian materi oleh Ustadz Iwan Januar. Ustadz Iwan membuka dengan menyampaikan kandungan isi Al Quran Surat At Tahrim (66): 6, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …” Berdasar ayat inilah beliau memberikan banyak ilmu, baik bagi bapak maupun ibu, para orangtua yang hadir, untuk senantiasa menjadi orangtua teladan bagi anak-anaknya.

Beliau juga menyampaikan kepada para orangtua untuk selalu waspada terhadap anak-anaknya, karena anak adalah ujian, anak bisa menjadi musuh, anak adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt, serta anak dapat pula membuat orangtua menjadi celaka. Beliau juga menyampaikan bahwa orangtua itu berperan sebagai pengasuh, pendidik, pelindung, sahabat, sekaligus juga sebagai teladan bagi para anak-anaknya. Semuanya disampaikan dengan contoh-contoh yang aplikatif, sehingga memudahkan para orangtua untuk mengaplikasikannya di rumah.

Di pemberian materi pamungkas, Ustadz Iwan mengingatkan pada semua orangtua agar menjadi orangtua yang bisa dipercaya anak, yang kesemuanya bisa terlihat dalam bentuk konsistensi, keselarasan, dan juga keteladanan. Beliau juga mengingatkan agar para orangtua mengerti bagaimana pentingnya keteladanan orangtua bagi anaknya, dengan memahami bahwa orangtua adalah tempat mengoreksi, tempat mengonfirmasi, dan juga sebagai panduan kepribadian bagi anak-anaknya. Dan, sebagai pesan terakhir beliau menyampaikan kata-kata bijak, “Action speaks louder than words”.

Acara dilanjutkan dengan tanya jawab antara hadirin dengan pembicara. Semuanya menyampaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan masalah keseharian anak yang alhamdulillah oleh pembicara dijawab dengan baik dan aplikatif. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.00, pertanda kegiatan seminar harus segera disudahi. Ustadz Muhibuddin selaku pimpinan Boarding School Insantama didaulat untuk memimpin pembacaan do’a. Di akhir pertemuan, Pak Ari Susanto menutup kegiatan seminar dengan mengajak para hadirin bersama-sama membaca do’a penutup majelis. Hadirin terlihat puas dengan mendapatkan ilmu yang siap untuk diaplikasikan di rumah masing-masing.

“Alhamdulillah hari ini mendapatkan ilmu yang sangat penting dan aplikatif, semoga kami bisa menjadi orangtua yang berhasil bagi anak-anak kami”, harap Ibu Erissa Yulindawati yang hadir dalam acara seminar tersebut. Ibu beranak 4 ini merasa bersyukur karena suaminya juga hadir dalam seminar tersebut. “Diperlukan kerjasama yang baik antara suami dan istri dalam membimbing anak-anaknya. Keduanya harus kompak dalam satu pemahaman”, imbuh Ibu Erissa.

Semoga dengan kegiatan seminar ini, semakin banyak orangtua yang tersadarkan bahwa membimbing anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Diperlukan komitmen dan ilmu yang kuat untuk menjadi orangtua yang berhasil, bukan menjadi orangtua yang gagal, karena orangtua yang gagal berarti telah menggagalkan pula masa depan anak-anaknya. Naudzubillahi min dzalik(NH. Tono)