“Malang, Malang, yey!” pekik kontingen Malang yang membahana pada acara penutupan Jambore Insantama Nasional (30/11/24) di Auditorium SIT Insantama Bogor. Pekikan diiringi tepuk tangan yang riuh itu terjadi saat diumumkan bahwa Smart Solar System karya peserta dari Insantama Malang telah menjadi Juara 1 dalam Lomba Inovasi Pendidikan Jambore Nasional Insantama.
Final Lomba Inovasi Pendidikan telah berhasil menyeleksi karya terbaik dari yang terbaik. Final lomba ini dilakukan setelah tahap seleksi awal yang terdiri dari 45 karya. Dari seleksi awal, terdapat 6 peserta yang masuk ke babak final. Final yang diikuti oleh 6 finalis ini berjalan dengan lancar dan mendebarkan. Para peserta berusaha mempresentasikan karya mereka secara maksimal dalam final tersebut. Mereka pun berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan menantang dari para juri. Para peserta serasa sedang berada pada sebuah sidang karya ilmiah.
Selama 30 menit, setiap peserta melakukan presentasi dan tanya jawab dengan juri. Juri dalam lomba ini yaitu Bapak Ir. M. Karebet Widjajakusuma, M.A. sebagai wakil dari Yayasan Insantama Cendekia, dan Bapak Drs. Ahmad Hilman Ingkadijaya, M.M. dari Pengawas Dinas Pendidikan Kota Bogor. Para juri memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memastikan bahwa karya mereka betul-betul karya sendiri atau pengembangan dari karya yang sudah ada, bukan karya hasil plagiasi. Di samping itu, juri memastikan kebermanfaatan karya tersebut dalam pembelajaran. Dalam kesempatan tersebut juga, para juri memberikan masukan, ide, dan ilmu baru bagi para peserta.
Lomba berlangsung selama 4 jam. Dari hasil penilaian juri, Trilogi Smart Solar System telah berhasil mengungguli karya-karya lainnya dalam lomba tersebut. Trilogi Smart Solar System dibuat oleh Bapak Adi Putut Nugroho. Guru kelahiran Pati tahun 1979 ini telah menjadi guru di SDIT Insantama Malang sejak tahun 2017 lalu. Semenjak SMPIT Insantama Malang berdiri, beliau diamanahi menjadi guru sekaligus kepala sekolah di SMPIT tersebut.
Trilogi Smart Solar System, sesuai dengan namanya, merupakan inovasi karya pendidikan yang memadukan 3 jenis media. Karyanya ini diperuntukan bagi pembelajaran siswa kelas 7 SMP pada materi Tata Surya. Bapak Adi Putut Nugroho menjelaskan keunggulan dari karyanya tersebut dalam presentasinya.
“Trilogi Smart Solar sistem terdiri dari 3 media. Pertama, alat peraga pop up berbahan dasar map kertas bekas. Kelebihan alat ini dilengkapi dengan Teknologi RFID. Cara kerjanya, untuk mendapat penjelasan gambar planet apa yang dilihat, maka cukup dengan cara didekatkan ke RFID, maka akan terdengar audio penjelasan planet. Kedua, MPP (Multimedia Pembelajaran Presentasi) Tata Surya. Media presentasi berbasis powerpoint yang fungsi utamanya adalah untuk bahan guru mengajar materi Tata Surya di depan kelas. Siswa cukup menyimak presentasi ini dan mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan guru. Presentasi sangat interaktif dan full animasi sehingga membuat siswa tertarik saat belajar. Ketiga, MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif). Media interaktif berbasis powerpoint yang fungsi utamanya adalah untuk siswa belajar materi Tata Surya secara mandiri. Media ini dilengkapi dengan latihan soal untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa,” jelas Pak Adi.
Latar belakang dibuatnya karya Smart Solar System ini adalah untuk mendekatkan objek yang jauh sebagaimana disampaikan dalam wawancaranya. “Latar belakang dibuat karya ini adalah untuk mendekatkan yang jauh, mengkonkritkan yang abstrak, memudahkan yang susah. Karena Tata Surya adalah objek belajar yang jauh dari anak-anak, maka perlu kreativitas dan inovasi agar belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Solusinya dengan membuat alat peraga berteknologi RFID (Radio Frequency Identification) dikolaborasikan dengan media digital interaktif Smart Solar System berbasis PPT,” ungkap Pak Adi.
Lomba ini pun ini telah memberi kesan bagi para peserta untuk selalu berkarya dan berinovasi untuk kontribusi pada pendidikan. Kesan ini pun sangat dirasakan oleh bapak Adi sebagaimana disampaikan dalam wawancaranya. “Lomba ini sangat bermanfaat untuk guru memacu diri mengembangkan kreativitas & inovasinya dalam mengajar. Karena dengan kreativitas & inovasi, guru bisa memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa-siswinya. Semakin besar ikhtiar yang dikeluarkan, in syaa Allah akan berdampak pada besarnya pahala yang akan didapat,” ungkap Pak Adi.